Tersisa Dua bulan lagi sebelum Malam Perpisahan dilaksanakan, kami berusah dengan semaksimal mungkin untuk mendapatkan hasil seperti yang diharapkan. Brenda sebagai ketua pelaksananya menurutku bekerja sangat bertanggung jawab, di lihat dari perkembangan grafik yang sudah di jalankan. Bagi OSIS di SMA kami, Malam Perpisahan untuk senior sama pentingnya dengan Pentas Akhir Tahun (Pensi) Sekolah.
"Nina, hari ini temenin gua laporan sama kepsek ya." Pinta Otha yang akan melaporkan perkembangan acara kami.
"Iya boleh tha." Kami berempat anggota tim inti langsung bergegas menuju ruang rapat serbaguna, yang di dalamnya sudah terdapat seluruh anggota OSIS yang memiliki perannya masing-masing.
"Selamat siang semua, sebelumnya saya ingin menyampaikan banyak terimakasih kepada tim inti yang selalu hadir mendampingi dalam setiap rapat. Hari ini saya akan menjelaskan mekanisme pelaksanaannya."
Suasana disana sangat tenang sekali, membuatku jadi fokus untuk menuliskan kembali hasil rapat di buku kerja sekretaris. Acara Malam Pelepasan akan di laksanakan di Lapangan Basket sekolah, karena tempatnya yang berada di dalam gedung jadi kami lebih leluarsa melakukan banyak hal, dan tempatnya juga lumayan besar. Dan desain yang nantinya akan di terapkan Brenda mengambil gaya barat, namun tidak menghilangkan budaya kami.
"Seperti biasanya kita akan mengundang kelas XII dengan undangan. Dan di perkirakan undangan akan selesai lusa, lalu humas kami akan langsung membagikan kepada seluruh kakak kelas."
"Sudah fix keluar dari percetakan lusa?" Tanya Otha memastikan kepada Brenda.
"Iya ka, tadi sebelum rapat Atta udah pergi ke percetakan untuk memastikan supaya tidak meleset." Jawabnya.
"Dan tidak membuang tradisi kita juga. Kita menyiapkan kotak untuk memasukan uang kawan-kawan semua, atas rasa senang dan tanda kepuasan kepada tim OSIS."
"Oke brenda, Gua berharap banyak ya sama lu dan kepanitiaan ini. Karna banyak banget hal yang bakalan di pertanggung jawabin kalau sampai kita gagal."
"Iya ka, kita berusaha semaksimal yang kita bisa ka."
***
Sudah tiga hari aku tidak berbicara dengan Julian, dan Julian makin dekat dengan Dea. Rasanya memikirkan Julian saat ini, hanya mengembalikan luka-luka yang ada di dalam hati. Mungkin memang benar, seharusnya aku pergi dari hidupnya dan membuka hati untuk seseorang yang memang benar mencintaiku, lebih dari sekedar gombalan.
Dea selalu memujiku tentang jabatan ku dalam organisasi, entahlah rasanya semua yang keluar dari mulutnya terdengar seperti hinaan ketika Dea yang berbicara. Tapi yang ku lakukan saat itu hanya mengucapkan terimakasih kepadanya.
"Ella, di tunggu ka Gamma di depan perpustakaan." ucap Gisel yang hendak memasuki kelas.
"Orangnya mana?"
"Gatau gue, tadi juga gue disuruh sampein lagi ke lu dari Rafi."
"Yaudah makasih ya Sel."
Aku melangkahkan kakiku berjalan melewati loker siswa, melewati sekumpulan siswa yang sedang tidak ada jam pelajaran sepertinya. Di sekolah kami jarang ada jam kososng, jadi sekalinya terjadi pasti rasanya bahagia sekali.
"Ka Gam, kenapa?" tanyaku ketika melihat Gamma berdiri di depan pintu perpustakaan.
"Gapapa, pengen ngeliat muka el ajah. Sejak TO mulu, gua gak bisa bebas njir."
"Yha sukurin, mangkanya jadi junior dong." Ledekku
"Iya nanti jadi Junior di kuliahan."
"Ih sedih banget, ditinggal kuliah."
"Sedihan mana sama di gantung tiga tahun?"
"Sedihan Mas Lukman yang bertaun-taun kerja gak naik pangkat juga jadi kepsek." ucapku
"Ah bacot, hahah."
Obrolan kami tidak berhenti disana, Gamma bilang kalau Tryout tinggal tersisa besok. Dan sisanya hanya mengisi waktu dengan pendalaman materi yang UN-kan. Kami membuat janji untuk menonton bioskop setelah Tryout selesai. Menurutku, Gamma yang saat ini menjadi lebih asik, dan santai. Yang seketika langsung membuatku nyaman, dan bahagia.
***
-FOR MY JULIAN-
"Maaf, mungkin sifatku membuatmu muak hari itu, lalu memilih pergi menjauhiku, kamu memilih jalan lain yang membuatku hampir tidak bisa membedakan rasanya diterpa angin tanpa arah. Aku hanyalah perempuan yang ingin membuatmu bahagia, namun mungkin bahagiamu Bukanlah bersamaku."
![](https://img.wattpad.com/cover/149295992-288-k36142.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
DEAR JULIAN [TAMAT] ✔️
Teen Fiction"Ella kamu cantik pas kamu pakai Hijab" Juli menatapku lalu tersenyum. Aku merasa seperti Wanita yang paling istimewa karena mendapatkan Juli di sampingku.