APARTMENT 101✓️

10 - Ex

***

Park Eunmi.

Ting.. tong..

Dengan malas aku berjalan menuju pintu depan. Masih terlalu pagi bagiku jika seseorang ingin bertamu.

“Siapa—

“Kau tahu Tae-Hyung kemana?”

Shit. Semalaman aku menangis karena patah hati.

Dan pria ini dengan tanpa bersalahnya muncul lagi di hadapanku, setelah semalam aku bertemu kekasihnya yang menyebalkan.

“Molla.” Ujarku cepat. [Tak tahu. ]

“Dia tak bisa di hubungi.” Jungkook memasang raut yang sulit ku jelaskan. Ada keresahan di balik wajah cerahnya pagi ini.

Dengan terpaksa aku membuka pintu lebih lebar, aku kembali luluh melihatnya berekspresi seperti itu.

“Masuklah, mengobrol di dalam saja.”

Dia masuk dengan sopan.

Tak seperti kekasihnya yang sombong itu.

“Sudah tiga hari, dan sekarang empat hari Taehyung tak kembali ke apartemen.” Ucapku menatap Jungkook yang duduk di Sofa.

Jungkook mengetukan tanganya di sofa beberapa kali, terkadang dia bergumam tak jelas. “Eunmi, kapan terakhir kali kau bertemu dengannya?”

“Terakhir kali di kantorku.” Aku tak mengatakan jika kita berangkat bersama saat itu, mungkin saja Jungkook berpikir yang tidak-tidak dan aku tak ingin itu.

“Kantor?” Tanyanya memastikan, dahinya mengerut.

Sebenarnya ada apa sih?

“Um, kenapa kau mencarinya?  Maksudku— bukankah kalian bertengkar.” Suaraku di biarkan mengecil di akhir, aku tak ingin menyinggungnya perihal pertengkaran mereka.

Jungkook sedikit menunduk. “Aku bersalah pada Hyung, aku tak mendengarkannya sedari awal.”

Seketika hatiku melembut mendengar penuturan Jungkook yang kelewat tulus.

Dia nampak sangat bersalah. Aku ingin sekali menyentuh wajahnya dan mengatakan kalau itu bukan sepenuhnya kesalahan dirinya. Ingin sekali.

Tapi aku tersadar lagi, dia sudah punya pacar.

“Eunmi-ya, sepertinya aku harus mencarinya ke suatu tempat.” Jungkook berdiri di hadapanku.

Aku tak terbiasa dengan kedekatan kami,

semenjak tahu dia punya kekasih. Aku jadi minder. Apalagi pacarnya cukup modis dan cantik.

Dan lebih dewasa dariku.

“Mau mencari kemana?”

Jungkook mengeluarkan ponselnya. Dan menyerahkannya padaku. “Ke kantor, aku minta nomormu ya nanti kalau kau bertemu denganya katakan padaku.” Lalu aku meraih ponselnya dan mengetikan nomorku di sana.