#31 End

4.7K 266 72
                                    

"Hey, berhenti nangisnya," kata Chanyeol, semakin menenggelamkan kepala kamu di dadanya.

"Lo jahat Yeolli!" ujar kamu dengan sesenggukan, menutup muka kamu dengan kedua telapak tangan.

"Iya-iya. Gue jahat. Semua salah gue. Gue minta maaf, hm? Please, jangan nangis lagi. Gue gasuka."

"Lo mainin perasaan gue!" seru kamu lagi.

Chanyeol mendesah kasar. Tiba-tiba ia mengganti posisinya jadi di atas kamu. Tangan kamu yang tadi nutup muka langsung ditariknya lalu menahannya dengan kedua tangannya di atas kepala kamu. Kamu terkungkung.

"Sekarang y/n mau apa?" tanyanya lembut, berusaha agar kamu sedikitnya melunak. Kamu cuma mengerjap, menatap obisdian Chanyeol dengan napas sesenggukan.

"Gue ga ngerti kalo lo cuma nangis gini, terus mukul-mukul gue y/n." Chanyeol menghela napasnya, menjeda kalimatnya. "Ngomong, hm? Please bae," ucap Chanyeol putus asa.

Kamu masih sesenggukan, akhirnya membuka suara. "L-lo, hiks, lo jahat Yeolli. Lo nurutin semuanya buat gue, oke. Tapi, masa gue cewek yang nembak lo duluan. Gue malu. Makanya gue diem aja. Nunggu lo peka. Tapi lo ga peka-peka. Hiks..."

"Kenapa lo harus malu?"

"Ya jelas malu Yeolli!" seru kamu. "Kalo misal kemungkinan lo nolak juga ada, muka gue mau di taro mana? Terus ikatan sahabatan kita gimana sehabis gue nembak lo. Gue mikirin itu!"

Chanyeol malah tersenyum. "Oke. Gue salah. Gue akui itu semua. Sekarang y/n mau apa lagi? Ngomong yang jelas."

"Putusin Sora," ucap kamu pelan.

"As your wish bae," Chanyeol langsung mengambil handphonenya di atas nakas samping kasur kamu, setelahnya kembali duduk di atas perut kamu, namun tetap di tumpu dengan kedua kakinya, jadi kamu ga kegencet gitu.

Chanyeol sibuk mengetik di layar handphonenya. Kamu menerka, apakah Chanyeol akan menelpon Sora. Entahlah.

Tak lama, Chanyeol menunjukkan handphonenya ke kamu.

From : Chanyeol

To : Sora

Message : Kita putus. Okesip?

Membaca itu, lantas kamu hendak tertawa, namun kamu dengan cepat menahannya. Masih marah kamu tuh ey, masa iya udah ketawa lagi, keenakan dong Chanyeol.

Kamu cuma mengangguk.

"Terus apalagi?"

"Lo yang ngomong," ucap kamu.

"Ngomong apa?"

"Itu! Yang pacaran. Lo yang ngomong ke gue."

"Pacaran? Ngomong ke lo? Apasih?"

"Ish! Itu, lo minta ke gue, yang tadi itu. Gue gamau. Malu."

"Minta apa? Yang tadi apa? Apa yang malu? Astaga, jelas-jelas y/n."

Pengen syunat Chanyeol dua kali rasanya :))

"ISH! LO YANG NEMBAK GUE! LO YANG CONFESS, LO YANG NGAJAK GUE PACARAN! HAISH!"

Kamu berteriak yang malah buat Chanyeol ketawa ngakak ga berhenti-berhenti.

Kamu yang makin kesel akhirnya dorong badan dia dari atas kamu, ngebikin Chanyeol njungkel ke belakang.

"MULAI DETIK INI, KITA GA USAH NGOMONG LAGI!" teriak kamu kesal, terus turun dari kasur, namun lagi, Chanyeol dengan cepat menahan.

Masih dengan sisa tawanya, Chanyeol nahan bahu kamu biar duduk lagi.

"Sumpah. Lo tuh nggemesin banget tahu kalo marah. Pengen gue gigit, gue cubitin coba."

"Yaudah! Gue marah aja terus sama lo!" teriak kamu.

"Jangan dong, nanti gue sedih."

Anjeng, masih sempet-sempetnya ngalus dia.

Kamu buang muka, gamau natap Chanyeol. Chanyeol masih berusaha meredakan tawanya. Tiba-tiba, Chanyeol nangkup wajah kamu.

Obsidiannya natap kamu dalem banget kali ini, kayak dia juga berusaha ngomong lewat matanya.

"Y/n-nya Channie, maaf udah bikin y/n kesel, nangis, sedih, marah, semuanya. Maaf kalo Channie ga pernah peka kalo y/n lagi bete atau nggak suka sama yang Channie lakuin." Chanyeol menjeda kalimatnya, buat natap kamu lebih dalam lagi.

"Gue sayang sama lo, y/n."

Setelahnya Chanyeol ngecup dahi kamu pelan.

"Gue ga pernah mau ngelepas lo, dari dulu. Kadang gue juga mikir, kalo misa lo nikah sama orang lain, lo harus tinggal sama gue, laki lo biarin aja sendir—AW!"

Kamu langsung nggetok kepala Chanyeol keras.

"Ngawur!" kata kamu.

Chanyeol nyengir. "Makanya, gue gapernah mau lo sama orang lain. Sama gue aja selamanya."

Oke, jangan tanya jantung kamu sekarang kek gimana. Udah jedak-jeduk diskoan dah di dalem.

"Kalo lo nanya, gue ada rasa cinta atau ngga sama lo, lo ga perlu jawaban y/n. Karena dengan gue ada di samping lo, dengan lo ada di samping gue, itu udah jadi bukti nyata kalo lo itu segalanya buat gue."

Elah, ini Chanyeol ngalusnya bisa bikin anak orang mati suri yekan? Wkwk.

Kamu diem aja, hati kamu dah jedan-jedun gitu, gatau lagi mau ngomong apaan.

"So, gue ga perlu yang namanya pacaran y/n."

Ucapan Chanyeol sontak bikin kamu mengernyit.

Chanyeol tersenyum, mengelus pipi kamu dengan jempolnya.

"Gue cuma perlu, lo jadi tunangan gue."

Kamu membelalak lebar. Tak percaya. "Y-yeolli..."

"Karena cuma itu caranya biar gaada yang ngambil lo dari gue y/n." Chanyeol lagi-lagi tersenyum semakin lebar.

"Besok kita tunangan. Buat nikahnya, terserah lo mau kapan. Mau langsung nikah aja, gue mau kok. Hehe..."

"YEOLIIIIII!"

Kamu menutup muka, malu.

Chanyeol terlihat tak peduli, malah sebuah seringaian tercetak di wajahnya. "Sekarang, gue mau cium lo dulu."

Selanjutnya, Chanyeol nyerang kamu dengan ciumannya yang semakin turun ke leher kamu. Menimbulkan banyak bercak merah keunguan yang entah kapan Chanyeol berhenti, yang jelas, dia terus menciumi kamu.

...

~ end ~

And also, my big thanks for you, Chanyeollie Park

...

Njay! Selese juga nih ff gaje. Wkwkw...

Gimana endingnya? Sesuai ekspektasi nggak?

Maaf kalo misal ternyata ngecewain. Ini pertama kalinya aku bikin ff semenjak suka EXO. Jadi, yah, masih harus banyak belajar. Mwehehe...

So, gue juga pengen tahu pendapat kalian tentang ff ini. Karena comment kalianlah yang bikin aku semangat buat nulis.

Boleh inline comment di sini ya.

...

Mungkin emang end, tapi kalo misal banyak yang comment di atas, gue bakal usahain bikin eskchapt. So, boom youre comment gaiseu... Hehehe...

Salam hangat.
Ocakwe

Obsession #ChanyeolImagine [COMPLETED]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang