If I said "You're MINE!" , then, forever and no matter what happen, you'll always be mine.
Just remember that.- Cy Park
"Jadi, sebenernya lo tuh nganggep y/n apasih, Yeol? Heran juga gue. Sahabat? Atau, pacar?"
"YA GA BANGSAT! DIA SAHABAT GU—"
Bletak! Sebuah lemparan glove tinju dari Kai tepat mengenai kepala Chanyeol disusul dengan makian yang keluar dari mulutnya.
"Gausah ngegas tai! Kalo emang dia sahabat lo, lo ga mungkin ngelakuin hal kayak yang lo ceritain tadi, sialan!"
Mendengar itu, Chanyeol lagi mengacak rambutnya kasar. Kepergian kamu bersama Taeyong dengan raut muka ketakutan tadi cukup banyak menampar telak Chanyeol.
"Sekarang liat gue," ujar Kai, temen tinjunya Chanyeol. Chanyeol lagi menurut, menghadap ke arah Kai dengan wajah nanar.
"Y/n, sahabat lo kan?"
Chanyeol menjawab dengan anggukan.
"Bagi lo, cuma sebatas sahabat kan? Bener? Ga lebih?"
Chanyeol lagi mengangguk.
"Lo tau kan, bedanya sahabat sama pacar?"
Lagi, anggukan yang di lakukan Chanyeol.
"Oke. Lo tau beda sahabat sama pacar. Tapi gue perjelas lagi dan gue ingetin lagi, lo itu cuma sahabat y/n. Inget, Sa-ha-bat. So, lo ga boleh ngelarang, y/n buat deket sama siapapun, bahkan kalo dia di ci—"
Buagh! Chanyeol tiba-tiba memukul rahang Kai cukup keras.
"Ga. Y/n ga boleh deket sama siapapun, selain gue," ujar Chanyeol yang langsung meninggalkan Kai yang kini sedang menyumpah serapahi laki-laki tiang itu.
...
"Sora? Ngapain keluar malem-malem gini?"
"Eh, lo Chan? Abis beli kuota di warung sebelah."
"Eh, cewek ga boleh keluar malem-malem gini. Y/n aja sering gue marahin. Lain kali nitip ke gue aja kalo misal ada yang lo butuhin.
"Apadeh Yeol. Baru jam 7 malem juga.
"Ya kan, tapi tet—"
"Iya-iya," potong Sora, memutar bola matanya malas, udah tau Chanyeol tuh orangnya gimana. "Jadi, lo ngapain deh ke sini?" tanya Sora.
"Mau liat y/n."
Sora mengangguk paham. "Yaudah kalo gitu, sono. Gue balik dulu ya."
"Eh, bentar. Yang kemaren kata lo mau pergi jadi nggak? Gue lowong kok."
Sora cuma senyum masam. "Udah lewat kali Yeol. Kita harusnya pergi hari ini. Lo gue chat ga di jawab."
Mendengar itu, lantas Chanyeol mendelik. Sepulang sekolah tadi ia sibuk di tempat latihan tinjunya yang sekaligus curhat sama Kai dan berakhir dengan sumpah serapah yang di dapatnya. Dan lagi, ia memang mengabaikan semua chat dari siapapun karena terlalu sibuk ngespam chat kamu.
Chanyeol menggaruk tengkuknya. "Ah, sorry. Gue lupa. Tadi ada kerjaan," ujar Chanyeol.
Sora cuma senyum tipis. "Yaudah, sana liat y/n. Gue balik dulu." Sora langsung saja berbalik, namun taunya tangan Chanyeol menahannya.
Seperti biasanya, Sora lagi berdesir.
"Kenapa Chan?"
"Lo tentuin harinya, nanti gue usahain bisa kok. Gue gasuka jadi orang ga nepatin janji. Lo spam chat aja terus ke gue kalo misal gue ga jawab-jawab. Oke?" ujar Chanyeol, kini menambahkan tangan satunya untuk menggenggam tangan Sora.
"Gue janji," tambah Chanyeol.
Inilah alasan kenapa Sora ga bisa buat ga nerima kehadiran Chanyeol. Chanyeol emang cowok yang bisa di bilang hampir mendekati sempurna, walau Sora tau, semua cerita Chanyeol sama kamu juga kejadian siang tadi.
"Oke. Cepet sana liat y/n."
Chanyeol menyunggingkan senyum, tiba-tiba langsung mengusap puncak kepala Sora lembut. "Ati-ati pulangnya. Bye."
Dan itu taunya hal yang di lakukan Chanyeol pada Sora di lihat jelas oleh dua orang yang berdiri di balkon kamar.
...
"Sepatu cowok?" gumam Chanyeol mengernyit, namun tetap melangkahkan kakinya menuju pintu rumah kamu.
Tanpa salam atau apapun, Chanyeol langsung buka pintu dan ngonyor aja masuk ke dalem.
"Ma!" seru Chanyeol dari kejauhan, menuju dapur di mana mama kamu lagi masak di sana.
"Nak Chanyeol, kenapa baru ke sini?"
"Hehe... Baru sempet Ma," ujar Chanyeol seadanya, mendaratkan pantatnya di kursi pantry, lalu menyodorkan kantong plastik berlogo Vivapolo, tempat makan kesukaan mama kamu.
"Chanyeol, lain kali ga usah bawa banyak-banyak, nanti ga kemakan."
Chanyeol cuma senyum doang. "Oh iya, tadi kayaknya ada sepatu cowok di depan, punya siapa?" tanya Chanyeol.
"Oh iya. Itu ada temennya y/n dateng. Kayaknya baru pertama kali sih ke sini. Siapa ya tadi namanya, ben—"
Kalimat mama kamu terpatah dengan Chanyeol yang langsung melesat cepat ke kamar kamu, melangkahi dua sampai tiga anak tangga sekaligus.
"Y/n!" Chanyeol dengan kasar buka pintu kamar kamu.
Kamu yang udah tahu dan liat semuanya, ga terkejut sama sekali, dan semakin eratin genggaman tangan kamu di tangan Taeyong yang duduk di kursi samping tempat tidur kamu.
Chanyeol yang ngeliat tangan kamu di pegang Taeyong langsung melangkah ke arah kamu dan Taeyong dengan wajah memerah, menahan amarah.
Namun langkahnya tiba-tiba terhenti dengan ucapan kamu, "Pergi, Park Chanyeol. G-gue, ga butuh lo lagi, laki-laki s-sialan," ucap kamu bergetar.
Sialan? – ulang Chanyeol dalam dirinya.
Bagi y/n, dia sialan? Sialan! Haha!
Benar, kau sialan Park Chanyeol. – ulangnya lagi dalam hati.
Tapi, "Lo mau gimanapun, tetap milik gue, y/n. Cukup inget itu," gumam Chanyeol, lalu berbalik, melangkah pergi.
Votenya Bae :))
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsession #ChanyeolImagine [COMPLETED]✔
Fanfiction(17+ maybe) [Private some chapter, ending, and ekstra part. Follow me first for comfortable reading. Thanks!!] Telinga doang gede. Tapi ga peka. Percuma. Percayalah, kalian bakal baper sebaper-bapernya karena Chanyeol memperlakukan kamu bak seorang...