~Light Up The Sky~
Willis sedang berada di kantornya, mengurus berkas yang menumpuk untuk beberapa hari kedepan, menyelesaikan semua walau ia lelah.
Willis meletakkan bolpoin yang sedari tadi ia genggam, kemudian ia menyenderkan kepala nya ke kursi kebesarannya.
Huft..
Helaan napas terdengar jelas dari bibir tipis Willis. Memijit pelipisnya yang berdenyut sangat cepat. Sesekali ia memikirkan keadaan Anne yang saat ini masih di rumah sakit, mengingat ini sudah 2 minggu, Anne dirawat.
Drtt. Drt. Drt.
Deringan ponsel membuat Willis menghentikan pijitan nya kemudian beralih ke ponsel yang berada di samping laptopnya.
Sana calling.
Dengan enggan Willis mengangkatnya.
"Ada apa kau menelponku?" ucap Willis.
"Hei, sayang. Apa kabar?"
"Jangan berbasa-basi. Aku ingin tahu tujuan mu menelpon ku."
"Haha, ternyata kau sudah bisa menebaknya, Tuan Willis."
Willis hanya merotasikan kedua matanya malas.
"Aku ingin membuat suatu kejutan untuk mu, Willis."
Willis hanya diam, namun itu hanya sesaat saat ia mendengar suara jeritan dari sebrang sana.
"nghh, Lepaskan aku!! Lepaskan!!"
Willis mengenal suara itu, suara yeoja yang tadi ia pikirkan, Roxxanne.
"Anne? Sana!! Apa yang kau lakukan?!!"
"Aku tidak melakukan apa-apa, Willis. Aku hanya bermain dengan Gadis sialan ini, Ups maaf maksud ku Roxxanne."
"Jangan pernah kau menyakitinya atau kau merasakan akibatnya!!" teriak Willis.
"Hei, tenanglah Tuan Willis yang terhormat. Anne tidak akan ku sakiti, asal kau datang ke alamat yang ku kirimkan."
"kirimkan sekarang!!!!"
••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••
"Sana!!! Minatozaki!!! Dimana kau?!!!" teriak Willis di sebuah gedung tua yang sudah tak terpakai karna sebuah kebakaran yang menimpa gedung itu.
"Jangan berteriak, ini bukan Hutan." ucap seorang yeoja membelakangi cahaya matahari. Willis segera menatapnya dan ia yakin itu adalah Sana.
"Katakan dimana, Anne sekarang!"
Yeoja itu berjalan mendekati Willis, hingga wajah dan seluruh badannya terkena cahaya matahari.
"Jangan terlalu terburu-buru." ucapnya sambil melewati Willis dan ia duduk di sebuah sofa yang sudah kusam tetapi masih layak di pakai.
Willis mengepalkan kedua tangan nya, karna ia sudah tidak tahan dengan sikap Sana.
"Jangan bermain, Sana!"
"Tidak, aku tidak bermain. Jika kau ingin bertemu Anne, maka baiklah. Tapi dengan satu syarat, duduk lah di hadapan ku dengan tenang." ucap nya, Willis hanya menuruti.
Sana menepukkan kedua tangan nya membuat dua namja bertubuh kekar datang dengan seorang yeoja berada di antara mereka dengan tali mengikat kedua tangan nya.
"Anne!!!" teriak Willis sambil berdiri.
"duduk, Will. Jika tidak ingin terjadi apapun kepada Anne." Willis kembali duduk kemudian menatap Sana.
"Apa yang kau inginkan?!"
"Aku?" ucapnya sambil menunjuk dirinya sendiri. Tak lama Sana berdiri kemudian menghampiri Anne yang sednag meronta untuk minta di lepaskan.
Plakk..
Seketika kedua mata Willis membelalak saat melihat pemandangan di depan nya. Sana menampar Anne dengan begitu keras sehingga pipi nya menjadi merah.
"Sana!!!"
Sana mencengkram dagu Anne kemudian menatapnya dengan Tajam.
"Karna Wanita ini, Kau membatalkan pertunangan kita yang hampir dimulai dan karna wanita itu juga kau meninggalkan diriku!"
Plak.
Plak.
Plak.Lagi dan lagi Sana menampar Anne, membuat Anne merasakan sakit dan air mata turun membasahi pipi tirusnya.
"Jangan menyentuhnya, Sana!!! Dia milikku!! Soal Pertunangan, aku memang tidak menginginkannya!!"
Sana tersenyum kecut sambil menjambak rambut Anne dengan keras.
"Akhhhhh." teriak Anne saat merasakan kesakitan yang luar biasa di kepalanya.
"Sana!!" ucap Willis sambil berdiri berniat menghampiri Sana, namun harus terhenti.
"Jangan mendekat! Kau akan menyaksikan Anne tiada di depan mata mu."
"kau akan menyesal, Sana!!" ucap Willis. Membuat Sana tertawa, tak berlangsung lama saat ia mendengar sebuah suara dari belakang Willis.
"Minatozaki, lepaskan Roxxanne." ucap seorang yeoja.
"Hei, Baekhyun Taeyeon Tiffany Luhan Dan Umji. Senang sekali kalian bisa datang dan melihat ajal gadis ini." ucap Sana.
"jangn berani menyentuh Eonni ku!" teriak Umji.
"Eonni? Ini kau sebut Eonni? Mana ada Eonni yang tega merebut lelaki yang kau cintai? Dan karna Eonni mu pertunangan ku dengan Willis, batal." ucap Sana.
Umji mendekati Sana, mengabaikan Sana yang melarangnya.
"Dia tidak bersalah dan dia tidak melakukan apapun."
Bersambung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Light Up The Sky [Complete]
Fanfiction> Author < Hehe, ini Cerita yang cukup sederhana dan hanya memiliki sedikit chapter. Cerita ini, Aku ambil dari lagu Girl's Generation "Light Up The Sky". Mungkin ada sedikit berubah dalam nya, dan beberapa kegajean dan keanehan. Maafkan Jika tidak...