Bag. 18, Kilat Yang Indah

1.2K 115 1
                                    

Keesokan harinya, seperti biasa Veranda sudah ada di dalam kelas dan berkutik dengan buku pelajarannya. Kurang seminggu lagi ia akan berperang dengan apa yang telah ia pelajari. Entah mengapa pada hari itu terlihat sangat ramai tidak seperti biasanya yang selalu hening karena kedatangannya.

"Lo kemana aja woi, dari kemarin di chat gak ada kabar sama sekali"
"Hape disita uyy. Bentar lagi kan semesteran"
"Wuih, rajin ye rajin"

3 orang gadis masuk ke dalam kelas dan tak sengaja tertangkap pembicarannya oleh gadis berambut panjang yang saat ini sedang duduk dan sibuk. Di belakangnya, Naomi yang baru saja habis dari kamar kecil awalnya menunduk jadi langsung menatap kedua mata perempuan berpipi tembam yang langsung membalas tatapan itu. Senyum tipis coba diukirkan gadis berkacamata itu walau ia tak tau apakah Veranda akan membalasnya juga. Tetapi tak disangka perempuan itu benar-benar membalasnya.

"Hati-hati kalau jalan dong!"
"E-Eh.. maaf"

Saking terkejutnya mendapati serangan di pagi hari, Naomi hampir saja jatuh menabrak 3 orang gadis yang memang berada di depannya. Ia terlalu tak percaya dengan apa yang telah ia lihat selama ini. Langsung saja ia menemui Veranda yang kembali mengerjakan tugasnya.

"Selamat pagi"

Sapa perempuan cantik dengan hatinya yang tengah berbunga-bunga tersebut. Ia mendatangi orang yang sedang sibuk belajar itu hanya sekedar memastikan apakah yang dilihatnya tadi benar dari lubuk hatinya. Mengingat beberapa hari yang lalu usahanya untuk mendekati Veranda selalu gagal karena sifat dingin sang pemilik yang terlalu sulit untuk dicairkan. Apakah kali ini ia berhasil? Ataukah itu hanya secercah harapan yang bisa memotivasinya agar kembali berjuang lebih keras.

"Sudah sarapan?"

Naomi yang memang tidak mendapatkan sapaan balik oleh gadis cantik bak bidadari itu tidak menyerah untuk mendengar kepastian yang saat ini tengah menggebu-gebu dalam hatinya. Tetapi, lagi-lagi Veranda mengabaikannya dengan deheman kecil dalam artian mengusir secara halus lawan bicaranya.

"Ah, aku hanya ingin tau kabarmu hari ini. Semoga harimu menyenangkan"

Malu karena ekspetasi yang telah dibumbung tinggi dan berharap benar-benar terjadi itu akhirnya roboh akibat ulahnya sendiri. Pembelajaran penting saat mendekati manusia yang cuek dan terkenal dengan ketidakpeduliannya itu adalah komunikasi. Walaupun mereka sama-sama ansos, tidak menutup kemungkinan kalau egois selalu berada pada diri mereka. Ketkka perempuan berkacamata itu hendak pergi, tak sengaja buku yang ingin di ambil Veranda terjatuh sampai berserakan.

"A-Aku bantu.."

Seru Naomi spontan yang langsung mengambil beberapa buku yang jatuh tersebut. Namun saat melihat lembaran buku yang terbuka, ia terkejut menemukan gambar sebuah kota yang tak asing di mata gadis tersebut. Pemandangan indah dengan sebuah tembok raksasa terlihat memotong.

"Ve..?"

"Makasih udah bantu"

"Ve kamu mau kesana?"

"Kembalikan buku dan fotoku"

"Ve jawab pertanyaanku.."

"Bukan urusanmu! Kembalikan buku dan fotoku sekarang"

Dengan berat hati dan menyesal perempuan cantik nan pandai itu memberikannya. Ia tak tau apa yang harus ia lakukan sekarang setelah melihat sesuatu yang harusnya ia tidak usah melihatnya. Naomi membalikan tubuhnya tanpa pamit dan kembali duduk di bangkunya dengan perasaan terguncang. Air mata datang lagi di kelopak perempuan berambut panjang tersebut saat menyadari tingkahnya keterlaluan. Ini masalahnya dan orang lain seharusnya tidak terlibat.

Sfx: bunyi bel masuk

*****

"Bapak akhiri pembelajaran sampai disini, jangan lupa untuk mempersiapkan diri pada semesteran nanti. Selamat pagi"
"Selamat pagi, pak!"

Sick LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang