Bag. 34, Kelulusan

633 48 3
                                    

"Selamat ulang tahun yang ke 16. Maaf, dulu aku mau traktir kamu KFC, tapi sekarang kamu sukanya roti. Ini hadiah dari aku"

Kinal memberikan satu buah es krim rasa stroberi kepada perempuan berambut panjang yang sekarang sedang memandangnya dengan takjub. Veranda menerimanya dengan tangan yang sedikit bergetar terlihat dari mimik mukanya yang tak bisa di atur. Senyum masih terpampang di wajah manisnya.

"Kamu--"
"Aku ingat semuanya. Aku ingat dimana kamu pergi. Aku ingat ketika kamu sengaja buat aku lupa. Aku.."

Veranda berdiri lalu menarik Kinal dalam peluknya. Tangisnya menguar begitu saja. Rasa sakit yang di pendamnya tiba-tiba menghanyut dalam hangatnya pelukan itu. Air matanya lagi-lagi membuktikan kepada senja soal perasaannya.

"Aku sayang kamu. Maaf"

Gadis tomboy itu termenung mengetahui pengakuan dari sahabatnya itu. Hatinya terasa berat. Semuanya yang telah berlalu seakan kembali mengingatkannya tentang keindahan hari itu. Dimana ia bisa tertawa seperti tak pernah menangisi kejamnya hidup ini. Bahkan sebelum ia mengenal perasaan yang salah tersebut.

"Apa.. aku boleh memanggilmu Jessica lagi?"

"Uhm. Boleh!"

"Kita akan memulai semuanya seperti dulu lagi. Mengembalikan kenangan pahit menjadi lebih baik"

"Aku tak bisa mengembalikan, Kinal. Tapi aku berusaha memperbaiki"

"Kita akan berjuang bersama-sama"

Veranda tenggelam dalam sedihnya antara kerinduan dan kebahagiaan yang telah di berikan Kinal pada hari itu. Kali ini ia kan memanfaatkan waktu dengan baik. Entah itu kepergiannya akan terlupakan, ia akan tetap memberikan kenangan tak peduli apapun yang terjadi.

"Ah, terimakasih kuenya. Kinal!"

"Aku padahal pingin yang ada gambar penguin-nya"

"Dih.. niat gasih ngasihnya?"

"Hehe niatnya setengah hati kalo gak gambar penguin"

"Yaudah terserah"

"Cie ngambek"

Asap kendaraan melewati dua insan itu bagai angin yang berlalu pergi. Tawa ringan terdengar dari Veranda yang langsung mencolekkan krim kue ke pipi perempuan nakal di depannya. Kinal membelalak kaget melihat hasil coretan Veranda kepadanya. Ia balas dendam dengan berganti mencolekan krimnya ke hidung Veranda.

"Padahal aku abis nangis loh masa di jahilin"
"Ih yang ngajarin kamu manja siapa sih Ve"
"Kamu. Ahahaha"

Burung gereja yang bertengger di ranting pohon dekat kursi taman itu terbang di atas kedua gadis yang asyik melempar canda tersebut. Di akhiri dengan ciuman kecil oleh Kinal di dahi Veranda sebagai tanda bahagianya hari ini. Matahari pun tenggelam.

*****

"Devi Kinal Putri.."

Perempuan berambut pendek dengan jas wisudanya yang nampak sangat jelas ketika ia mulai berjalan ke panggung untuk mengambil gulungan dan berfoto bersama kepala sekolah. Senyum tipis di lontarkannya. Tatapannya tertuju pada kursi kosong di sekitar murid kelas A yang ramai mengungkapkan suka duka mereka.

"Dahlia.."

Kinal turun dari panggung setelah MC menyebutkan nama siswa lain. Ia menunduk ketika menyadari Yona tidak hadir di kelulusannya. Ia duduk di bangku yang sudah di sediakan dengan helaan nafas yang panjang. Aku ingin melihatmu sekali lagi, kenapa tak bisa?

"Hei. Sibuk?"

Seseorang mengagetkannya ketika sedang melamunkan sesuatu. Ia menoleh ke sumber suara dan di dapatinya sosok gadis berkacamata yang tak asing di matanya tersebut menggigit bibir. Kinal mengerutkan dahi saat mengetahui bahwa orang itu adalah Naomi. Tentu saja ia tak tau apa tujuannya datang menemuinya.

Sick LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang