Sudah 1 jam mereka menunggu di depan ruangan yang tertuliskan 'UGD' . Rasya dan Arka sudah di obati sedari tadi. Untung saja luka luka mereka tidak terlalu parah, hanya lebam lebam saja. Chika pun sudah di obati tadi tapi wajah nya masih sangat sangat pucat.
***
5 menit kemudian.
Pintu ruangan terbuka dan menampilkan sosok dokter dengan pakaian dokternya. Chika yang melihat itu pun langsung menghampiri dokter itu, karena ia tidak sabar ingin menanyakan keadaan Devan
"Keluarga pasien?" Dokter itu melihat satu persatu Chika dan kawan kawan
"Saya adik nya dok" Ujar Chika, ia terpaksa untuk berbohong karena jika ia jelaskan masalahnya akan rumit dan panjang
"Mari ikut ke ruangan saya" Dokter itu berjalan menuju ruangannya dan di ikuti oleh Chika di belakangnya.
"Gimana keadaan Devan Dok" Chika langsung saja memberikan pertanyaan itu, karena ia sudah ingin mengetahui keadaan kekasihnya itu
"Benturan yang di peroleh dari balok kayu itu cukup keras apalagi di balok kayu itu terdapat sebuah paku yang yang sudah berkarat, dan itu cukup bahaya sekali, dan juga luka luka yang belum sembuh total, dan itu menyebabkan lukanya terbuka lagi dan semakin parah. Tapi kita sudah sebisa mungkin melakukan apa yang seharusnya kita-"
"Jadi keadaannya gimana?" Sentak Chika
"Pasien mengalami koma"
3 kata yang bisa mengakibatkan Chika terdiam seribu bahasa, pandangannya menjadi buram akibat air mata yang sudah bersiap siap turun.
Ini semua salah gw Batin Chika
"Dok apa saya bisa melihat keadaanya" Pinta Chika dengan suara yang terisak
"Untuk hari ini biarkan pasien tidak di jenguk terlebih dahulu, mungkin besok anda bisa menjenguknya" Jelas Dokter itu. Ya sebenernya ia dokter yang sama menangani Devan saat kecelakaan kemarin
"Baik Dok. Permisi" Chika melangkahkan kakinya keluar ruangan dengan fikiran penuh penyesalan
Entah mengapa kakinya berhenti berjalan saat berhenti di taman rumah sakit. Tapi itu cukup baik untuk menenangkan fikiran sekarang.
Chika duduk di bangku yang menghadap ke arah pasien pasien yang juga ada di taman itu. Pandangannya benar benar kosong. Dengan air mata yang sudah menemaninya.
Ia merasa ini semua kesalahan nya. Jika saja ia tidak mengikuti perintah itu, ia tidak mungkin pergi ke danau sendiri, dan ia tidak akan mungkin di sekap oleh sahabatnya itu Oh ralat maksudnya mantan sahabat. Mungkin.
Devan yang belum sembuh total dari luka luka yang di deritanya memaksakan ingin ikut menemani mencari keberadaan kekasihnya. Dengan kondisi seadanya juga Devan menyelamatkan Chika dari gudang tua itu, tetapi dirinya sendiri tidak bisa menghindari atau mungkin lebih tepatnya tidak cepat untuk menghindar dari serangan mendadak itu. Dan al hasil ia mendapatkan lukanya kembali. Luka yang terbuka lagi dan terkena perasan jeruk nipis itu. Sakit sekali.
Chika merasa ini semua salahnya. Ini semua salah dirinya. Dirinyan hanya bisa menyusahkan kekasihnya itu. Banyak hal yang Devan berikan kepadanya, sedangkan dirinya? Apa sudah memberikan hal yang paling berharga? Sepertinya belum.
"Mikirin apa Chik"Chika yang merasa dirinya terpanggil pun menoleh ke arah belakang
"Gk kok"
"Ada apa Chik? Lo mikirin Devan ya?" Tebak Daniel, saat ia baru saja sampai di rumahnya. Ia mendapatkan kabar kalau Devan sedang ada di rumah sakit, jadi dia langsung bergegas pergi ke rumah sakit
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketos Falling In Love✓
Jugendliteratur[Finish] Orang yang kerjaannya cuman berantem,dan debat. Itulah yang dilakukan Chika si anak baru yang mengikuti MOS dan bertemu dengan Ketua OSIS si Most Wanted sekolah yang super duper ganteng,Devan. Lanjut cerita ya