BAGIAN 9

65 8 3
                                    

gue gak tau kenapa setiap di dekat lo, rasanya gue jadi perempuan satu-satunya yang paling berharga di muka bumi.

°°°

PAGI ini Rey sedikit lebih pagi, rencananya menjemput Alice terlebih dahulu. Entah kenapa perasaan Rey pagi ini lebih berwarna dari pagi-pagi biasanya, apa karna akan bertemu dengan Alice lebih awal?

"Sayang, sarapan dulu," Ucap Raina begitu meliat Rey menyusuri tangga, diikuti anggukan kecil dari Rey.

"Pagi ini kamu berangkat bersama Rani, sebentar lagi dia ke sini" Rey mengerutkan dahinya, Rey tidak mungkin mengecewakan Alice untuk yang kedua kalinya, meski cewek mudah memaafkan tapi tidak mudah melupakan.

"Tapi pah—"

"Siang om, tante"

"Tuh Rani udah dateng, cepet habisin sarapannya," Prasetya bangun dari duduknya dan mengambil tas jinjingnya, "mah, papah berangkat dulu"

"Aku antar kedepan pah," Ucap Raina sambil pergi mengikuti langkah suaminya itu.

Sementara itu Rey masih sibuk dengan sarapannya, tidak memperdulikan kehadiran Rani, justru itu membuat Rani semakin yakin kalau sudah ada orang yang bisa menggantikan  posisinya.

"Rey," Lirih Rani, ia duduk tepat di hadapan Rey.

Rey hanya bergumam tanpa menoleh sedikitpun, ia sebal kenapa harus menjadi boneka papahnya? Sekarang Rey sadar dia harus berusaha untuk tidak menjadi alat yang sangat mudah di gerakkan.

"Sekarang hari pertama gue sekolah, gue mau sama lo, dan gue juga mau satu kelas sama lo"

"Itu terserah gurunya," Akhirnya Rey angkat bicara dan menatap Rani, "yuk berangkat!"

Rani mengikuti langkah Rey dan ikut masuk ke dalam mobil, terpaksa Rey harus memakai mobil karena dia juga harus menjemput Alice, bagaimanapun juga dia sudah janji pada cewek itu.

"Loh ko belok? Bukannya ke SMAN 1 jalannya lurus ya?" Tanya Rani.

"Gue ada janji"

Rey memarkirkan mobilnya tepat di pekarangan rumah Alice, yang berukuran setengah rumah Rey. Alice bukan orang kaya dan juga bukan orang miskin, dia hanya orang yang sederhana dan berkecukupan.

"Gue turun dulu, lo di sini aja," Rey membuka pintunya dan berjalan menghampiri Alice yang sedang mematung menunggu Rey.
"sayang, aku mau minta maaf"

Alice mengerutkan dahinya, "minta maaf? Kenapa?"

"Kamu bakal tau kalau udah masuk," Rey membukakan pintu belakang untuk Alice, dan diikuti senyuman.

"Ko ngajak orang lain Rey?" Rani bingung kenapa harus ada cewek ini, apalagi dia terlihat sangat cantik dan anggun.

"Gue udah janji buat jemput dia kemaren, dia Alice"

Kenapa Rey berubah menjadi dingin, ketika mengatakan kalimat tadi rasanya Alice seperti bukan siapa-siapa untuk Rey, siapa wanita ini? Cewek yang sangat cantik dan modis, jika di bandingkan dengan Alice, ia tidak ada apa-apanya.

Alice [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang