Bagian 4: Makan Malam Bersama

157 14 0
                                    

Derap langkah sepatu mengiringi perjalanan Alif menuju ruangan yang menjadi tujuannya. Siang ini sekitar pukul 10.00 pagi, Alif pergi ke sekolah untuk mendaftarkan diri.

Sekolah yang sudah dari jauh-jauh hari Alif pertimbangkan. Dan dengan segala prestasi selagi masih di Aceh, dengan mudahnya Alif diterima di sekolah barunya dan bisa dapat melanjutkan di kelas 11 tanpa harus mengulang.

"Terima kasih, Pak." ujarnya seraya menyentuhkan punggung tangan kepala sekolah dengan keningnya.

"Semoga kamu betah di sekolah ini." kata sang kepala sekolah.

Alif tersenyum ramah, "Aamiin." jawabnya, "Kalo gitu saya permisi, assalamu'alaikum." ijin Alif kemudian pergi.

"Wa'alaikumsalam Warahmatullah." balas kepala sekolah tadi, ia pun kembali masuk ke dalam ruangannya.

Di sisi lain, Alif berjalan menyusuri koridor kelas yang mulai dipadati oleh siswa maupun siswi di sekolah ini. Tak sedikit pasang mata yang mengawasinya sejak tadi.

"Hei, tunggu." seseorang berteriak dari belakang, dan Alif merasa kalau dirinya lah yang dimaksud oleh orang itu.

Lelaki itu pun berbalik, mendapati seorang gadis dengan seragan SMA yang berjalan mendekatinya. Gadis yang mengenakan kerudung atau penutup kepala, namun masih tercampur dengan gaya anak-anak kota.

"Lo anak baru? Atau guru magang di sini?" tanya gadis itu tanpa basa-basi.

Alif tertegun sebentar, dengan canggung ia pun menjawab, "Insya Allah, besok saya akan belajar di sini." jawab Alif dengan sangat amat ramah, tak lupa senyum diakhir ucapannya.

Bibir gadis itu membentuk huruf O sembari kepalanya mengangguk pertanda bahwa ia mengerti, "Kalo begitu sama dong, kenalin gue Hasna," gadis bernama Hasna itu pun memperkenalkan dirinya seraya mengulurkan tangannya pada Alif.

"Alif." ucapnya sambil mengatupkan kedua telapak tangan dan membiarkan tangan Hasna terulur di udara.

"Oh, Alif." ucap Hasna lagi dengan agak canggung. "Mau keliling sekolah ini ga? Biar sekalian gue jadi guide dadakan." katanya dengan sedikit maksud candaan.

Alif terdiam dengan raut wajah berpikir, "Boleh." putusnya, lalu jalan mendahului Hasna.

Bukannya langsung mengekori Alif, Hasna justru terpaku di tempatnya, "Gue ga dipersilahkan jalan duluan?" gumam Hasna yang tak habis pikir dengan teman barunya.

Ia pun buru-buru mengejar Alif dan jalan beriringan dengan lelaki itu.

Setelah selesai berkeliling di gedung SMA, sampailah mereka di lapangan yang begitu luas. Di sampingnya, masih terdapat gedung lain.

Mata Alif menatap ke gedung itu, sekilas melihat beberapa anak sekolah yang masih mengenakan seragam SMP. Hasna ikut memperhatikan arah pandang Alif.

"Kalo yang itu, gedung SMP." kata Hasna memberi tahu.

"Waktu pulang sekolah bersamaan?" tanya Alif yang penasaran.

Hasna menggelengkan kepalanya, "Ngga lah," jawabnya sambil terkekeh, "SMA satu jam lebih lama." sambungnya lagi.

Lelaki itu pun hanya manggut-manggut saja.

"Em, saya pamit pulang dulu ya," ujar Alif.

"Lho? Ga ke kantin dulu?" tanya Hasna yang kebingungan.

Alif tersenyum, "Ngga, banyak yang harus saya kerjakan di rumah." jawabnya.

"Kalo gitu, kapan-kapan gue ke rumah lo ya? Sekalian silaturahmi." pinta Hasna dengan antusias dan binaran di matanya.

AyraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang