tak ada yang abadi

24 3 0
                                    


Dan pada akhirnya, aku terpaksa melihat mu pergi..

Aku yang biasanya mempertahankan mu, sekarang harus memperhatikan gerak kepergianmu.
Sebenarnya, aku sudah tahu, kalau kisah kita hanya akan berujung kelabu.
Meski tahu akhirnya begitu, aku tetap mempertahankan apa yang seharusnya bukan jadi milikku.
Tuhan, maafkan aku. Aku sudah melanggar kehendak-Mu.

Aku tidak pernah membayangkan,
apalagi menduga kedatangan hari ini.
Hari dimana kamu memilih untuk melepaskan kenangan.
Atau mungkin, kamu memang benar hanya sekedar angan-angan, maka itu kamu pergi tanpa keterangan?

Jujur saja, aku lebih takut mengartikan alasan kepergianmu,
daripada memperhatikan gerak langkah mu.
Sebenarnya, "Sudah lelah berpura-pura mencintaiku," atau "Sudah menemukan yang baru," alasan dari kepergianmu itu?

Aku tidak pernah lelah memikirkan mu, walaupun tidak demikian dengan mu.
Hah.
Mana ada waktu yang kau buang, hanya untuk memikirkan ku?

Sekarang, aku mengerti mengapa matahari selalu bergantian dengan bulan.
Mengapa siang selalu bergantian menjaga angkasa dengan gelapnya malam.
Dan, mengapa orang-orang akan dikebumikan pada akhirnya.

Aku mengerti.

Karena didunia ini, tidak ada yang abadi. Begitupula dengan perasaan.
Dan untuk sekian kalinya, kamu pergi.
Dan aku sendiri.

A NOTETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang