Aku Ella Velana, sebenarnya aku hanyalah perempuan biasa yang tidak memiliki kemampuan khusus seperti yang teman-temanku bayangkan, Hanya saja aku diberikan hal lebih dalam hal kepercayaan diri yang sangat tinggi, dan teman se-angkatanku bilang kalau aku bagaikan manusia penyelamat bagi kaum yang tertindas, sebenarnya aku juga bukan orang yang jago berantem dan segala macam, cuman saja aku punya sahabat-sahabat cowok ku yang membuat orang lain enggan berurusan panjang denganku.
Tentang Juli, sebenarnya aku pernah sangat menginginkannya saat aku duduk di kelas XI, karna menurutku dari 240 siswa SMA Pelita Harapan yang memiliki kepribadian seperti itu hanyalah Juli, atau mungkin aku sudah tersihir olehnya.
"Ella, itu Julian kan?" Tanya Salsa saat kami sedang duduk di kantin.
"Dih iya, lho dia masuk Pelita juga?" tanyaku yang kaget juga melihatnya ada disana sedang mengikuti Masa Orientasi Siswa (MOS).
"Lu kan OSIS kok ga tau si?"
"Ya mana gua tau, anak barunya banyak banget mana keliatan dia." jawabku sambil memandangi kearahnya.
Lalu aku mencoba mendekati Juli lagi, MOS dan jabatan ku di OSIS yang saat itu masih berada di Divisi Kesenian aku jadikan sebagai ajang pendekataannya. Juli masih dengan gayanya yang acak-acakan, yang datang ke sekolah menggunakan earphone berjalan tanpa melihat ke sekeliling.
"Ka, minta tanda tangan boleh?" Sapanya yang langsung memberikan pulpen dan buku tugas dari OSIS.
"Gamau."
"Biar mau diapain ka?" tanyanya lagi, dengan muka tanpa ekspresi. membuat jantungku berdebar dengan keras. Ah memalukan!
"Gambarin Anime gimana?"
"Gamau." jawabnya Sambil memberikan senyuman kearahku.
"Ohh gitu, yaudah nih bawa pergi lagi." aku memberikan pulpen dan bukunya kembali
"Eh ya jangan, yang ku tau cuman kakak doang yang lain gak tau."
"Bisa gitu, terus gimana lo mau menang?"
"Ga kepengen menang, cuman gak mau dihukum juga." Entah bagaimana, tiap dia berbicara aku semakin menyukainya.
"Yaudah gambarin gue Anime, nanti gue bikin lo menang."
"Ka.." panggilnya sambil menahan tawa "Selalu ajah ya aku dijebak sama modusan kakak"
"Ya udeh derita lo itu, Hahaha" jawabku
***
Dua bulan setelah penerimaan murid baru di Pelita Harapan, Aku makin dekat dengan Julian. Dan aku makin antusias sekali untuk menceritakan kisahku kepada teman-teman dekatku, karna mungkin aku sudah tidak sanggup lagi untuk memendam perasaanku sendirian.
Tapi bencana datang tak lama setelah ku beritahu tentang Julian, Dea salah satu teman dekatku ternyata memendam rasa kepada Julian. Menurutku, Dea adalah perempuan yang di idamkan oleh banyak laki-laki di sekolahku, itu terlihat jelas dari banyaknya sahabat-sahabat laki-laki ku yang juga mengincar Dea sebagai gebetan. Tapi ternyata Dea sendiri menginginkan Julian.
Dea pun ternyata memulai hubungan dengan Julian, dan aku benar-benar buta tentang hal itu. Aku menjadi orang yang terakhir tau tentang hal itu, saat itu teman-teman laki ku terus membicarakan Julian, dengan Dea.
"El, lu kek orang tolol njir." Ucap Reno kepadaku.
"kenapa si, lo dari kemarin ngatain 'tolol' mulu, lo lagi ngutuk gue apa gimana?!"
"Ya lu ngapain masih ganggu Julian ama Dea ajah, kaya orang tolol mau ajah. "
"Lo mau ngomog apa sebenernya?!" tanyaku yang sudah tidak sanggup lagi membendung emosi.
"Dea udah jadian ama Julian, lu ngapain lagi masih sibuk balesin chat Julian." Mendengar kata-kata Reno aku hanya bisa diam tak bisa berkutik, rasanya aku sudah hancur berkeping-keping. Reno masih terus berbicara, yang berniatan memberikan balasan juga kepada Dea.
Malam ini, aku memutuskan untuk meminta klarifikasi kepada Dea. kalaupun ditanya aku tidak boleh marah karna tidak punya hak, Ya benar! Aku memang tidak bisa marah kepada Juli, karna kami tidak pernah berkomitmen. Tapi Dea, maaf tapi hanya kau yang tersisa untuk melampiaskan emosiku.
Ella : Wha, pantes ya kalau di ajak jalan gak mau lagi ternyata udah cepu!
Ella : HAHAHA, gak nyangka banget ternyata yang diajakin curhat bisa cepu juga!
Dea : El, jangan marah ku juga ga tau kenapa bisa suka gini sama Julian, tapi Julian juga sayang sama aku
Ella : Dih bisa ya lu bilang gatau suka karna apa! Kenapa ya di dunia ini masih ada ajah manusia yang suka nusuk macam lo gini.
Dea : Yaudah El, kamu maunya aku udahan sama dia? iya aku bakalan lakuin.
Ella : Dih anjir, kok kesannya kaya gue yang pho ya?
Dea : Ya emang kamu maunya kaya gitu kan?
Ella : ah bodo amat, gue juga ga tertarik lagi ama Julian
setelah aku putuskan untuk menyudahi obrolan dengan Dea, aku langsung menutup kepalaku dengan Selimut memilkirkan bagaimana bisa semua ini berjalan, tanpa aku tau.
Dan beberapa temanku mengirimkan pesan lewat Line untuk minta maaf kepadaku karna ikut menyembunyikan perihal hubungan Julian dengan Dea. Namun tak ada satupun yang ku jawab, aku hanya ingin menyudahinya saja, tanpa tau bagaimana semua itu berjalan. Tak lama dari itu, aku mendapat dua panggilan tak terjawab dari Julian.Julian : Ka, maafin aku ya. ka, jangan marah sama ka Dea lagi ya, kalau kakak mau aku gak deket sama Dea lagi. Maaf ya ka, mungkin sekarang kita belom bisa barengan.
Ella : Jul, lo fikirnya gue manusia kaya apa si? Ampe lo bilang begitu sama gue. Gue emang suka ama lo, tapi kalo sampe gue ngelakuin itu ini bukan lagi suka tapi namanya gue terobsesi. Gue cuman kaget, kenapa harus Dea
Julian : ka aku ga bisa ngomong apa-apa lagi ke kakak, selain kata maaf. Maaf ka, untuk yang kedua kalinya kakak sakit hati karna aku.
Membaca chat Juli, hati ku rasanya seperti diiris pisau. Tapi mungkin memang benar Juli bukan orang yang cocok untuk ku. Dan hari itu aku belajar mengikhlaskan Julian.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEAR JULIAN [TAMAT] ✔️
Fiksi Remaja"Ella kamu cantik pas kamu pakai Hijab" Juli menatapku lalu tersenyum. Aku merasa seperti Wanita yang paling istimewa karena mendapatkan Juli di sampingku.