#22 Putus Asa

2.8K 257 14
                                    

Yang kamu rasakan pertama kali adalah sesak. Kamu menggeliat pelan, berusaha mengucek mata kamu dengan tangan kamu yang juga sulit bergerak, hingga sebuah suara memecah keheningan.

“Y/n? Kenapa?”

Kamu mendongak, mendapati Chanyeol yang sipitnya juga berusaha membuka, membiasakan cahaya lampu kamar kamu yang tadi tak sempat di matikan.

Chanyeol langsung duduk, setelah sebelumnya merebahkan kamu dulu. “Kenapa? Haus? Panas? Atau kedinginan?” tanyanya, masih dengan muka bantal dan suara yang bertambah seksi aja. Njay :v

Kamu menggeleng, menutup selimut kamu lagi sampai ke dada, setelahnya membelakangi Chanyeol.

Lama respon yang Chanyeol berikan, kamu mencoba
memejamkan mata lagi, hingga tiba-tibas sebuah gerakan melesakkan tangan kekarnya melewati leher bawah kamu, kamu lagi menahan napas, sampai akhirnya kungkungan Chanyeol dengan cara memelukmu menyamping benar-benar membuat kamu bahkan sulit untuk bernapas teratur.

“Y/n ~” ujarnya serak, “ngantuk.”

Kamu diam, membiarkan mata kamu terbuka, menatap kosong entah pada apa yang ada di depan kamu.

“Y/n-ah...” panggilnya lagi, namun kamu masih memperthankan keterdiaman kamu sebagai responnya.

“Jangan duduk di belakang lagi, balik ke samping gue ya besok? Hm?” ujarnya. Kamu diam.

“Y/n-ah,” Chanyeol lagi berujar, di tambah dengan dekapannya yang semakin kuat dan bibirnya yang kini mulai mengecup pelan bahu kamu, “jangan pacaran sama Taeyong,” lirihnya yang bikin dada kamu tiba-tiba sesak, “jangan kayak gini lagi.” Nada suara Chanyeol benar-benar melirih.

“Kenapa?” ucap kamu pelan.

“Y/n-ah?” Chanyeol berusaha memutar tubuh kamu agar menghadapnya, namun kamu mengeraskan tubuhmu, enggan berbalik.

“Kenapa?” tanya kamu sekali lagi, masih membelakangi Chanyeol. “Kenapa gue ga boleh deket sama cowok lain, sedangkan lo dengan mudahnya bisa deket sama cewek lain? L-lo, lo ga adil Chan,” ucap kamu tertahan. Pengen nangis aja rasanya kamu tuh.

“Y/--“

“Dan berhenti perlakuin gue kayak gini, g-gue, gue gabisa nahan ini semua, Chanyeollie.” Akhirnya kamu benar-benar menangis, dan itu cepat bagi Chanyeol untuk membalik tubuh kamu dengan sekarang ia yang berada di atas tubuh kamu, di tumpu dengan kedua lengannya di sisi kiri dan kanan kamu, mengurungmu.

“Jangan bikin semuanya jadi sulit, kasih gue kejelasan.”
Chanyeol tak menjawab, hanya menatap kamu entah dengan tatapan apa, kamu tidak bisa mengartikannya.

“Lo bilang sahabat gue, tapi lo ny-nyium gue kayak kemarin dan tadi.” Kamu mulai sesenggukan, bulir mata kamu juga sudah sedari tadi jatuh.

“Udah ngomongnya?” tanyanya dengan nada rendah.
Kamu menggeleng pelan. “I-itu gabisa Chan, itu bukan hal yang bisa dilakuin sama orang yang cuma sahabatan doang.”

Mendengar jawaban kamu, tepat setelahnya Chanyeol tersenyum miring. “Kenapa gabisa, kalo sekarang pun gue bisa ngelakuin itu sama lo.”

Cup ~

Chanyeol mencium bibir kamu lagi tepat setelah itu, namun hanya sebentar dan ia langsung mengangkat wajahnya, menatap kamu dalam.

Kamu tergugu, tak bisa berkata-kata, hanya menatap balik matan Chanyeol dengan delikan lebar mata kamu.

“Why i cant do, if i want to do?” tanyanya terdengar seduktif.

Argh, sial! Kamu benar-benar tak mengeti lagi jalan pikiran Chanyeol sekarang.

“Kita tetap sahabatan?”

Chanyeol terkikik pelan. “Kenapa lo nanyain sesuatu yang emang udah jelas di antara kita y/n?”

ASTAGA! INGIN BERKATA KASAR!
KASAR ~

“Yeol, lo ga ngerti,” ucap kamu putus asa.

“Di bagian mana gue harus ga ngerti? Lo sahabat gue, gue sahabat lo. It clear, isn’t?” ucapnya tanpa dosa.

“YEOL!” Kamu spontan berteriak kesal.

“Kenapa, hm?” tanyanya santai banget, seolah bentakan kamu barusan tak ubahnya hanya suara denging nyamuk.

“Ciuman bibir tuh cuma di lakuin buat orang yang pasangan! Lo kok ga tau sih!” Kamu berucap kesal.

“Sahabat juga pasangan kan? Pasangan sahabat,” ujarnya dengan muka watados, minta di tendang, di tabok, di cakar, terus di tenggelemin.

Etapi jangan, sayang :((

Kamu sudah kehabisan kesabaran, emang definisi sahabat di otak Chanyeol tuh kayak gimana sih? Bebas ciuman, bebas pelukan, bebas cuddling sana sini, tapi dia deket sama cewek lain, bahkan ada niatan buat macarin, sedangkan kamu yang korban di sini malah ga di bolehin apa-apa. Syhit emang!

Jelasin woy jelasin!

Pen nyerah aja, kamu yang ngungkapin perasaan duluan sama dia, tapi wagelaseh, ga berani bangsyad! :(

Kamu langsung berbalik ke posisi semula, membelakangi Chanyeol, sampe Chanyeol ngelesakkin salah satu tangannya lagi ke bawah leher kamu, dan jadilah posisi kalian balik lagi kayak semula.

“Berarti kita ga akan pernah yang namanya naik status gitu, jadi pacaran?” gumam kamu namun terdengar jelas oleh Chanyeol.

Naik status :v

Chanyeol malah terkekeh cukup keras. “Ngomong apaan sih, pacaran? Ya ga mungkin lah. Lo udah temen terbaik gue dari dulu.”

Elah si bagong, minta di sodok.

Eh, kebalik :(

“Oh, sahabat yang suka nyium-nyiumin sahabatnya sendiri, contohnya nyiumin bahu gue kayak sekarang,” ketus kamu.

Benar adanya, dan sekarang Chanyeol lantas melepas kecupannya di bahu kamu. “Biarin, bahu kamu lembut banget, kayak permen jeli.”

Astaga!!

“Haish!” Kamu berdecak sebal, membalikkan tubuh kamu ke arah Chanyeol, dan langsung menghujani cowok itu dengan pukulan acak kamu.

Bukannya marah, Chanyeol malah tertawa, berusaha menahan pukulan kamu yang sebenernya kalo keseringan bisa bikin sakit juga.

“Chanyeol! Mati aja gih!” ucap kamu kesal, dengan amarah yang sudah mencapai ubun-ubun.

“No y/n. Nanti siapa yang bakalan jagain lo kalo gue mati?”

“Gue bukan anak kecil yang perlu di jaga!”

“Terserah. Bagi gue lo sangat harus di jaga. Karena lo milik gue. Dan gue gasuka apa yang punya gue ga aman.”

Emang minta di sunat banget ya otongnya si Cahyo :(

Obsession #ChanyeolImagine [COMPLETED]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang