Bag. 7, Namaku Yona

1.8K 165 0
                                    

Namaku Viviyona Apriani. Sering di panggil Yona yang galak dengan beberapa orang. Aku berada di kelas A. Yang artinya tempat para murid dengan kepintaran luar biasa yang sangat populer di sekolahku tersebut. Aku tidak pernah memandang semuanya soal IQ. Semua orang sangat baik padaku, tak terkecuali para lelaki yang banyak tertarik denganku.

Aku memiliki teman dekat yang bernama Della Delila. Ia adalah perempuan yang sangat cantik menurutku. Tetapi di balik penampilannya itu, ia menyembunyikan sikap yang menyebalkan. Ya, benar-benar menyebalkan. Della sering sekali marah, sedih, gembira dan beberapa perasaan yang tak jelas ia lontarkan padaku. Aku tak sepenuhnya mengerti cerita yang ia selalu dendangkan.

Suatu hari, sahabat yang sering memarahiku dengan sebutan teman tak berguna itu bercerita. Iya. Dia sering sekali menganggapku tak berguna karena tidak mau merespon apa yang ia ceritakan padaku. Della bercerita tentang seorang perempuan yang tak kalah famous dengan para murid kelas A. Namanya Jessica Veranda. Aku awalnya tidak tertarik dengan cerita yang seperti dongeng sebelum tidur itu.

"Tau gak, Yon. Cewek itu beberapa kali menangin olimpiade yang di selenggarain sekolah tiap tahunnya"

"Hah? Olimpiade sekolah? Ohhh.. ternyata gadis tinggi itu ya. Kayaknya pernah liat sih"

"Yaiyalah. Orang dia ikutan terus kok. Kabarnya, dia itu cantikkkkkkkk banget ngalahin gue"

"Heh. Males kalo dengernya gak penting kayak gini"

"Ehhh bentarrrr! Belum selesai nih. Perempuan itu selain cantik, pintar, juga banyak di deketin cowok. Anehnya, dia itu kayak gak bisa jatuh cinta sama cowok. Entahlah.. aku ga ngerti kenapa ada manusia kayak gitu. Denger-denger nih ya, dia punya temen cewek yang super duper nyebelin karena kebandelannya udah di kenal sama guru-guru"

Della bercerita panjang lebar tentang gadis bernama Veranda kepadaku. Seperti yang aku ucapkan di awal tadi. Aku sebenarnya tidak tertarik dengan cerita membosankan yang aku tidak tau dimana hal unik yang sahabatku ceritakan tersebut. Hingga akhirnya aku tiba-tiba berpikir sejenak tentangnya. Ia memiliki sifat yang sama persis sepertiku. Yang membedakan adalah sikapnya yang dingin sangat bertolak belakang denganku.

Setelah Della memperlihatkan wajah perempuan bernama Veranda itu, sesekali aku berpapasan dengannya di kantin. Ia sering sekali menggandeng perempuan dengan rambut pendek yang suka mengeluarkan baju dan nampak seperti anak yang sangat nakal. Sekali dua kali aku melihat mereka bersama. Tertawa, bercanda, dan saling menggoda.

Pikirku, gadis bernama Veranda itu memang sangat aneh. Ia bisa memiliki teman yang ku dengar berada di kelas F dan itu berada di seberang kelasnya, yakni B. Aku juga kadang menanyakan soal sifat teman perempuan yang katanya cantik dan pintar itu kepada Della. Della menjelaskan kalau tidak ada hal terkait apa pun soal gosip yang menyebar tentangnya. Hingga suatu ketika..

"Dahhhhhhh, Ve! Nanti pulang sekolah aku jemput ya!!"

"Aduh-"

"Eh? Waduh. Maaf ya. Ah, pasti itu sakit. Sini aku bantuin"

"Eng.. eh. Gak usah makasih. Hati-hati ya"

"Haha. Maaf ya, tadi gak fokus soalnya. Kan kasian baju kamu jadi kotor gitu"

"Ngga papa. Ini mudah kok bersihinnya"

"Sekali lagi maaf ya. Jangan ngelamun sama murung gitu. Nanti cantiknya hilang"

"Hah?! Uh, ehem. Aku duluan"

"Emm? O-Okey. Salah omong yah?"

Di akhir kalimat aku mendengar ucapannya yang sedikit berbisik. Pada saat itu aku membiarkan seragamku yang lumayan kotor itu dan melambungkan pikiranku pada perempuan berambut pendek tak asing tersebut. Hal aneh yang ku pikirkan ada dua. Pertama, mengapa ia bisa tau kalau aku akhir-akhir ini sering sedih dan murung? Dan yang kedua, hal ini lumayan sensitif denganku.

Aku berpikir dan terus berpikir kenapa bisa merasakan hal aneh yang kata orang jatuh cinta itu dapat terjadi padaku untuknya. Dia perempuan. Dan jelas-jelas perempuan. Ia memiliki kharisma yang berbeda dengan para gadis lainnya. Wajar kalau ia tomboy, perempuan itu 'kan anak nakal. Aku benar-benar bingung mengapa bisa merasakan hal yang sedemikian miripnya dengan cinta.

Akhirnya aku bercerita dengan Della. Tentunya, perempuan itu menanggapinya dengan biasa. Benar-benar menyebalkan. Ia sering menyebutku aneh dan tidak waras telah menyukai sesama jenis. Hei! Yang jelas-jelas aku tanyakan adalah diriku yang entah mengapa bisa melakukan hal konyol seperti itu. Dan Della menjelaskan, kalau aku mungkin butuh seorang lelaki yang seharusnya menemaniku.

"Bisa nggak sih serius dikit, Del. Aku bener-bener buntu ini. Tiap hari kepikiran dia mulu. Jadi kesel nih lama-lama"

"Mungkin efek jomblo kali yah. Kamu 'kan udah beberapa tahun nih gak deket cowok, Yon. Mungkin itu yang terjadi"

"Terus? Aku harus gimana dong?"

"Ya cari pacar lah!"

"Ngga ah. Aku takut ganggu belajarku"

"Ya nggak harus gitu dong. Yang penting 'kan dia bisa ngasih kita motivasi. Terus- juga jangan lupa soal batasnya orang pacaran tuh kayak gimana"

"Huh, sama cewek aja aku kepikiran terus. Apalagi sama cowok"

"Ya itu beda lagi, Yonaaaaaa"

Aku tidak peduli soal ceramah Della yang sekarang aku menutut itu tidak berguna sama sekali. Yang benar saja. Bukannya membantu, ia malah sering mencekcokiku dengan perempuan berkharisma tinggi tersebut. Lama-lama aku jadi seriusan tertarik dengannya dan diam-diam mencari informasi tentangnya. Namanya Devi Kinal Putri. Panggilannya Kinal. Please deh, dia gak cowok 'kan?

Aku percaya 100% kalau dia itu agak aneh. Yang aku lihat tiap hari hanya berlari sambil meneriaki nama Veranda jika habis keluar dari kelas. Pernah seorang guru yang belum selesai keluar kelas tetapi bel istirahat sudah berbunyi, ia berteriak keluar kelas memanggil nama Veranda dengan sangat kencang. Aku yang kebetulan melihatnya itu tertawa.

Bu Melody yang merupakan guru ter-killer sepanjang masa itu menjewer keras perempuan tomboy yang membuatku penasaran setengah mati itu. Tak lama, aku melihat sosok gadis dengan pipi tembamnya berlari menemui bu Melody sambil memohon minta maaf dengan kuat. Aku tertegun sejenak melihatnya sangat mengharap tarikan keras guru killer itu lepas.

"Bu.. maafin Kinal ya bu. Maaf banget. Janji deh nanti Ve kasih tau dia biar gak nakal lagi"

"Huh. Anak bandel yang sukanya bikin pusing kepala orang ini benar-benar membuatku gerah. Veranda, kasih tau kalau hal itu gak sopan, oke?"

"I-Iya, bu.."

Kinal yang habis meringis kesakitan itu tersenyum lalu tertawa melihat wajah khawatir Veranda. Perempuan cantik itu mencubit pipi Kinal lumayan keras sambil memarahinya. Sejak saat itu aku sadar, perasaan aneh muncul lagi. Ya, iri.

Tbc💕

Alohaloha~~~ bertemu lagi dengan author yang abis sedih karena ngira cerita Sick Love ilang :'v jadi gini, para readers setia sekalian. Beberapa hari yang lalu author bingung kenapa cerita ini tetiba menghilang gitu. Terus hari ini balik lagi! Yeeeay wkwkwk kalo ada yang tau itu kenapa, bisa kok komen-komen di bawah. Happy reading yay my readers~!

Sick LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang