hands

527 129 46
                                    


"Jadi bagaimana kencanmu dan Jungkook kemarin?" Taehyung menaik-turunkan alisnya menggoda lelaki pendek disampingnya, sedikit bergeser untuk menghindar dari pukulan maut Jimin yang pipinya sekarang merona tak karuan.

"Taehyung sudah kubilang berapa kali itu bukan kencan, aku hanya pergi membantunya memesan spanduk dan dia mentraktirku makan siang. Itu saja." Jelas Jimin disertai wajah cemberutnya.

"Yang benar? Kau kan bukan panitia, kenapa dia harus meminta kau yang menemani, hm?" Taehyung menyenggol pelan Jimin dengan bahunya, Jimin kembali merona.

"Ya m-mana aku tau!" Jimin melangkahkan kakinya lebih cepat mendahuli Taehyung, takut jika wajah memerahnya semakin kentara dan Taehyung akan semakin semena-mena meledeknya.

Jimin tidak berkencan dengan Jungkook, dan ia harap ia bisa.

Jimin menyukai Jungkook.

Tidak ingat sejak kapan, yang pasti sejak pertandingan bisbol saat Jungkook ditahun ketiga, Jungkook sebagai kapten tim terlihat sangat keren dimata Jimin.

Well, dimata satu sekolahan sih.

Pesona Jungkook terlalu sulit ditolak, bahkan diam-diam Jimin sering memperhatikan Jungkook yang sering dihampiri para gadis untuk sekedar bercengkrama atau membahas kelas apa yang diambil Jungkook hari ini dan Jungkook akan menjawab dengan ramah. Jungkook sering memakai baju kaos dengan luaran kemeja kotak-kotak, celana jins hitamnya membalut paha tebalnya dengan sempurna, dan kakinya terbalut converse putih yang mulai sedikit kumal.

Kadang Jimin bersyukur letak loker Jungkook tidak jauh dari miliknya, ia bisa melihat Jungkook dari sudut matanya tanpa perlu kertangkap basah, dan sedikit kesal karena setiap hari gadis-gadis disekolahnya tidak pernah absen untuk menghampiri Jungkook.

Namun Jimin hanya bisa memberikan tatapan miris pada dirinya sendiri, karena ia hanya berani berdiri disana untuk memandangi Jungkook tanpa berani menyapanya walaupun ia yakin Jungkook pasti membalas sapaannyaㅡJungkook memang begitu. Lagian siapa yang tahu jika Jungkook gay atau tidak? Selama ini Jungkook selalu mengencani gadis-gadis cantik.

"Jadi kau akan mengabaikanku disini dan ketinggalan kelas sejarah atau memperhatikan si Jeon itu?" Suara Taylor menyadarkannya dari lamunan, "oh, maaf?"

"Ayolah Jimin aku tau Jeon sangat panas di ujung sana tapi aku tidak akan mau dihukum Min ssaem, jadi mau ikut ke kelas?" Jimin mengangguk kikuk dan segera mengunci lokernya, "oh ya ayo."

Jimin melambaikan tangannya pada Taylor, gadis itu akan pergi ke aula karena ada kelas olahraga sementara ia punya kelas musik bersama Taehyung yang sekarang mulai menggandeng bahunya.

"Aku kesal sekali Jim, aku dipasangkan dengan Yoongi untuk praktek kimia nanti. Ah menyebalkan sekali kan!"

"Yoongi? Min Yoongi mantanmu?" Taehyung menangguk lesu. Jimin terkikik melihat sahabatnya itu meraung-raung, kasihan sih, Taehyung bahkan baru bisa move on tiga minggu yang lalu setelah mereka putus.

"Hei Jim kita satu kelas dengan Jungkook ingat?" Taehyung mendorong pintu kelas dan semua mata melirik kearah mereka, untungnya guru mereka belumㅡtidakㅡmasuk. Mata Jimin tulisan tanga Choi ssaem tertulis terang dipapan tulis.

'Tugas merekam lagu: Kelompok sudah ditentukan seperti yang tercantum dibawah. Pilihan lagu bebas, serahkan kasetnya akhir pekan pukul 11, yang tidak berpartisipasi akan mendapat hukuman.'

Jimin mendudukkan dirinya disamping Taehyung dan mencari-cari namanya. Dan ia membulatkan matanya ketika terfokus pada dua nama dipapan tulis.

Jeon Jungkook dan Park Jimin.

sappy - jikookWhere stories live. Discover now