Hari ini kami diliburkan, karena kelas XII sedang menghadapi UN. Aku mengisi hari dengan menulis di Wattpad, yang sudah berhasil menarik para pembaca untuk terus mengikuti ceritaku.
Tapi pagi ini aku benar-benar tidak bisa berfikir jernih, kemarin malam Gamma memintaku untuk menjadi pacarnya, lalu Gamma menyuruhku untuk memberi jawabannya saat Graduationnya. Dan hal itu, membuatku tidak bisa berkonsentrasi sampai saat ini. Aku tidak tau ingin menceritakan hal ini kepada siapa lagi, akhirnya aku mengambil keputusan untuk menceritakannya kepada Bunda. Dan ya, tentu saja Bunda menyuruhku memilih Gamma.
"Ka, Pilih yang menurut kamu benar-benar sayang sama kamu. Kalau Bunda liat emang Gamma anaknya baik, dia kayanya ngejaga banget kamu, udah gitu kalau sama Bunda sopan banget. Seneng Bunda liatnya."
"Tapi Julian juga baik, Bun."
"Bunda masih belum bisa ngeliat Julian si, ya yang udah terbukti si Gamma."
Liburan empat hari ini aku benar-benar memikirkan tentang Gamma, mungkin aku akan memberikan kesempatan untuknya, atau mungkin tidak. Tidak tau, lihat saja apa yang akan dilakukan hatiku nantinya
***
Hari ini hari pertama masuk sekolah tanpa kelas XII, kakak kelas sudah di liburkan sampai dua minggu kedepan yang akan di adakan Graduation. Pagi ini Julian terlihat berbeda, entahlah senyumnya kepadaku seperti penuh tekanan. Tapi aku memutuskan untuk terus jalan, dan masuk kedalam kelas.
"Ella, lu udah denger kabar belum?" Baru saja aku duduk di bangku, Deske langsung pindah tempat duduk.
"Kabar apa?"
"Itu lu tau gak si?" ulangnya lagi.
"Sumpah?!" Jawabku.
"Belum ngomong dih, Gak jadi nih gua ngomongnya." Jawab deske yang pura-pura ngambek.
"lama lagian."
"Gue denger si Dea jadian sama Julian." Kata-kata itu seolah menusuk tepat di jantungku.
"Lo denger dari siapa des, tapi gak mungkin dia baru janji sama gue."
"Ya mangkanya lo tanya lagi sana." Deske memandangku dengan tatapan cemas. "Yaudah el, jangan sedih gitu dih lu juga masih ada Gammatosa wkwkk." lanjutnya
"Palalo."
Lalu aku melewati pelajaran dengan perasaan tak karuan, entahlah yang ada difikiranku hanya satu kalau memang Julian masih menyimpan perasaan ke Dea, kenapa dia malah datang kepadaku dan menawarkan dirinya. Damn it!
Ketika istirahat aku dan Deske pergi ke ruang OSIS bersama, karena Deske tau pergi ke tempat lain bukan hal yang bagus untukku saat ini, jadi Deske memanggil teman-teman tim inti untuk kumpul di ruang OSIS. Rapat kecil, sekaligus menemaniku yang sedang tidak stabil.
"Nin, lu pada yakin manggil gue buat rapat nih?" tanya Otha.
"Deske lu ngapain minta diskusi njir?" Tanya Nina yang meminta Deske menjawab pertanyaan Otha.
"Well, sorry guys udah manggil kalian hehe. Tapi gak ada yang penting sih hari ini, gue pengen ngumpul ajah." Jawab Deske, aku masih diam mendengarkan.
"Yeu, yaudah keluarin UNO di laci Nin." Pinta Otha, sembari meraih gitarnya.
"Buset tha, lu kenapa nyuruh gua mulu njir?"
"Kebawa gara-gara OSIS Nin, maapin si elah."
"Lu kenapa, El?" tanya Otha yang melihatku diam tidak seperti biasanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEAR JULIAN [TAMAT] ✔️
Teen Fiction"Ella kamu cantik pas kamu pakai Hijab" Juli menatapku lalu tersenyum. Aku merasa seperti Wanita yang paling istimewa karena mendapatkan Juli di sampingku.