Tempat itu ramai dipenuhi orang-orang dan bau alkohol menyeruak sampai luar gedung. Bahkan sekelompok gadis remaja yang berdiri tak jauh dari situ merasa hidungnya terganggu. Mereka sempat ragu untuk melanjutkan perjalanan mereka. Sejenak mereka melirik kostum yang mereka pakai apakah sudah cocok untuk dilihat? Pakaian yang serba mini sepertinya cocok setidaknya tak terlihat seperti baju lebaran.
"Lo dulu Cin yang masuk." Seorang gadis yang paling tinggi memberi isyarat pada temannya.
Cindy memutar bola matanya lalu berjalan memasuki gedung di ikuti oleh Sasa, Runi, dan Enca. Cindy hanya diam sampai didalam gedung.
Di dalam ternyata semua orang sudah berjoget mengikuti irama musik dan lampu yang redup. Ke tiga temannya sudah mengikuti gerakan orang-orang. Sementara Cindy memilih untuk duduk sambil mengamati seluruh sudut ruangan.
"Cindy!" Suara dari arah berlawanan mengagetkan Cindy.
Panggilan itu membuat kepala Cindy reflek menoleh.
Laki-laki dengan postur tubuh tinggi dan rambut yang sedikit panjang berjalan ke arahnya lalu duduk dengan santai di sisinya. "Lo, clubing juga?"
Cindy melirik lelaki di sampingnya. Dari baunya saja Cindy tau lelaki itu dalam kondisi mabuk. Percaya tidak percaya lelaki disampingnya itu adalah Fauzan kakak dari teman SMP-nya, Juita.
Sebagai jawaban atas pertanyaan Fauzan Cindy mengangguk.
"Yaudah, joget yuk!"
"Enggak nggak gue disini aja." Cindy tau meskipun Fauzan masih bisa mengenalinya tapi setengah dari kesadarannya sudah dipengaruhi alkohol.
"Kalo gitu gue temein, ok." Fauzan kembali duduk setelah semula berdiri. Fauzan berbalik dan mengacungkan satu jarinya. Tak lama kemudian datang seseorang dengan membawa nampan beridi satu botol wine beserta 2 gelas kecil.
Fauzan merima nampan tersebut dan menuangkan cairan di dalam botol wine itu ke gelas kecil yang berada di tangan kirinya.
"Mau coba minum?" Tawarnya pada Cindy.
"Nggak!" Cindy menolaknya meskipun sebelumnya ia pernah mminumnya. Hanya saja sekarang ia berada di tempat yang tidak tepat bersama seseorang yang juga tidak benar.
"Nggak seru ke club tapi nggak joget ataupun minum." Cibir Fauzan.
Darah Cindy berdesir mendengar kata Fauzan yang terlihat meremehkannya. Bahkan mulutnya sangat malas untuk sekedar membalas perkataan Fauzan sehingga ia memilih menggerakkan kakinya untuk segera pergi dari tempatnya itu.
"Mau kemana hmm?" Rasa marah Cindy tergantikan dengan perasaan takut hanya dengan mendengar suara Fauzan yang begitu sexy dan mata Fauzan yang merah. Cindy sadar.
Saat ini diri Fauzan sudah sepenuhnya mabuk.
Dilihat dengan cengkraman tangan Fauzan di tangan Cindy membuat nyali gadis itu menciut. Ia menelan ludahnya dengan susah payah dan memilih untuk duduk kembali dari pada harus berakhir teragis.
Cengkraman Fauzan semakun melonggar seiring dengan tubuh Cindy yang kembali mendudukkan bokongnya di sampingnya. Kini tangan lelaki itu beranjak merangkul manja di tubuh Cindy.
"Gue udah nahan semua ini dari lama."
Deru nafas Fauzan terasa sedikit teratur di telinga Cindy. Sekarangposisi Fauzan menempel pada Cindy dengan tangan yang dirangkulkan dan kepala yang berada di pundak Cindy.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bad Girl
Novela JuvenilTegas, berani, nakal namun sebenarnya rapuh ialah diri Cindy yang sebenarnya. Tidak seorangpun yang sadar dan peduli akan hal itu kecuali satu-satunya orang yang bimbang tentang kisah percintaannya selalu di kata brengsek namun ialah satu-satunya le...