Bag. 32, Prom Night

777 52 0
                                    

Hari ini adalah hari yang spesial bagi murid kelas 12 yang menjelang kelulusan. Ujian dan Try Out sudah mereka lalui dengan perjuangan yang cukup berat. Bahkan untuk Kinal, hal ini sangat berat. Ia kembali ragu untuk memenuhi impiannya yang merupakan tujuan hidupnya dahulu.

"Halo? Oke. Aku yang jemput, jangan kemana-mana"

Yona meneleponnya dengan suara bergetar yang sangat perempuan nakal itu ketahui. Baginya itu mungkin semacam nerveous atau bisa jadi ia juga tau kalau malam ini adalah malam terakhir mereka bertemu.

"Duh, dimana sih tuh parfum"

Ketika Kinal mencari-cari botol pewangi di laci cerminnya, ia menemukan fotonya bersama Veranda yang kemarin ia temukan di dalam vas. Bibirnya tak bisa mengomentari apapun yang saat ini ia pegang. Semuanya terasa menyakitkan. Ia hanya ingin berhenti sejenak dari sakit hatinya.

Kebersamaan itu, candaan dan drama yang telah mereka lewatkan terasa masih terpampang jelas di matanya. Kejadiannya selalu seperti sebentar walaupun lampau. Ia ingat setiap detik yang ia habiskan bersama gadis cantik pemilik hatinya tersebut.

*SKIP*

"Tumben lama. Biasanya kalo habis nelpon langsung kayak ngebut"

Baru saja sampai di depan rumah Yona, Kinal terdiam dan bahkan belum sempat melihat perempuan yang kini berdandan sangat cantik di hadapannya. Yona mengambil heels nya yang berada di belakang pintu, kemudian keluar dengan anggun.

"Hei? Kamu gak papa 'kan?"

Gadis berambut curly itu berusaha membuyarkan lamunannya dan benar saja. Kinal langsung terperanjat kaget dan tiba-tiba ia menggelengkan kepalanya tanpa sebab. Ia menoleh dan menatap Yona yang memakai dress merah dengan rambutnya yang semakin bergelombang tengah khawatir.

"W-Wow.. aku gak tau kalau kamu bisa cantik juga"
"Kamu ngejek aku?"
"Nggak! Serius kamu cantik banget—malam ini"

Dengan lagak yang di buat-buat, perempuan tomboy tersebut mengambilkan helm yang berada di atas kursi milik Yona. Ia menawarkannya dengan senyum yang manis. Yona pun menerima dengan malu-malu.

"Apaan sih. Orang yang nyetir juga nanti aku. Dasar"
"Hehe. Biar terkesan kayak orang kencan aja"

Mendengar itu, gadis pendiam tersebut terkejut dan mencoba menyembunyikan pipinya yang memerah akibat perkataan Kinal. Ia mengeluarkan motor dari parkiran rumahnya dan mempersilahkan Kinal untuk membonceng di belakangnya tanpa berkata sedikit pun. Dan mereka pun berangkat.

"Kamu bener-bener totalitas ya hari ini, Yon"

"Hah? Maksud kamu?"

"Pakai parfum.. gaun, heels. Cewek naik motor pake heels itu keren"

"Oke. Berhenti ejek aku"

"Hahaha aku cuma pengen kamu gak tegang aja"

Ya. Sedari tadi Yona sangat gugup ketika di paksa berbicara melalui mata ke mata. Ada yang ia sesali malam ini. Pertama, ia sedih karena keputusannya beberapa hari lalu membuatnya kembali berpikir dan yang terakhir..

"Apakah—setelah kamu pergi, masih ingat aku?"

Perempuan berambut pendek itu bertanya dan membuatnya bingung serta sedikit kesal. Ia kesal kepada Kinal karena telah membuatnya lagi-lagi berpikir soal kesempatan itu yang merupakan alasan keduanya menyesali Prom Night nya. Suara berat Kinal membuatnya sedikit membuang pikiran negatifnya.

"Mungkin tidak sepenuhnya.."

"Kenapa? Aku jahat ya?"

"Ada yang harus aku lupakan darimu, Kinal. Aku tak akan bisa bahagia jika terus memikirkanmu"

Sick LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang