Prolog

1.8K 114 2
                                    

"Dafi!"

Pria yang dipanggil itu menoleh, mendapati seorang gadis cantik dengan perawakan yang bagus berlari mendekatinya. Rambut panjang berwarna cokelat keemasan alami itu terkibas angin akibat berlari. Senyum sinisnya tercipta sempurna di bibirnya yang tipis.

"Dafi, ini lo—"

"Cukup, Rasel." Dafi menatap gadis itu tak suka. "Lo cuma teman gue sekarang, bukan pacar atau apa pun lagi." Rasel menunduk, tangannya mencengkeram erat kotak bekalnya.

"Daf, gue pengen balik kayak dulu, gue nyesel Daf."

Dafi tertawa sinis. "Nyesel? Wow, gue terkejut." Ia menatap datar gadis di hadapannya ini, "Sayangnya, gue lebih nyaman kayak gini, sebagai teman. Bukan target lo sebagai pacar 'cobaan'." Ia menunjuk wajah gadis di hadapannya itu.

"Tapi, Daf. Dengerin gue dulu—"

"Lo mau apa lagi sih?! Nggak cukup lo jadiin gue terget keserakahan lo itu? Lo masih mikir semua pria harus jadi cowok lo? Lo masih mikir kalau gue bisa jadi sasaran yang pas untuk lo cicipi. Buat gue ini udah cukup ya, jadi sekarang—"

"Gue beneran sayang sama lo, Dafi Arsa Pradana!" ucap Rasel cepat.

Air mata sudah menggenang di pelupuknya. Seorang Rasela Calandra yang terkenal playgirl dan sangat angkuh, kini terduduk lesu di atas lantai koridor yang dingin—di hadapan Dafi.

"Akting lo semakin meningkat. Tapi maaf ya, kita udah nggak ada apa pun lagi dan semuanya udah selesai. Camkan itu di otak pintar lo, Rasela Calandra."

Air mata lolos keluar dari netra seorang gadis bernama Rasela Calandra setelah pria bernama Dafi itu berbalik dan melangkah meninggalkannya. Tangisan itu semakin pecah ketika ia menyadari sesuatu,

Ia sudah terlambat.

Betting On YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang