Bag. 1 - Koala, bangun!

4.2K 354 0
                                    

Pagi hari yang cerah dan wangi. Tunggu- maksudnya wangi? Siapa yang wangi disini? Tentu saja Veranda. Gadis dengan raut muka bosan itu sudah ada di balik pintu rumah Kinal sekarang. Karena Kinal ini hidupnya tinggal di Kost, Veranda terkadang sulit untuk membangunkannya.

"Uh, harus ngeluarin jimat lagi nih"

Lirihnya sambil mengambil kunci duplikatnya di kantong tas rahasia yang Kinal saja tidak tau. Walaupun tau, anak itu tidak akan peduli dengan apa yang Veranda lakukan.

"Astaga.. T-Tidur?!"

Veranda yang mulai memasuki kamar perempuan jorok itu seketika membulatkan mata tidak percaya. Sahabatnya yang super super cerewet itu masih terlelap dalam tidurnya yang bahagia. Tapi hari ini senin dan tidak boleh ada kata telat bagi Veranda.

"Nal.. Kinal! Bangun!"

Yah, jika sudah marah seperti ini- Veranda tidak bisa menahan emosinya. Dia mengambil guling Kinal lalu memukulkannya perlahan dan tiba-tiba menjadi sangat keras sehingga membuat koala satu itu terbangun.

"Waduhhh ampun! Ampun! Please jadi Bidadari aja.. Jangan Malaikat- Malaikat pencabut nyawa..!"

Seru Kinal mengaduh kesakitan lalu menahan serangan kemarahan dari Veranda dan mulai berdiri menatap gadis itu. Veranda yang wajahnya menjadi merah akibat kesal itu tidak mempedulikan celotehan perempuan berambut pendek yang mengejek tentang dirinya itu.

"Ngapain sihhh!"

"Masih tanya ngapain?! Sekolah tau! Hari ini kan upacara.."

"Maksudnya- kok Ve bisa masuk ke Kost ini sih?"

"Kepo, cepetan mandi atau aku pergi sekarang!"

Tanpa aba-aba lain, otak Kinal sudah mengisyaratkan kakinya untuk berlari meninggalkan perempuan yang sedang menjadi iblis hari itu. Kinal berusaha untuk cepat mandi agar tidak di musuhi sahabat baiknya tersebut.

*SKIP*

"Pulang sekolah aku ke Kost kamu dulu ya. Papa gak bisa jemput langsung, nanti malem mungkin baru bisa"

Di tengah perjalanan menuju sekolah yang hening, Veranda membuka percakapan karena mengerti Kinal akan canggung padanya akibat kekasarannya pagi itu. Dengan manyunan mulut tanda paham, Kinal menghembuskan nafas dengan sulitnya tanpa menoleh ke arah gadis yang hanya mengepang rambutnya sekarang itu.

"Huh, okay"
"Kenapa? Kayak lagi kepikiran gitu"

Sahut Veranda saat setelah menunggu gadis yang sedari tadi menunduk yang akhirnya menjawab pertanyaannya. Kinal terlihat menggumam dan melirik bosan Veranda yang menampakan kekhawatiran.

"Iya aku kepikiran. Gimana caranya kamu masuk Kost-ku. Kan aku kunci"

Kinal memanyunkan mulut lagi. Itu artinya gadis berambut pendek itu benar-benar sangat bingung sekarang. Dan hal tersebut tidak berarti untuk Veranda yang padahal sudah berhenti naik darahnya dan sekarang Kinal malah membahas kembali kejadian membosankan itu.

"Berhenti bicara atau aku yang diam selamanya!"

Cetus Veranda marah dan kini ia pergi meninggalkan gadis yang melipatkan tangan di atas kepalanya tersebut. Menyadari kepergian temannya, Kinal melepas lipatan tangan sambil mengerutkan dahi heran.

"Apa salahnya diriku ini.."

Upacara berlangsung setelah Kinal menaruh tasnya di bangku kelas. Sayangnya kali ini ia tidak satu kelas dengan Veranda. Padahal sudah 10 tahun berturut-turut dia dengan gadis itu duduk bersebelahan. Mungkin karena acakan di SMA-nya itu membuat mereka tidak bisa saling bertemu satu sama lain.

"Btw, sebentar lagi ada MOS loh"
"Beneran? Cepet banget dah"
"Nunggu banget deh kayaknya! Haha"

Celotehan murid-murid setelah upacara selesai membuat gendang telinga Nyonya Veranda itu sakit. Yah, bukan karena suara mereka yang terlalu keras. Hanya saja gadis titisan bidadari itu tidak suka ada orang yang menggosip di sekitarnya.

"Veeeeee!"

Dan sekarang malah ada suara seseorang yang mungkin bisa memecahkan gendang telinga Veranda dengan aslinya! Dia adalah Kinal yang tergesa-gesa menemui Veranda. Gadis yang sedikit kesal itu melirik ke ambang pintu dan melihat wujud Kinal yang kelelahan akibat berlari itu. Veranda terkejut lalu menemuinya.

"Kenapa? Hah? Kamu ngapain disini?"

Veranda memberi minuman botol pada perempuan yang sudah mengeluarkan seragamnya itu padahal baru saja sampai sekolah. Kinal menolak sambil mengatur nafasnya.

"Ini-- buku Bahasa Indonesia kamu ketinggalan di Kost-ku. Hari ini ada pelajarannya 'kan? Aku udah ngerjain PR-nya kok. Jadi tenang aja"

Veranda menoleh melihat buku tugas Bahasa Indonesia-nya yang memang kebetulan hilang beberapa hari lalu. Dan bodohnya ia tidak menanyakan hal itu pada Kinal. Bidadari bumi itu mencoba mengecek jawaban Kinal dan sepertinya meyakinkan dan tidak seperti biasanya. Yang 'seperti biasanya' emang kayak apa?

"Yaudah makasih ya, Nal. Lain kali ingetin aku jauh-jauh hari. Biar kamu gak repot-repot ngerjain ini, oke?"
"Tau aja kalau aku kerepotan, hehe. Ini aku juga mau makasih udah bangunin aku pagi ini"

Kinal tersenyum ragu sambil menggaruk-garuk tengkuknya melihat Veranda yang tertawa manis melihat teman yang sebenarnya seperti peliharaannya sendiri itu. Veranda mengusap pelan rambut Kinal sambil tersenyum.

"Sebenarnya aku masuk Kost kamu pake kunci duplikat. Udah ya, tuh guru kelasku udah mau masuk"

Kinal mengangguk canggung lalu berlari menuruni tangga tak lupa menyapa guru kelas Veranda. Setidaknya pikirannya lumayan melihat senyum Veranda hari ini. Ya, gadis itu akhirnya menjawab kegelisahan dirinya sedari tadi pagi.

Kepada pembaca yang baik, mohon tekan bintang untuk mendukung cerita ini🌟

*****

"Ve, mau ke kantin bareng gak?"

Bel istirahat sudah berbunyi dan tiba saatnya para murid menghambur menuju tempat meditasi perut mereka. Dimana lagi kalau bukan kantin. Veranda yang habis berkemas itu tiba-tiba dikagetkan dengan teman sekelasnya yang seingat dia bernama Shinta Naomi tersebut. Veranda menghela nafas tidak tertarik kepadanya.

"Maaf ya-"
"Veeee!!!"
"Jemputan aku dah dateng tuh"

Sambung Veranda sambil melontarkan senyum termanisnya kepada teman sekelasnya itu. Naomi menoleh melihat Kinal yang sudah seperti anak tidak berpendidikan saja mengeluarkan semua seragamnya.

"Ada apa sih?"
"Oh, nggak. Cuman tadi ada yang nanya kamar mandi bentar"
"Kamar mandi? Kan dia udah 2 tahun disini.. Masa lupa?"

Veranda menggandeng kuat Kinal untuk berhenti mengoceh dan memilih untuk bergegas ke kantin. Di kejauhan, Naomi menggumam. Lagi-lagi Kinal.

Tbc💕

Gimana part kali ini? Semoga paham ya👌 voment please untuk mendukung cerita ini!😘

Sick LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang