bayangan dia yang selalu menghantui kita

33 0 0
                                    


Aku mencintaimu, lebih dari cintanya padamu. Apakah kamu pernah sadar akan hal itu?
Jangankan sadar, perduli saja kau tak mau.

Aku takut menunjukan wajahku saat kita bertemu.
Aku takut;
aku takut kamu akan melihat betapa lemahnya aku tanpa dirimu;
aku takut kamu akan melihat bayanganmu yang masih bertahan dihatiku;
aku takut, kamu akan menertawakanku.

Aku menyayangimu.
Tanpa tahu bagaimana caranya untuk berhenti,
hingga saat ini, kamu masih yang ada dihati.
Aku masih belum bisa pergi.
Seakan kamu terus memanggilku,
membuatku kembali menanti.

Menjadi tidak diinginkan bukanlah hal yang baru bagiku, aku pernah merasakannya.
Sekali, dua kali, sering malah.
Dan, pernahkah kamu membayangkan perasaan saat itu?
Seperti barang yang sudah rusak, aku dibuang begitu saja.
Tanpa ditengok kembali, aku ditinggali.

Mudah bagimu untuk kembali padanya.
Tapi apakah kamu pernah memikirkan perasaanku?
Saat melihat orang yang kita cinta, mencintai orang lain?
Saat itu, aku hancur.

Orang bilang, kadang kita harus melupakan orang yang kita cintai, bukan karena kita lelah, tapi karena mereka sudah memutuskan untuk kalah.
Dan itu yang membuat aku semakin lemah.

Kamu memutuskan untuk kalah, dan aku hanya bisa mengalah, demi kamu - dan dia.

Entah mana yang lebih menyakitkan, mengingat bagaimana cara kau meninggalkanku untuknya, atau mengingat kenangan kita bersama.

Yang jelas, bayanganmu masih terus menghantui aku, membawaku kemasa pahit-manis "kita" dulu.
Entah kamu menyadarinya atau tidak,
tapi dalam diam, aku selalu menitipkan ribuan harapan yang sama pada rintik hujan.

Kamu tidak perlu tahu, biarkan aku mengubur rahasia hatiku.
Aku mencintaimu, tanpa harus memiliki alasan dan tujuan.
Dan, orang lain takperlu tahu itu.

A NOTETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang