Bagian 2: Tetangga Baru

206 14 0
                                    

14.00
Agustus, 2014
Jakarta-Indonesia.
____________________

"Dila, tunggu." panggil seseorang dari belakang. Mau tak mau, gadis itu pun menghentikan langkahnya.

Ia berbalik, mendapati seorang lelaki berdiri dengan jarak beberapa jengkal darinya. "Buat lo." ucapnya sembari menyodorkan sebuah coklat pada gadis yang tadi ia panggil Dila.

Sebelah alis Dila terangkat, menggambarkan ekspresi yang sulit diterka oleh Fakhri.

Fakhri semakin menyodorkan karena Dila yang tak kunjung meraihnya. Kemudian, Dila pun menerimnya. "Sekedar ngasih doang kan? Lo ga ada maksud lain dong?" tanya Dila memastikan.

Dengan ragu sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, Fakhri hanya bergumam tidak jelas.

Dila yang memperhatikan itu pun langsung dapat menyimpulkan, "Oke kalo gitu gue ga mau." ia hendak mengembalikan pada Fakhri.

"Eit, jangan-jangan. Gue ikhlas ko." ucapnya dengan pasrah.

"Oke, thank's." kata Dila sembari mengangkat coklatnya kemudian berlalu begitu saja.

Fakhri yang ditinggalkan di tempat sendirian, hanya bisa pasrah sambil menatap kepergian Dila. Tanpa sadar, matanya memperhatikan lekuk tubuh gadis itu.

"Woi!"

Angel baru saja tiba dan langsung mengejutkan Fakhri yang sudah seperti orang kepergok melakukan kejahatan.

"Mesum lo ya?" tuduh Angel yang memang dari jauh dapat melihat sorot mata dan ekspresi Fakhri.

"Sembarangan lo ngomong!" tukas Fakhri dengan nyolot.

"Gue bilangin Dila, mampus lo!" ancam Angel dengan menakut-nakuti.

Dengan cemas, "Apaan sih, Ngel!" ketus Fakhri.

"Lagian, suruh siapa lo tidak menjaga mata? Dosa tau ga!" Angel tak kalah ketus.

"Terus menurut lo, ngumbar aurat itu ga dosa?" balas Fakhri yang langsung menohok tepat di urat malu Angel sendiri.

Seperti biasa, Angel hanya bisa pergi sambil menghentakkan kakinya jika ia sudah tidak dapat berkutik lagi.

"Pergi lo jauh-jauh, risi gue!" usir Fakhri saat Angel memang sudah pergi sejak tadi yang berarti sudah jauh entah kemana.

**

Dila baru saja turun dari mobil setelah security membukakan pintu mobil yang dikendarai seorang supir. Bukannya langsung masuk ke dalam rumah, gadis itu justru penasaran melihat rumah di depannya mendadak berbeda dari biasanya.

Rumah yang sebelumnya tak berpenghuni, sepertinya sekarang sudah ada yang menempati. Ia celingukkan, kala matanya menangkap seorang lelaki yang keluar mengambil kardus besar. Namun Dila tidak bisa melihatnya dengan jelas.

"Pak, tetangga baru?" tanya Dila akhirnya pada security pribadi yang masih setia berdiri di dekat Dila.

"Iya, Non. Pindahan dari seberang." jawab Pak Anto-security.

Alis Dila saling menaut, "Seberang?" tanyanya kurang mengerti.

"Aceh, Non." jawab Pak Anto lagi.

Dilla hanya manggut-manggut kemudian berjalan masuk ke dalam rumahnya.

Di dalam rumah, gadis pemilik nama Hilya Asheeqa Mehrunisa yang merupakan Bibi dari Dilla, sedang asyik membaca majalah sembari duduk di atas sofa.

Hilya merupakan anak bungsu alias adik dari Mamanya Dila. Ia masih muda, cantik, dan hobi melukis. Ia sudah seperti bidadari, lembut, rajin beribadah, paham agama, dan menutup auratnya semenjak ia duduk di bangku SMP.

AyraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang