Part 28

28.6K 901 132
                                    

Devan dan Chika turun dari mobil sport milik Devan dengan berbarengan. Mereka turun dengan kacamata hitam yang sudah bertengger manis di kedua hidung mereka. Angin pagi menyambut kedatangan mereka berdua, angin sepoi sepoi membuat rambut Chika menjadi berterbangan ke arah belakang, tak lupa jambul Devan yang mengikuti kemana angin perginya.

Chika yang menghiraukan pekik kan pekik kan dari murid murid di Chs ini yang terus memuji kecantikan Chika dengan kancing jas yang ia lepas dan dengan ketampanan wajah Devan, Dengan jas Devan yang ia sampirkan ke bahu kanan nya serta tas yang ia gendong dengan bahu kanan nya pula. Mereka sedikit terkejut saat melihat Chika turun dari mobil sport milik sang most wanted boy. Tumben sekali. Ya walaupun Chika dan Devan tidak mempublikasikan status hubungan mereka, murid murid disini sudah menebak nebak melalui akun sosmed milik mereka berdua.

Mereka berjalan beriringan dengan Devan yang tangan kiri Devan yang menggenggam erat tangan Chika dan tangan kanan yang di masukkan ke saku celana nya.

Astaghfirullah. Cantekss amat mba

Itu nya ihhh jambull nya gk nahannn

Pingsan ainggg

Oksigenn cuy oksigennn

Kalian berdua kalau putus calling calling ya

Sumpah coocookk bingitzzzz

Chika sedikit memberikan senyuman saat berjalan di koridor, sedangkan Devan terus memasang muka cool. Stay cool. Devan mengantar Chika tepat di depan pintu kelasnya.

"Belajar yang rajin sayang" Ujar Devan dengan mengacak acak rambut Chika dan ujung bibir nya yang sedikit tertarik ke atas.

Rezeki nomplokkk

Gk nyesell dah gw dateng pagi pagi gini

Chika yang mendengar ucapan ucapan orang orang yang ada di sekitarnya pun sedikit memanyun kan bibir nya ke depan.

"Ih manyun manyun gitu bibirnya. Kenapa hm?" Tanya Devan saat melihat ekspresi Chika yang sedikit memanyunkan bibirnya. Haduh bisa bisa Devan khilaf nih. Heheheh

Chika bukan nya menjawab, dia malah membuang muka nya agar tidak membalas kontak mata Devan.

Devan yang melihat arah kemana Chika menatap nya pun akhirnya ikit melihat arah Chika pandang. Devan baru menyadari jika semua orang disini menatap nya layaknya ingin memakan dirinya hidup hidup dan mereka membicarakan sesuatu. Dan sesuatu itu adalah senyuman manis yang terukir sempurna di wajah tampan milik sang primadona. Siapa lagi kalau bukan dirinya sendiri

"Gk usah senyum" Devan yang baru saja tersadar atas perilakunya pun langsung memasang muka datar lagi. Dan langsung mendapat desahan kecewa dari orang orang di sekitarnya.

"Masuk. Pulang aku antar" Ujar Devan yang langsung pergi meninggalkan Chika yang masih setia melihat punggung Devan yang semakin lama semakin menghilang. Chika pun masuk ke kelasnya dan melihat sohib sohib nya yang sedang memperhtikan intens dirinya.

Chika tak memperdulikan mereka, ia langsung saja menaruh tas nya.

"Udah di kelas neng, gk gelap emang" Sindir Sheril pada Chika. Yang disindir malah mengabaikan seperti angin lalu, dengan cara bermain Hp nya

"Kacamata nya gk di copot mba?" Nesya ingin tertawa saat sindiran Sheril tidak mempan untuk Chika

Chika yang merasa pertanyaan Nesya untuk dirinya pun langsung menoleh.

"Tuh kacamata gk di copot apa?" Tanya Nesya lagi

"Oh iyah heheheh" Balas Chika sambil terkekeh pelan. Pantes saja agal gelap tadi, begitu lah pemikiran Chika

Ketos Falling In Love✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang