Maret 2019
Istanbul - Turki
___________________"Ayra? Are you okay?"
Pertanyaan itu terlontar bersama tepukan mulus yang mendarat dibahunya.
Ayra agak terkejut, sontak ia menutup buku dengan sampul bergambar hati itu.
"Buku apa itu?" tanya orang itu lagi.
Ternyata diam-diam ia mengamati.
"Oh, ini bukan apa-apa." jawab Ayra mengelak. "Ada apa kamu ke sini Elza?" Ayra balik bertanya.
"Waktu makan malam akan segera tiba, ayo kita ke ruang makan." ajak Elza sembari menarik tangan Ayra.
"Sebentar," cegah Ayra.
Gadis itu menaruh buku diary nya terlebih dahulu ke dalam laci. Kemudian menyusul Elza yang sudah berlalu meninggalkan kamar Ayra untuk bergabung bersama anak asrama lainnya.
***
"Ayra,"
Gadis itu menoleh kala namanya dipanggil.
"Ali mencarimu." ujar Elza memberi tahu.
Ayra terdiam, ada apa? Pikirnya sembari menatap ke bawah.
Elza tersenyum mengerti dengan raut wajah sahabatnya, "Temui saja dia." usul Elza.
Ayra mengangguk, kemudian pergi menemui Ali di perbatasan asrama.
Derap langkah sepatu yang bersentuhan dengan lantai beralaskan kayu, menciptakan kesan klasik di tempat itu. Lorong lurus nan sepi membawa Ayra sampai ke depan pintu yang menjulang tinggi.
Tangannya membuka sedikit lubang yang berukuran tidak terlalu besar, hanya mampu memperlihatkan wajah satu sama lain dengan pintu sebagai halangan.
"Assalamu'alaikum." ucap Ayra.
Ali sontak menoleh ke lubang yang sama, "Wa'alaikumsalam, Ayra." jawab Ali.
"Ada apa?" tanya Ayra to the point.
Ali nampak bergumam, dan sesekali mengusap wajahnya. Ia terlihat gugup.
"Ali?" panggil Ayra untuk memastikan kalau Ali dapat melihatnya di sini.
"Ya?" sahut Ali agak terkejut, "Aku hanya rindu, Ayra." ucap Ali akhirnya.
Ayra tersenyum di balik cadarnya. Senyum tipis yang tidak dapat terlihat dari garis matanya.
"Aku ada kelas besok," ujar Ayra bermaksud untuk pergi.
"Baiklah, selamat malam." kata Ali dengan lembut, membuat Ayra yang hendak berbalik sampai tertunda.
Gadis itu mengangguk, baru benar-benar pergi dari sana. Tak lupa menutup lubang tadi seperti sebelumnya. Ayra pun berbalik, dan..
"Selamat malam Ayra," ucap seseorang meniru gaya bicara Ali barusan.
Ayra terperangah,
"Aku mencarimu, ternyata kamu sedang bersama dengan Kakakku." celoteh teman Ayra, Zahra.
Ayra memutar bola matanya malas, "Berhenti berpikir seperti itu." ketus Ayra sambil berjalan melewati Zahra.
Tidak ingin ditinggal, Zahra mengekori Ayra masih dengan celotehannya sampai di depan kamarnya.
Kamar Ayra, Zahra, dan Elza berdekatan. Di sebelah kamar Ayra yaitu kamar Elza. Dan di hadapan kamar Ayra yaitu kamar Zahra.
Ayra memutar kenop pintu kamarnya, namun gerakkan nya terhenti karena Zahra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ayra
RomanceKetika Ayra, gadis kelahiran Indonesia yang memutuskan untuk hijrah dari masa lalunya. Dipertemukan dengan Alif, lelaki asal Palestina yang merupakan tetangga baru Ayra. Lelaki yang mampu menjadi perantara seseorang pindah agama. Ayra, gadis belia...