Bag. 35, Bagian Terakhir

1K 50 6
                                    

Perhatian, sebelum membaca mohon play video di atas agar membacanya lebih mendalami😷😅
Berulang-ulang lebih baik. Sengaja Perih versi fmv TechiNeru keyakizaka46 karena disini keren banget dan pas. Enjoy reading!

Akhirnya semua ini tiba. Pada waktu yang bersamaan, segalanya nampak kebetulan. Mengapa begitu? Takdir yang sudah di tuliskan. Manusia hanya harus menjalankannya dengan beberapa persimpangan yang mereka lakukan sendiri. Sebenarnya semua kebetulan itu di rasakan saat manusia menyadarinya.

Menyadari sesuatu yang terjadi karena ia tau kebenarannya. Mendengarkan cerita orang lain di anggapnya sebagai sesuai dengan apa yang terjadi pada hidupnya. Manusia, seperti di atur. Bak boneka yang hanya bisa di mainkan dengan sang pemiliknya, manusia sering memberontak memutuskan tali.

"Kalau kamu anggap ini sebuah pertaruhan, kamu salah besar. Ve, Papa tak pernah mengizinkanmu mencintai perempuan"

"Mama menyesal dengan segala hal yang mama ajarkan kepadamu ternyata sia-sia. Tidak bisa mendidikmu dengan baik, Mama sangat menyesal"

Di pagi hari, tepat dimana seharusnya Jessica Veranda berada di bandara untuk keberangkatannya ke Jerman-- tetapi, Papa dan Mama-nya malah berceramah dengan santai seolah mereka tidak tau hari itu hari apa.

"Pa, Ma? Yang benar saja.. aku harus pergi sekarang"

"Nggak"

Sahut sang Papa dengan suaranya yang berat membuat gadis cantik bak bidadari itu memicingkan matanya heran. Ia tak mengerti kenapa penolakan itu membuat sesuatu di dadanya bergejolak. Genggamannya pada tas koper seolah melemah dan tubuhnya ada sedikit tidak keseimbangan yang membuatnya seolah rapuh.

"Kamu tidak tidur semalaman. Kamu selalu berteriak sepanjang malam mengucapkan kata maaf kepada orang yang belum tentu mau mendengarkan maafmu itu. Taukah kamu, Ve? Papa dan Mama yang sangat merasa bersalah membesarkanmu"

Pagi itu, suasana hening nan menusuk jantungnya terasa sangat jelas ketika pria paruh baya itu mengucapkannya dengan nada tidak bisa di kuatkan lagi. Suara antara serak dan terpaksa seperti keluar dengan sendirinya tak mampu menopang hal yang sebenarnya terjadi.

"Apa jadinya kamu jika disana dan tersiksa dengan perasaan bodohmu itu? Akan tetap mencintainya meski dia menikah dengan seorang lelaki?"

"Dia menyukaiku! Dia.. dia bilang begitu"

"Hah, kau masih sempat menyahut Papa? Dimana rasa kemanusiaanmu.. Veranda?! Kami mengkhawatirkanmu dan kamu sendiri-- seperti sudah terkutuk oleh cinta bohongan itu"

"Dia tidak bohong, maksud Ve.. perasaan kami nyata. Salah, salah, salah! Ve tau itu sudah tak wajar dari awal. Tapi kalau Papa mengajak berdebat untuk hal ini, terlambat. Ve sudah punya keputusan sendiri"

Wanita yang sedari tadi hanya diam mendengar pertengkaran antar keluarganya itu meneteskan air mata sambil menggeleng lelah. Ia menyerah dengan keras kepala anak semata wayangnya sendiri. Sang Papa merengkuh pundaknya dan membiarkan tangis itu terdengar oleh Veranda yang menggigit bibirnya sembari menarik nafas.

"Kami berdua juga sudah memutuskannya"
"Memutuskan?"
"Kamu lakukan apa yang kamu mau. Termasuk batal berangkat ke Jerman"

Mata Veranda membelalak tak percaya mendengar pengakuan dari Papa-nya, bukan-- kedua orang tuanya. Genggamannya langsung terlepas begitu saja. Mama semakin menangis menjadi-jadi mendengar perkataan suaminya.

"Batal.. batal, batal!"

Seru perempuan berambut panjang tersebut langsung buru-buru mengambil handphone-nya dan menghubungi Kinal secepatnya. Benar, Kinal tidak dapat di hubungi semenjak kemarin entah apa penyebabnya. Mungkin Veranda tau, tentang kepergiannya-- ia belum siap mendengarnya. Pasti.

Sick LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang