10:30 pm

19 0 0
                                    

untuk yang belakangan ini sering kali mengusik pikiran.

halo, teman!
apa kabar? sudah berapa lama, sejak terakhir kali kita bicara?
aku rindu.
meski hanya dengan beberapa baris dengan topik yang tidak penting dari pesan singkatmu. aku rindu.
menghabiskan waktuku dengan berbicara denganmu.
aku rindu.

ingat tidak, beberapa tahun lalu dengan waktu yang sama, kita masih berbicara dengan menukar pesan singkat?
pesan singkat yang tak akan ada habisnya, sampai salah satu dari kita tertidur dengan handphone di tangan.
aku rindu itu. sudah berapa tahun, ya? ngomong-ngomong, belakangan ini, aku selalu membaca pesan-pesan singkat itu.
berharap nanti namamu akan kembali menjadi chat nomer satu di daftar pesanku.

pernah tidak, saat kamu membaca pesan lama kita, terpikir olehmu apa yang seharusnya kamu katakan saat itu, menggantinya dengan yang lebih dari itu?
membacanya berulang kali, sampai akhirnya kamu menyesali kata-katamu, ingin menggulangnya, jika bisa.
aku harap kamu juga begitu.
karena sejujurnya, menyedihkan jika hanya aku yang terlalu mengharap.

"sudah dulu, ya" katamu.
"ya." balasku,

apa itu maksudmu untuk mengatakan perpisahan?
akhir dari pesan singkat yang kemudian tidak pernah terjadi lagi, sampai sekarang?
karena jujur saja, beberapa tahun lalu, aku masih belum mengerti maksudmu, belum menangkap maksud dari kalimat itu.
jika kau katakan pada ku seperti itu lagi saat ini, aku janji, aku akan menahanmu agar kamu tidak mengatakan kata-kata itu lagi kali ini.

setelah setahun pertama hilang, pernah sekali aku memberanikan diri.
mencoba menjadi yang memulai pertama, mencoba menghadiri kegiatan kita dulu.
meski hanya dapat balasanmu yang singkat dalam jangka waktu yang sangat lama, aku masih senang saat akhirnya kamu membalasnya.
ingat tidak, saat itu, kamu akan membalas satu jam atau bahkan, lebih setelah aku mengirimmu pesan? tak apa, mungkin kamu sibuk, lagi-lagi, aku maklumi.
tapi, setelah itu, makin lama jarak antaran kamu dan aku saling membalas percakapan yang ada diantara kita.
sekali lagi, ingat tidak, kamu bahkan mampu untuk tidak membalas pesanku selama satu hari?
awalnya, aku kira mungkin operatornya yang salah.
tapi, lama-lama, aku merasa bosan.
tidak, tidak bosan karenamu.
aku hanya, aku merasa aku mengganggumu. jadi aku berhenti. mendelete chat kita, hingga namamu hilang dari daftar pesanku.

2012.
2015.
tiga tahun, ya?
hari ini, sempatku lihat kau hadir kembali di dunia media sosial.
aku rindu, sungguh.
jadi, tanpa banyak pikiran, aku mulai mengetikan pesan singkat ke namamu.

"apa kabar?"

aku memberanikan diri, sebuah senyum yang lebar terpeta di wajahku dengan jelas.
namun, setelah beberapa jam kau tidak membalasnya, senyumku hilang begitu saja. aku menyadari sesuatu.
ini pernah terjadi, sama persis seperti beberapa tahun silam.
jika saja sekarang kau sudah menganggap aku bukan bagian dari hidupmu lagi, tak apa. mungkin nanti di lain waktu, aku akan mengerti mengapa.

"aku rindu," kataku lagi setelah menyadari kau tak akan membalas pesanku.

sekarang, aku hanya bisa menghapus namamu dari daftar pesanku, lagi.
kali ini, beserta kontak dan segala chat history kita yang selalu diam-diam aku baca dalam kenangan.
mungkin, nanti lain waktu, saat kamu membuka chat itu dan membalasnya, akan ada tulisan kita sudah tidak berteman lagi, ada kotak di bawah yang memberimu dua pilihan; delete contact, menghapusku dengan sepenuhnya dalam kehidupanmu, atau re-invite, dan memulai dari awal.

tapi sebelum itu, aku harap kamu merasakan apa yang aku rasakan; kehilangan.

semoga kau baik-baik saja, teman!
atau harus aku panggil, yang pernah berstatus sebagai teman?

A NOTETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang