BAGIAN 25

40 6 1
                                    

Semoga lo betah dengan pilihan lo

***

Pagi ini, Alice berencana mengantar kakanya jalan-jalan di mall. Jarang sekali mereka berdua jalan bareng, karena David yang sibuk dengan perusahaan kakenya dan melanjutkan S2.

Tidak butuh waktu lama, Alice sudah siap dan masuk ke dalam mobil milik kakanya itu, "ayo kak"

David mengendus sambil menyeringai, "mandi pake minyak wangi berapa botol?"

Alice mencubit lengan kakanya lumayan keras, "apaan sih? Udah deh diem!"

"Aw.. Sakit lice, dasar bocah"

Alice tidak mempedulikan ejekan kakanya itu, ia menghidupkan mobil yang sedang di tumpangi nya lalu menekan klakson berulang kali, "kapan berangkatnya kalau kaka terus ngejek aku?"

"Iya.. Iya... Maaf, kita berangkat sekarang deh," Ucap David lalu melajukan mobilnya dengan kecepatan rata-rata.

*

"Kamu jadi anter aku ke mall kan?" Tanya Rani ketika Rey datang menghampiri ke apartemen Rani.

"Ya jadi lah"

"Berangkat sekarang?"

Rey menggenggam tangan Rani lalu berjalan menuju mobil.

"Tiga minggu lagi kamu ospek, jadi gak sabar mah ngospek adek sendiri" Ucap David jahil, sementara Alice hanya melirikkan matanya malas.

"Gak sudiiiiiii pokonya"

"Ih apaan? Tetep aja kaka bakal ngospek kamu, hahaha..." David tertawa sedikit keras sementara Alice semakin  memanyunkan bibirnya.

Sesampainya di mall David langsung memarkirkan mobilnya lalu turun dan memasuki mall bersama dengan Alice.

"Kak sepatuku udah pada rusak, beliin dong?"

David menunjukkan senyum smirk nya, "beli aja sendiri"

"Ogah ah. Punya kakak pelitnya minta ampun"

David mengacak rambut adiknya gemas, "kaka ke toilet dulu, kamu pilih aja sepatu yang kamu mau di toko itu ya—" David menunjuk toko sneakers yang berada tepat di hadapannya, "jangan kemana-mana, nanti kaka kesini lagi"

"Siap bos!"


Rani semakin mempererat pegangan tangannya pada Rey, sedangkan Rey hanya pasrah dengan perlakuan manja Rani.

"Ran, aku ke toilet dulu deh kayanya, kamu duluan aja milih sepatunya ya, nanti aku kesini lagi"

Rani melepaskan pegangan tangannya, "yaudah iya"


Sneakers berwarna biru navy meminta di perhatikan lebih,  Rani begitu tertarik dengan warna dan modelnya sangat lucu dan bagus, ketika tangannya memegang sepatu itu ada tangan lain yang juga memegangnya.

"Eh?"

Begitu Rani tau siapa yang memegangnya dia merasa canggung harus bersikap bagaimana "Alice? "

"Buat lo aja deh ran," Ucap Alice sambil tersenyum.

"Engga, buat lo aja." Rani melepaskan pegangan tangannya lalu mendekatkan sepatu itu ke Alice.

Alice menggeleng, dia tidak begitu suka dengan spatu itu, jadi alangkah baiknya kalau memberikan pada Rani, "gue kurang suka aja sama modelnya, buat lo aja"

"Maafin gue ya lice," Lirih Rani.

"Maksudnya?"

"Maaf udah bikin lo sakit hati karena gue, gue sadar gue terlalu bikin lo sakit."

Alice menyeringai "apaan sih? Kenapa jadi kesana? Lupain, udah gue beliin sepatu ini buat lo ya?" Alice sedang tidak ingin bertengkar, untuk saat ini Alice rasa berteman lebih baik.

"Engga, lice gue mau ngomong serius deh sama lo"

"Ngomong aja kali" Alice menatap Rani "gak usah canggung, kita temenan kan?"

Rani memelalakan matanya, sungguh ia kaget dengan penuturan Alice barusan. Mengajaknya berteman? Rani tersenyum canggung, ternyata Alice tidak seburuk yang ia pikirkan.

"Gue bener-bener ngerasa bersalah banget sama lo," Ucap Rani sambil menundukkan pandangannya, "gue minta maaf, gue udah bikin lo sakit hati, bahkan bener-bener sakit. Tapi gue butuh kejujuran lo lice, lo masih cinta gak sama Rey?"

Sakit rasanya, kenapa disaat Alice ingin melupakan Rey ada saja alasan yang membuat Alice ragu untuk itu.

Alice memegang kedua pundak Rani dan tersenyum "sekarang dia milik lo, bukan lagi hak gue untuk masih cinta sama dia ran, lo harus tau satu hal, jangan pernah sia-siakan sesuatu yang membuat lo bahagia"

"Engga, lo jangan gitu lice, gue bisa ko mundur untuk lo. Lo jangan maksa buat lupain seseorang lice"

"Rani, mana mungkin lo ninggalin pertunangan lo gitu aja sedangkan acaranya tinggal dua minggu lagi" Alice menghela nafas gusar "berat memang melupakan seseorang yang sudah lama bersama kita, apalagi perginya secara tiba-tiba. Tapi gue ikhlas ran, jaga Rey baik-baik ya, dan semoga kalian bahagia"

"Gue tau lice lo terluka, lo perempuan dan gue juga maafin gue ya. Meski gue tau kata maaf saja engga cukup kan? Gue harus ngapain supaya rasa bersalah ini hilang lice?"

"Lo cukup bersyukur dengan kehidupan lo yang sekarang ran, lo bahagia, jangan egois kaya gue. Lo harus bisa bertahan dalam situasi bahagia ini. Temuin gue kalau ada masalah ya ran, gue mundur buat ngejar Rey, gue ikhlas" Alice tersenyum duka, ada perasaan sakit ketika Alice tersenyum seperti itu terhadap Rani.

"Udah milih sepatunya?" Alice menengokkan pandangannya pada David yang barus saja datang.

"Kita makan aja dulu yuk?" Ajak Alice lalu fokusnya kembali pada Rani, "Ran, gue duluan ya?"

Rani mengangguk.

Sebenarnya Alice ingin berbicara banyak hal dengan Rani, selain ada David, Alice melihat Rey berjalan kearahnya.

"Itu Alice?"

Rani menghadapkan badannya ke Rey yang baru saja datang, "iya, Alice"

"Sama siapa?"

Gue tau kalau lo cemburu Rey, keliatan dari sorot mata lo.

"Penting ya buat aku jawab?"

"Udah lah lupain, kamu jadi beli sepatunya?"

"Jadi, aku ke kasir dulu"

***

Please vote yaaa:(

Aku sayang kalian:*

Alice [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang