BAGIAN 13

56 7 2
                                    

Kebahagiaan akan membuat orang menjadi lebih bersemangat

°°°

Tut... Tut... Tut...

Rey mematikan telfonnya secara sepihak, dia tidak ingin bertengkar dengan Rani di telfon, karena itu semua hanya akan menimbulkan banyak masalah lagi.

"Kamu kenapa sayang?"

Rey menatap Alice dengan tatapan sendu, rasanya semakin hari dia semakin tidak tega untuk melakukan ini, Rey memang harus putus dengan Alice sebelum cewek ini mengetahui pertaruhan dan perjodohan yang sedang di pikirkan orang-orang di belakangnya.

Tapi, Rey rasa dia tidak ingin menyelesaikan semua ini dalam waktu singkat, karena entah ada energi apa setiap dekat dengan Alice, Rey merasa hidupnya lengkap kembali.

"Kamu cinta sama aku?" Alice mengerutkan dahinya, lalu mengangguk.

"Iya, kenapa nanya kaya gitu? Nih ya Rey kamu tau gak? Saat pertama kita ketemu di depan toilet itu aku udah jatuh cinta sama kamu, aku kira rasaku gak akan terbalas ternyata kamu juga suka sama aku, iya kan?"

Astaga, hal seperti ini pun Rey tidak tau, harusnya dia menyadari kalau Alice menyukainya.

"Iya," Rey bingung jika harus mengatakan tidak.

Rey men stater mobilnya, dia mulai melajukkannya. Sementara Alice hanya diam memikirkan ucapan ilham tadi, apa yang di maksud sandiwara?

"Rey"

Rey menoleh dan mengangkat satu alisnya, untuk menjawab panggilan dari Alice.

"Maksud ilham sandiwara itu apa?" Tanya Alice dengan hati-hati, sementara Rey sedang sibuk menetralkan dirinya agar bisa berbicara dengan tepat.

"Ah.. Dia kan suka bercanda, ngapain sih di pikirin"

Alice tidak percaya dengan ucapan Rey, tapi Alice berjanji akan mencari tahu itu.

*

Tok tok tok

Ilham bergegas membuka pintu rumahnya, dan...

"Rani?"

Rani menundukkan pandangannya, ilham tau cewek yang ada di hadapannya sedang ada masalah.

"Lo kenapa?" Tanya ilham, "yaudah ayo masuk"

Rani mengangguk dan mengikuti langkah kaki ilham ke ruang tamu, ilham tinggal sendiri di rumah peninggalan kedua orang tuanya.

"Gue mau cerita—"

"Soal Rey?" Tebakan ilham memang selalu benar, kadang ilham berfikir, memang tidak ada lagi laki-laki selain Rey? Kenapa dimana-mana selalu membahas soal Rey, tadi di kafe sekarang di rumahnya.

"Gue mau tunangan sama dia setelah SMA"

"Bagus dong"

"Tapi, Rey berubah. Dia nggak sama kaya dulu," Rani menatap mata ilham, barangkali ilham kasian dan menolongnya.

Ilham berdecak, ilham tau alasannya tapi dia tidak boleh menyebutkan Alice yang jadi sumber permasalahan, toh ini kan salah ilham yang mengajak Rey taruhan.

"Perasaan seseorang bisa berubah kapanpun ran, termasuk Rey. Lo harus bisa bikin dia cinta lagi, karena sejatinya kalau seseorang sudah jatuh cinta meskipun sudah berhasil move on, tetap saja masih ada perasaan" Ilham berubah drastis 180 derajat menjadi kembaran Mario Teguh.

"Gue kira, gue tinggal satu tahun gak bikin dia berubah gini, gue masih cinta sama Rey"

"Iya gue tau, tapi bukannya lo udah ada di posisi aman ya? Kan mau di jodohin sama Rey, bagaimanapun juga Rey gak akan membantah perintah papahnya, gak akan mungkin"

Rani berfikir sejenak, ucapan ilham ada benarnya juga, Rey tidak akan pernah membantah papua yang di perintah papahnya, termasuk untuk bertunangan dengan Rani.

"Makasih ya, lo udah ngasih pencerahan buat gue, ya seenggaknya sekarang gue merasa sedikit lebih tenang" Ujar Rani diikuti anggukan dari ilham.
*

"Kita jalan dulu ya" Alice mengangguk, dia juga ingin lebih mengenal Rey.

"Kamu mau aku ajak ke mana? Gunung, laut, atau—"

"Terserah, asal sama kamu." Rey mengulum senyumnya, ternyata Alice pandai mencairkan suasana tegang.

"Aku ajak kamu ke tepi danau aja ya? Disana lebih sejuta tempatnya"

"Iya"

Disepanjang perjalanan tidak ada yang memulai pembicaraan lagi, Rey sibuk dengan pikirannya dan Alice pun begitu.

Alice berharap dia akan selalu seperti ini dengan Rey, karena baru sekarang dia merasakan bagaimana indahnya cinta tanpa sakit.

"Lice?" Rey menggerakkan lengannya di depan wajah Alice.

Alice membulatkan matanya, dia kaget, "ada apa?"

"Kita udah sampe" Rey keluar dari mobil dan membukakan pintu untuk Alice.

"Ternyata pemandangannya indah banget ya?" Alice menatap luasnya danau itu dengan kagum, dia duduk lesehan sambil memeluk kedua lututnya.

"Sama kaya kamu"

Alice manatap kedua bola mata Rey, tidak ada kebohongan di sana. Sekarang Alice percaya dengan adanya cinta, karena sebelumnya tidak ada yang pernah membuatnya sehebat ini, rasa ini seperti bunga yang baru mekar.

Sekarang Rey berusaha melupakan semua hal yang sedang terjadi, dia ingin menikmati ini semua dengan Alice, karena Rey rasa hal seperti ini harus dia lakukan untuk membuktikan hatinya untuk siapa.

"Aku harus berterimakasih sama ibu kamu, karena dia sudah melahirkan lelaki sebaik kamu yang mau bikin istana di hati aku" Rey tersenyum tulus, Alice begitu manis, dia baru sadar kalau Alice sangat cantik.

"Aku juga harus tau secantik apa ibu kamu, sampai bisa melahirkan bidadari" Alice mengulum senyumnya, Rey pandai membuat hatinya terbang, dan dia harap semoga tidak ada hal yang bisa membuat Alice jatuh.

***

Holla💕
Cewek? Siapa tuh?
Ayo kalian lebih suka Alice sama Rey atau sama ilham nih?
Ilham ganteng loh, tapi tetep gantengan Rey wkwkw:p
Vote & komen ya, please komen apa gitu.
Hehe
💞💞 Ily 💞💞

Alice [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang