02 - Ring My Bell

379 77 12
                                    

***

"Agh, aku kesal sekali. " sedari tadi Eunmi mengepel lantai, sembari mengobrol dengan seseorang di telpon.

Bahkan dia sengaja menekan tombol loudspeaker.

"Kau bertengar lagi dengannya?" Tanya suara di seberang sana.

"Bahkan ini sudah sebulan sejak kepindahanku. Tapi dia semakin keterlaluan. " Eunmi melempar pel lantai dengan sembarang.

Kakinya melangkah menuju sofa dan duduk disana. Dia sudah membersihkannya juga.

"Kau terus-terusan menceritakan pria itu, apa dia lebih tampan dariku?" Kekehan halus terdengar dari ponsel Eunmi.

"Tentu saja dia lebih tampan darimu, sayang sekali kepribadiannya buruk. "

"Oh, apa mungkin kau menyukainya huh?"

Eunmi menatap ponselnya kesal "lebih baik aku mati. "

"Jangan begitu, jadi bagaimana ciri-cirinya?"

"Berhenti bertanya, jika ingin tahu segera tinggalkan Busan dan temui sendiri?!"

Tawa di seberang sana kembali terdengar "Baiklah, tapi apa yang terjadi waktu itu sampai kalian bertengkar seperti ini?"

Eunmi kembali memutar otaknya, mengingat kembali kejadian yang lalu di mana itu adalah hari kepindahannya ke Seoul. "Waktu itu..."

*flashback on*

Seorang gadis berparas cantik menarik kopernya menuju lorong "ah, akhirnya aku tinggal di apartment. "

Gadis itu berhenti di depan apartment dan membuka pintu setelah mengetikan password.

Dia terus-terusan tersenyum menatap apartment bertuliskan angka 101.

Dan kopernya ia bawa ke dalam di dekat pintu.

"Woah, daebak! " gadis itu menghambur ke setiap penjuru ruangan dengan tatapan kagum.

Ruangannya nampak lebih besar di banding yang lain, mungkin itulah kenapa apartment ini di rekomendasikan.

"Jimin daebak, dia memberi apartemen terbaik. No 101. " pantat gadis itu duduk di sofa ruang tengah tasnya ia simpan di sofa.

Gadis itu berdiri menghadap kaca besar yang ada di sana, menunjukan suasana luar kota Seoul. Di seberang sana pemandangan Sungai Han nampak jelas.

Tangannya ia masukan ke mantel seraya bergumam.

"Haruskah aku telpon dia sekarang?"

Gadis itu menggeleng dan terus-terusan bicara sendiri "nanti saja. "

Dia melangkah menuju kamar, sambil menyeret kopernya ke dalam dan bersenandung kecil.

"Woah, kamarnya besar sekali. " gadis itu melompat ke arah ranjang. Wajahnya cerah sekali. Dia bahagia saat itu.

"Siapa kau?" Seorang pria mengagetkan gadis itu, hingga dia terlonjak bangun.

APARTMENT 101✓️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang