17 - Dinner

206 47 13
                                    

***

"Kau tidak sedang berpacaran dengan siapapun kan?"

Eunmi menghentikan kegiatannya, memandang Jimin yang baru saja memasuki ruang tengah.

"Apa maksudmu?"

Jimin melangkah menuju dapur dan mengeluarkan isi belajaannya. "Ada dua pria yang membicarakanmu. Aku rasa Park Eunmi di gedung ini hanya satu kan?"

"Siapa yang membicarakanku?"

"Dua pria yang ada di lift tadi, aku tak melihat wajahnya." Jimin kembali sibuk merapikan belanjaanya dan memasukan ke dalam kulkas.

Eunmi hanya menatap Jimin bingung, kini ia bergulat dengan otaknya.

Namun sedetik kemudian Eunmi kembali menyalakan penyedot debunya. Memilih tak peduli dengan siapapun itu.

"Pasti mereka pria jelek yang suka bergosip, mereka pasti tidak jauh seperti om om mesum." Gumam Eunmi tak jelas.

Beberapa jam kemudian mereka mulai aksi memasak dan memanggang daging di sana. Hawa panas mulai memenuhi dapur dengan aroma yang menggelitik perut.

Eunmi takjub menatap Jimin yang membalikan daging dengan santai.

"Sejak kapan Oppa bisa masak?"

Jimin menoleh sekilas. "Aku ini serbaguna, asal kau tahu."

Eunmi hanya tertawa pelan menatap kakaknya itu, hatinya menghangat.

Menatap Jimin dari jarak sedekat itu membuat Eunmi merasa bahagia, di kota yang luas seperti Seoul ini Eunmi merasa aman saat bersama Park Jimin.

"Dari pada bengong sampai liur mu itu menetes, lebih baik kau siapkan piring dan meja makan!"

Eunmi menatap Jimin sebal. "Aku tak semenjijikan itu!"

Namun tetap menuruti kata-kata Jimin. Eunmi menyiapkan maaknan yang sudah matang.

"Aku akan buat Jus." Jimin hanya mengangguk merespon adiknya.

Selagi membuat Jus dan Jimin memanggang daging. Mereka mulai membuka topik baru.

"Bagaimana pekerjaanmu?"

Eunmi menoleh sekilas pada Jimin yang terfokus dengan masakannya. "Baik-baik saja, bagaimana denganmu?"

"Aku kewalahan, Jeon Corp mengalami penurunan. Kami harus bekerja keras bahkan hampir setiap hari aku ikut lembur di kantor."

"Lalu bagaimana bisa kau berlibur seperti ini?"

"Ini bukan liburan, aku mendapat cuti hingga awal tahun. Tidak seluruh karyawan mendapatkannya."

Eunmi hanya mengangguk. "Kau pasti sangat bekerja keras."

"Sudah pasti, jika kita berhenti bekerja keras maka bagaimana cara kita bertahan hidup?"

"Kita tak bisa hanya meminta uang dn mengemis, lagi pula siapa yang akan mengasihani kita? Ayah dan Ibu sudah di surga."

Aku mulai menuangkan jus ke dalam gelas. Tak berniat terhanyut dalam suasana yang mendadak menyentuh hati ini.

APARTMENT 101✓️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang