BAGIAN 10

93 11 1
                                    

Aku benci hari ini, dan satu hari sebelum hari ini.

°°°

"Lo kenapa sih?" Westi sudah pusing di buat Alice yang bungkam dari tadi pagi dan hanya melamun, tidak memperhatikan pelajaran. Yang membuat westi kesal itu karena westi juga kecipratan omongan dari bu beti tadi, karena westi terus saja bertanya soal matematika dan Alice tidak bergeming dari acara melamunnya.

"Lice, lo budek ya? Daritadi gue ajak ngomong gak pernah di saut, lo kenapa sih?" Lagi, kini gerakan westi sambil menggoyang-goyngkan lengan Alice membuat cewek itu meringis.

"Apaansih? Ganggu aja"

"Emang lo lagi ngelakuin apa? Heran gue sama lo," Westi melipatkan lengannya di depan dada, "masalah cowok ya? Siapa? Biar gue tinju aja, berani-beraninya bikin temen gue ngelamun sampe gak gerak sama sekali"

"Lebay deh lo"

Westi tidak habis pikir dengan Alice, bukannya Alice ya yang lebay sampai harus melamun segala?

"Terserah lo deh. Si Rey ya? Aduh, udah deh lice lo gak usah berhubungan sama cowok lagi, gak ada gunanya, buktinya sekarang lo sakit hati kan?"

"Lo gak ngerti," Ucap Alice, ia masih menatap lurus papan tulis dengan tatapan kosong.

"Mana mungkin gue ngerti kalau lo gak cerita, aneh deh"

Alice berdecak, lalu ia melengos begitu saja meninggalkan westi dengan tatapan kesalnya.

"Aneh, gue harus samperin si Rey"

*

"Gue rasa, pertaruhan kita sampe sini aja," Ucap ilham sambil meneguk satu botol air sampai habis.

"Maksud lo?"

"Iya, Rani udah kembali. Sekarang lo tau sendiri kan kalau gue gak deketin dia? Gue itu udah gak cinta sama dia Rey"

Rey mengangguk, ada yang aneh di sini kenapa hatinya ragu untuk meninggalkan Alice? Padahal dahulu yang ia inginkan adalah Rani.

"Tapi, gue mau minta satu kesempatan lagi"

"Kenapa? Lo udah suka sama Alice? No! Lo gak boleh suka sama dia"

Rey melipat lengannya di depan dada, "kenapa? Itu terserah gue!"

"Dari awal perjanjian kita cuma, siapa yang bisa mendapatkan Alice dia yang bisa maju untuk memperjuangkan Rani. Jangan bilang kalau lo emang suka sama Alice?"

"Maka dari itu, gue mau pastiin satu hal dulu, gue harus tau hati gue ini untuk siapa!" Rey benar-benar bingung sekarang, ada apa dengan hatinya? Apa benar yang di tebak oleh ilham bahwa Rey sudah menyukai Alice? Tapi kenapa Rey juga tidak bisa melepaskan Rani?

"Terus kalau lo suka sama si Alice, lo mau semudah itu rebut dia dari gue? GAK BISA!" teriak ilham yang kini sudah mulai terbawa suasana, "inget ya, lo harus bisa milih salah satu dari mereka, awas aja kalau lo mau keduanya, egois!"

"Gue udah jadian sama Alice" Ucap Rey, membuat ilham mendelik ke arahnya.

"Apa? Lo... Lo gila? Gue gak suruh lo buat jadian sama dia," Ilham mengacak rambutnya frustasi.

Alice [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang