Chapter 4

63 20 11
                                    

     Hari ini adalah hari pergantian kepengurusan OSIS, seluruh warga sekolah berkumpul di ruang serbaguna. Para guru menempati posisi paling depan, dan kak Beni selaku ketua OSIS memegang penuh acara itu. Sesi pertama ada Voting untuk para kandidat ketua osis periode 2016/2017. Lalu pemilihan minat keorganisasian. 

   Ketika Sesi pemilihan Calon Ketos sudah selesai, kami langsung di kumpulkan kembali di ruang serbaguna, untuk diberikan kuesioner untuk mengikuti kepengurusan OSIS. Dan aku, aku memilih jabatan sebagai sekretaris OSIS, karna melihat senior diatasku menempati jabatan sebagai OSIS inti lebih efisien, dan tidak terlalu banyak mengambil waktu belajarku. Setelah selesai kami semua kembali ke ruangan kelas masing-masing. Tapi aku diminta Gamma untuk tetap berada disana. 

  "El, temenin gua dulu ya." pintanya sambil membersikan meja panitia yang berisi tumpukan kertas-kertas kuesioner tadi.

  "Ada tugas apa ka?" tanyaku yang membatu merapihkan kertasnya

  "Tergantung.."

  "lah, jadi tergantung sih."

  "Gua ada banyak tugas hari ini, tapi gua juga punya pilihan buat lu mau nemenin gue ngerjain tugas ajah, apa bantuin gua ngerjain tugasnya."

  "yaudah nanti dibantuin, aku ke kelas dulu ya ka." 

  "Ya sayang." jawabnya sambil tertawa sendiri ke arahku.

  Tiap kali ka Gamma berbicara seperti itu aku senang, tapi kalau ka Gamma seperti itu di depan Julian aku berubah jadi marah. 

  Setelah istirahat pertama aku langsung pergi ke ruang lab. IPA menemani ka Gamma yang tadi pagi memintaku untuk membantunya, sebenarnya aku tidak boleh membantu ka Gamma menganalisis data siswa yang berminat mengikuti OSIS, tapi siapa yang bisa melarang ka Gamma untuk mengajakku bersama. Aku melihat beberapa murid di kelasku yang menginginkan posisi sebagai Sekretaris juga, Semoga saja diantara mereka aku yang terpilih. Ketika sedang merapihkannya, muncul kertas bertuliskan "Juliantama" dan saat itu juga hatiku berdebar. 

  "Ka Gamma, Julian masuk OSIS juga?" 

  "iya, nanti tahun depan kalian bisa jadi patner." Jawabnya dengan wajah tanpa ekspresi "Tapi kalau kalian lolos sampe seleksi akhir, kalo enggak ya alhamdulilah." sambungnya

  "Parah banget ka."

  "Lolosin aku ya ka, hehe." pintaku sambil memamerkan wajah sok imut. 

  "Gampang ajah." Jawabnya singkat.

 "Tapi tiap minggu harus nonton ama aku ya"

  "Yaudah gak usah dibantuin kak." jawabku, Ka Gamma langsung mengacak-acak rambutku dengan tangannya sambil senyum.

***

 Malam hari aku mendapat obrolan kecil dengan Julian. 

Julian : Ka

 Ella : apa dejul?

Julian : dih keren namaku diganti ^_^

Ella : Padahal mau ngejek, kok malah seneng sih?

Julian : kan berarti aku punya nama sayang sekarang.

Ella : Nama sayang aku apa?

Julian : Ella 

Ella : kalo gitu juga Mas yono di sekolah juga bisa manggil aku dong.

Julian : lho beda dong.

Ella : coba jelaskan letak bedanya.

Julian : Biasanya aku panggil kamu 'Ka Ella' sekarang jadi 'Ella' berarti aku keren :v

Ella : wkkwk serah deh, yang penting sayang

Julian : besok nonton bareng ya 

   Obrolan kami terputus sampai disana, karena Bunda memanggilku turun katanya ada temanku yang datang kerumah. Dan sepanjang aku melangkah menurunin anak tangga aku memikirkan siapa 'teman' yang dimaksud Bunda.

  "Siapa bun?" tanyaku yang melihat Bunda sudah kembali duduk menonton tv.

  "Bunda gak kenal wajahnya, tapi dia bilang namanya Gamma." mendengar kata terakhir Bunda, aku langsung lari ke depan pintu.

  "Ka Gamma, ngapain?" tanyaku ketika melihatnya yang memakai jaket boomber hitam, terlihat sangat perfect untuknya.

  "Maaf ya ganggu, aku tadi mau jalan ama anak-anak biasalah malam sabtuan. Terus aku inget rumah kamu di daerah sini juga, jadi aku mampir dulu." jawabnya sambil terus memberikan senyum manis. 

  "Oh gitu, mau masuk?" 

  "Gamau." 

  "Mau minum?" 

  "Gamau." jawabnya sambil menatapku. 

 "Terus mau ngapain kesini?" 

 "Mau liat muka kamu doang."

 "idih najis, udah pulang sana." jawabku yang mendorong dadanya dengan pelan.

 "hehe, sebenarnya aku kesini mau ngasih sesuatu buat kamu." lalu Ka Gamma mengisyaratkan aku untuk menunggu, dia pergi ke depan pagar rumahku dan masuk ke dalam mobilnya.  Melihatnya yang tak kunjung datang, aku berjalan ke depan pagar persis berdiri disana. 

 "Ka, ngapain sih ka?" tanyaku yang tertawa melihat punggungnya seperti sedang berusaha mengambil sesuatu.

  "Lah kamu ko keluar, dalem ajah cewe gak boleh keluar pager kalo malem." jawabnya yang mendorongku masuk ke dalam area rumahku lagi. 

  "yaudah kaka lama banget, kan pegel orang berdiri depan pintu rumah"

  Lalu tak lama dia membalikkan badannya dan ditangannya terdapat bunga besar yang langsung diberikan kepadaku. "Cacad tuh buketnya kesel bat gua, bisa pada rontok di mobil."

   "YaAllah, keren banget sih!" 

   "Gampang banget si buat lu seneng."

   "Ka, kenapa ngasih beginian?" 

   "Peringatan 2,5 tahun gua ngejar lo gak dapet-dapet. Dan bentar lagi gua mau lulus, terus gak bisa ngeliat muka lu lagi El, jadi gua mau ngasih ini biar lu inget gua sayang."

  "Makasih ya ka, udah milih aku buat jadi orang yang kakak suka. Tapi aku..." belum sempat aku menyelesaikan ucapanku, ka Gamma menghentikannya.

  "Jangan kasih jawaban sekarang El, gua masih mau berjuang buat lu.better lu juga siap-siap buat sayangin gua." 

  Lalu Gamma pergi dengan Mobilnya, aku masuk ke dalam rumah sambil membaawa bouquet bunga.  Yang langsung disambut Bunda dengan kehebohannya

  "Gede banget kak, dari siapa?"

  "Dari kakak kelas Bun, katanya hadiah perpisahan."

  "Pacar kamu?" tanya bunda sekali lagi.

  "Bukan."

 "Lho kok bisa dikirimin beginian?" 

  "keren kan aku." jawabku sambil mendekatkan bunganya ke muka ku. 

 "Pacarin ka, kesian anak orang." 

 "Gak ah bun, orang tadi katanya dia masih sanggup nunggu aku. Yaudah kakak liat dulu."

 "Serah deh." jawab bunda yang membuka handphonenya. "foto dulu sini, kita kirim ke ayah biar bunda dikasih juga."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
DEAR JULIAN [TAMAT] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang