Jakarta, 15 Juli 2018
"Tolong buat siswa kelas X baru untuk memasuki lapangan." Nafa berbicara lewat speeker. Sedangkan Vano hanya melihat dari koridor lantai 2. Ia melihat seluruh anak kelas X memasuki lapangan sesuai instruksi Nafa masih mengenakan sragam SMP. Kali aja ada yang sexy. Batinnya. Namun bukannya melihat cewek yang sexy Vano melihat ada beberapa anak yang baru datang dari arah belakang WC dengan baju yang sangat messy. Wajah cewek yang baru datang itu nampak familiar bagi Vano. Vano mulai mengingat-ingat siapa gadis itu/?
"Baru kelas X aja udah liar begitu mau jadi apa nanti. Kok bisa dia keterima." Vano menggerutu sendiri. Tapi dia juga bingung siapa cewek itu/?
Mata Vano melotot saat melihat anak yang baru datang tadi berantem dengan anak yang berada di barisan paling ujung. Jambak-jambakan, cakar-cakaran, dan yang paling parah anak yang baru datang tadi meninju hidung anak yang di barisan hingga hidungnya berdarah.
Tanpa pikir panjang lagi Vano berlari menuju lapangan saat semua orang sudah menjadikan perkelahian itu sebagai tontonan yang menarik dan bukannya melerainya.
"STOP!" Vano berteriak sekeras-kerasnya dan se garang-garangnya sehingga perkelahian terhenti.
"Anjing!" Umpat cewek yang hidungnya berdarah sambil memegang hidungnya yang tak henti-hentinya mengeluarkan darah. Dan cewek yang urakan itu hanya menatap tajam cewek yang mengumpat tadi. "Kalian ber dua ikut gue!" Ujar Vano dan diikuti oleh 2 cewek tadi.
R.UKS
Nama yang tertera di atas pintu ruangan yang barusaja di masuki oleh Vano dan 2 cewek urakan tadi.
Vano masih memberikan tatapan tajam nan mematikannya kepada 2 cewek yang duduk didepannya.
"Siapa nama lo?" Vano akhirnya berbicara. Menujuk cewek yang menyeka darah dari hidungnya. "Maira." Jawabnya singkat. "Kalo lo?" Vano berganti bertanya kepada cewek yang menerutnya terlihat familiar dan mungkin saja ia bisa mengingatnya melalui namanya. "Agnessya Cindy." Tepat Vano mengingatnya. Ia adalah bad girl dari SMP Pancasila pantas saja kelakuannya seperti itu. Gumannya.
"Kalian tu kenapa sih! Baru aja ketemu udah bikin masalah!" Vano membentak kedua gadis didepannya. Diluar dugaan Vano mereka ber dua sama sekali tidak takut. "Jangan sotoy deh lo! Dia tu musuh bebuyutan gue dari SMP sebelah!" Maira ganti membentak Vano. "Cindy! Gue minta lo minta maaf ke Maira. Dan lo Maira minta maaf ke Cindy kaliam damai aja lah." Vano menegaskan mereka berdua.
"Enak aja! Dia yang salah ngapain gue yang minta maaf!" Cindy tidak terima begitu juga dengan Maira. "Eh. Lo yang ninju hidung gue ya!" Maira membentak Cindy. "Lo narik sragam gue duluan, njing!"
Dan Vano hanya menyaksikan umpatan demi umpatan yang keluar dari bibir dua bad girl ini. Kok bisa mereka keterima. Kadang Vano mikir gitu.
"Udah-udah! Kalian berdua ikut gue sekarang!" Vano benar-benar kewalahan mengurus mereka berdua. Tanpa pikir panjang lagi Vano tarik tangan Cindy dan Maira ke Lapangan. "Kalian hormat ke bendera sampai gue bilang udah." Cindy dan Maira hanya melingo mendapat hukuman dari Vano. Sungguh kejam mereka harus berdiri di bawah teriknya matahari.Tiba-tiba otak licik nan cerdik Cindy berpikir. Ia tidak bisa hanya diam dan bungkam pasrah dengan yang diberikan Vano. Cindy tidak memulainya dahulu. Ia hanya ingin ikut berbaris namun kerah bajunya ditarik dengan sewot oleh Maira. Jadilah Cindy meninju hidung Maira hingga berdarah. Cindy juga tidak mau jadi teri karna di jemur sama Vano. Tidak akan mau.
Cindy tiba-tiba pingsan. Membuat Vano panik dan bergegas menggendongnya ke UKS. "Lo tetep hormat ke bendera!" Ujar Vano kepada Maira. Vano menggendong Cindy ala bridalstyle.
Sesampainya di UKS Vano membaringkan tubuh ramping Cindy ke ranjang UKS. Lalu dia berlari memanggil petugas UKS. Vano sangat panik hari ini. Banyak kejadian-kejadian yang tidak pernah terfikirkan olehnya.
Cindy tersenyum licik saat Vano berlari keluar UKS. Ia mengeluarkan hp nya dan mulai menghubungi teman-temannya yang sedang di kantin setelah menjalani MPLS.
Cindy ya: Ca. Cepet cegat Vano sama petugas UKS. Halangin mereka supaya nggak jadi ke UKS.
Encha Larasati : masih di UKS Lo? Oke. Siap laksanakan.
Cindy mengembalikan hp nya ke saku seragamnya yang kusut berantakan.
Tak lama kemudian hp nya bergetar menandakan ada Line masuk.
Encha Larasati : Beres. Kita udah di kantin. Buruan gih kesini
Cindy kembali mengembangkan senyumnya dan bergegas ke Kantin lewat belakang sekolah sehingga ia tidak akan bertemu dengan Vano dan petugas kantin.
"Sipp. Gimana tuh cara kalian ngehalangin Vano?" Kata Cindy sambil menyerobot jus jeruk milik Runi membuat Runi memekik. "Eyy pesen sendiri dong."
"Gampang. Kita bilang lo udah sadar terus udah pulang di jemput bokap lo." Ujar Encha yang membuat Cindy menabok wajahnya dengan sendok jus didepan Runi.
"Goblok! Kalo mereka tau gue ada di sini gimana?" Encha meringis dan mengerucurtkan bibirnya.
"Ya pulang lah. Bolos aja." Jawab Sasa dengan enteng. "Lagian kita juga mau bolos. Ngapain lagi disini." Enca menyahut omongan Sasa. "Yodahlah. Tas gue gimana tapi?" Cindy mengingat tas nya yang masih tertinggal dikelas padahal ia tidak membawa tas sama sekali. "Lo mana bawa tas Cin!" Runi memutar bola matanya malas. Efek berdekatan dengan Vano membuat cindy pikun ternyata. Berbahaya!
Flashback on
"Kak-kak!" Vano menoleh saat ia merasa ada yang dipanggil walaupun belum tentu dia tapi refleks ia membalikkan badannya. "Mau ke UKS ya?" Encha bertanya. "Iya, kenapa?" Salah satu petugas UKS balik bertanya. "Kita tadi udah dari sana terus Cindy nya udah sadar di jemput sama orang tuanya." Enca menjelaskan dan dilanjutkan oleh Sasa. "Iya tadi kita yang nelponin papanya Cindy." Kemudian dilanjutkan lagi oleh Runi. "Udah diizini juga kok sama guru." Mbak-mbak petugas UKS mengangguk. "Oh yaudah kalo gitu kita balik ke kelas lagi ya,Van."
Mereka meninggalkan Vano dan teman-teman Cindy. "Eh tunggu." Vano menatap menyelidik. "Udah deh Van. Lagian juga udah dibilangin gini pasti nggak papa lah dia. Care banget lo sama dia." Vano yang ingin mencari kebenarannya malah bersemu entah kenapa. Harusnya Vano biasa saja. Entahlah.
Flashback off
.
.
Hope you like❤
See you👋
Voment please!Tuesday, June 5
-f.slsb
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bad Girl
Novela JuvenilTegas, berani, nakal namun sebenarnya rapuh ialah diri Cindy yang sebenarnya. Tidak seorangpun yang sadar dan peduli akan hal itu kecuali satu-satunya orang yang bimbang tentang kisah percintaannya selalu di kata brengsek namun ialah satu-satunya le...