27. Punakawan

2.2K 204 129
                                    


Nggak penting orang mau ngomongin jelek tentang aku. Yang penting itu aku sayang kamu.

- Alvin Dirga. P.  -






















"Mbak Oliiiip! Ngerti tempat pensilku yang bentuk mobil-mobilan itu nggak?" Fizi. Si bos kecil itu sibuk ngobrak-abrik meja belajarku.

"Nggak," jawabku fokus ke buku-buku yang berserakan di tempat tidur. Ceritanya lagi belajar ini. Besok ulangan. Mapel matematika yang dipegang sama guru killer nomer wahid buatku pengen minum puyer. Harus belajar ekstra hard banget.

"Kalo topi sama dasiku, Mbak Olip tau nggak?" tanyanya lagi.

Aku natap bocah itu. "Nggak. Lagian besok itu hari sabtu. Kamu mau upacara sendirian?"

"Besok hari pendidikan nasional, Mbak."

Ngaco.

"Hardiknas udah lewat," sahutku.

"Oalah, berarti aku salah liat kalender tadi. Yang bener besok hari buruh sedunia."

"Kalo hari buruh, seharusnya besok libur," ucapku masih menanggapi.

"Yaudah, besok hari jomblo sedunia kalo gitu."

Aku mendengkus. Berubah posisi yang tadinya tengkurap jadi duduk bersila. "Kamu itu sebenernya nyari apa toh, Ziii?? Daritadi malah berantakin mejanya Mbak!"

Bocah itu noleh ke arahku sambil meringis. "Aku nyari sempak pinkku yang ada gambar angry birdnya."

Edan po?!

"Yang jelas nggak ada di situ!" sentakku sebal. "Dikira Mbakmu ini koleksi sempak sampe dipajang-pajang di kamar?! Lagian sejak kapan kamu mau pake celana dalem jaman bayi kayak gitu?"

Fizi mulai duduk di kursi yang daritadi jadi tumpuan kakinya. Wajahnya berubah murung. "Aku tadi siang main TOD sama Andi, Fikri, Adit, sama Bimo. Terus disuruh nunjukin sempak kesayangan jaman TK."

Jari-jariku refleks ngusap poni ke belakang.

Bocah kelas 5 SD jaman now begini amat, YaAllah..

Aku berdecak. "Kamu itu yo aneh, mau aja nyanggupin suruhan mereka. Udah tau dicari kemana pun nggak bakalan ketemu tuh sempak. Udah dibuang sama Ibu." Ucapanku makin buat dia merengut. "Weslah, mending kamu keluar sana, daritadi ganggu Mbak belajar malahan."

Gila aja nyari sempak di meja belajar. Kalo bukan Fizi ya cuma orang gila yang gitu.

Dia mulai turun dari kursi. "Kalo penggarisku yang warna biru, Mbak tau nggak?"

"Nggak," jawabku ketus. "Udah, kamu ambil aja punya Mbak yang ada di meja itu. Terus keluar dari sini."

Sebel saya.

"Kalo kaos kaki merahku? Tau mbak?" Dia ganti pertanyaan.

"Nggak."

"Kalo iket pinggangku?"

"Nggak!"

"Kalo Tian pacarnya mbak Alya?"

"Ng ... He??"

Aku refleks natap dia tajem.

"Tian Devano Arsya."

Mataku membola sempurna. Bocah itu nyebutin nama yang tertera di salah satu buku di meja belajar. Buku noteskuuuuu!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 12, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Olive In Miraclass Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang