Bag. 27, Liburan (3)

657 59 3
                                    

"Aku cuma takut"

Gadis dengan mata bulatnya mengalihkan pandangan dengan muka masam. Veranda memandanginya dengan penuh arti. Apa yang terjadi dengan sahabatnya? Kenapa tiba-tiba hari ini mood Kinal mudah sekali berubah? Ia hanya bisa menghela nafas kasar dan menyandarkan kepalanya ke pundak kerasnya.

"Tapi aku sayang kamu"

Lirihnya sembari menutup matanya perlahan. Kinal terkejut mendengarnya dan segera ia menunduk berusaha mencapai wajah perempuan berambut panjang itu. Belum sempat mengucapkan apapun, ia menyadari bahwa teman seperjuangannya tersebut tertidur dengan tenang di sampingnya. Veranda nampak sangat kelelahan petang itu. Sedari di kereta mereka tidak ada tidur untuk beristirahat.

"Aku juga sayang sama kamu"

Balasnya dengan senyum terukir manis dibibirnya. Gadis tomboy tersebut ikut menyandarkan kepalanya di atas rambut wangi Veranda yang sudah pulas. Tangannya meraba telapak milik kawan karibnya itu, lalu menggenggamnya dengan erat. Hari itu terlihat sangat cepat karena mereka lalui bersama-sama.

*SKIP*

Tepat pukul 8 malam mereka sampai di villa tujuan mereka. Kinal nampak masih sangat mengantuk dan menggigil kedinginan karena udara malam di daerah pegunungan yang sangat menusuk tulang. Tawa renyah terdengar dari perempuan berpipi tembam tersebut melihat kantung mata orang didepannya yang terlihat tebal. Seolah menyadari kepada siapa Veranda melontarkan tawa itu, gadis nakal yang awalnya tak kuat menahan kantuk menjadi merasa gemas.

"Hayoh ngetawain apa"

"Hah, nggak kok. Kamu lucu aja"

"Aku emang udah lucu dari lahir, baru tau?"

"Ihh bukan mukanya yang lucuu.. tau ah"

"Yee ngambek lagi"

"Kamu gak asik sih"

"Yaudah apa yang harus aku lakuin biar asik?"

Veranda menggantungkan pertanyaan tersebut dengan melesat ke dalam villa dan bergegas memasuki kamarnya. Pertama masuk, ia sudah disambut dengan interior yang sangat indah dan hangat. Warna kecoklatan dari rumah kayu itu menenangkan mata serta hatinya. Ia sangat suka sekali dengan seni.

"Eh, ditanyain malah kabur"

Ungkap Kinal merasa kesal mendapat perlakuan tak sempurna dari sahabat dekatnya yang kini sibuk melihat-lihat villa yang kini mereka tempati. Perempuan cantik tersebut mulai memasuki kamar yang dipenuhi dengan tanaman-tanaman bunga lucu yang menunjukan khas dari daerah itu. Veranda sangat antusias sekali ketika melihat semacam itu, hingga ia melupakan orang yang hanya mengikutinya berjalan dan melihat tanpa tau harus melakukan apa.

"Kok kamu di belakang aku terus sih?"
"Mon maap, anda masih utang jawaban sama saya"
"Oh ya? Apa?"

Gadis berambut pendek tersebut mendesah malas karena merasa Veranda sangat tak seru jika sudah sibuk sendiri. Seperti halnya saat perempuan berambut panjang itu tengah belajar, makanya Kinal selalu mengganggunya agar pandangan temannya tersebut hanya tertuju padanya.

"Yah males lagi deh Kinal aku"

"Kinal apaaa?"

"Ngga jadi ah.. ga sportif nih"

"Jawab duluu tadi bilang Kinal apaaa"

"Kinalnya aku. Tuh dah puas"

"Nah, gitu dong dari tadi"

Kinal terkekeh melihat gadis didepannya yang hanya menertawakan lawakkannya yang datang setelah mood down hampir memecah suasana kembali. Merasa situasi sangat hening, ia memiliki pikiran untuk lagi-lagi menjahili Veranda. Namun, seakan-akan tau-- perempuan berpipi tembam itu sudah menyiapkan kuda-kuda untuk menghindar. Dan, tepat! Kinal mengejarnya dengan niatan menggelitiknya.

Sick LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang