sappy - jikook

sleepless night

"Jungkook? Apa aku mengganggumu?"

Yang dipanggil menoleh, lalu tersenyum saat melihat sang Kakak mengintipnya dari pintuㅡ hanya membuka pintu setengah dan hanya memperlihatkan matanya.

"Aku baru selesai mengerjakan pr, ada apa?" Jimin masuk ketika mendengar balasan Jungkook, Jungkook tersenyum gemas saat melihat sang Kakak dengan wajah mengantuk beringsut naik ke ranjangnya, jari-jari mungilnya menggeret selimut dari kamarnya dan Jungkook tidak bisa menahan diri untuk tidak mencubit pipi Jimin gemas.

"Ngantuk, tapi tidak bisa tidur." Adu Jimin.

"Kakak mau tidur disini?"

"Boleh ya?"

"Kalaupun aku bilang tidak Kakak akan tetap memaksa tidur disini." Kekeh Jungkook sebelum berajak berdiri untuk menyimpan bukunya yang berserakan di atas kasur dan melepaskan kacamatanya. Tak lupa mematikan lampu dan menyisakan sinar bulan yang menembus tirai tipis di kamarnya.

Jungkook berbaring menyamping ke arah Jimin yang tak kunjung memejamkan mata, tangannya bergerak mengusap pipi gembil yang lebih tua.

Jimin merapatkan tubuhnya pada Jungkook dan menyampirkan tangannya dipinggang sang Adik, Jungkook tersenyum, lalu berinisiatif menyelipkan lengannya sebagai bantalan kepala Jimin.

"Tidur, Kak."

"Tidak bisa, ada banyak hal yang sedang aku pikirkan."

"Jangan terlalu banyak berpikir, kasihan kepalamu yang kecil ini." Ujar Jungkook disertai tawa, Jimin memanyunkan bibirnya dan menyubit pinggang Jungkook hingga Adiknya itu memohon ampun.

"Sudahlah, ayo tidur." Jungkook menaikkan selimut yang Jimin bawa untuk menutupi tubuh mereka berdua.

"Jungkook,"

"Hm?"

Cup.

"Selamat malam." Jimin segera menyembunyikan wajahnya di dada sang Adik, sementara Jungkook tersenyum dengan semburat merah di pipinya yang tidak terlihat oleh Jimin.

"Aku mencintaimu, Kak."

"Aku juga."

Dalam waktu delapan belas tahun hidupnya, baru kali ini ia menyesal mempunyai Jimin sebagai Kakak kandungnya.

))

aku ngetik cerita ini berdasarkan prompt gitu hehe

should i put smut on next chap? :^