Sinar cahaya yang muncul dipagi ini membuat siapapun akan merasakan kesegaran yang tiada tara. Sungguh, nikmat Tuhan yang maha kuasa memberikan kita begitu banyak anugerah.
Membuat kita merasakan apa yang telah DIA berikan, sama seperti wanita cantik yang kini telah tersenyum bahagia. Ia melangkahkan kakinya masuk kedalam gedung yang dimana semua orang sakit dirawat didalamnya.
Rania sudah sedikit lega, karena kemarin malam ia mendapatkan kabar dari Karel kalau Arland sudah sadar sepenuhnya. Maka ia sempatkan sebelum ke kantor Rania mampir ke Rumah Sakit terlebih dahulu.
Rania memasuki ruangan tempat Arland dirawat, aroma khas rumah sakit menyekap hidung Rania. Jika boleh Rania berkata maka akan ia katakan bahwa rumah sakit adalah tempat terlarang untuk dikunjungi, Rania membenci rumah sakit bahkan dia yakin dari seribu satu orang sembilan ratus sembilan puluh sembilan persen membenci gedung ini, dan dia salah satu dari yang membenci itu.
Matanya menatap ranjang yang ditempati oleh Arland, ia tersenyum saat mata Arland menatapnya begitu dalam. Rania mendekat dan mulai duduk di kursi yang sudah disediakan, "Udah baikan?" Pertanyaan Rania mendapatkan jawaban dengan anggukan kepala dari Arland.
"Bagus deh, kalo gitu elo harus makan nih bubur. Biar bisa cepet pulih, sumpah Land selama lo sakit 3 hari ini Lo nambah beban buat gue tau gak? Kerjaan Lo segunung sumpah, capek gue"
Bagaimana Rania tidak kesal, pria yang ada didepannya ini memberikan pekerjaan yang sangat menggunung untuk dirinya. Kalian tahu kapasitas otak Rania yang kecil bukan? Bahkan Rania selalu bertanya ke Marvel dan meminta bantuan pada kakaknya itu, namun nyatanya Marvel mengacuhkan permintaan dirinya agar dapat membantunya saat meeting kamarin.
"Se -sibuk itukah dirimu? Sampai badanmu ini sangat terlihat kerempeng sekali nona?"
Oh ya ampun, apakah Arland sedang mengejek Rania saat ini? Jika saja ia lupa bahwa kondisi Arland masih masa pemulihan, maka saat itu juga Rania akan memukulnya dengan keras seperti biasa yang akan menyebabkan lebam di bagian lengan Arland.
Jangan lupakan sabuk biru yang Rania sandang, ia bisa mematahkan leher siapapun jika ada yang membuatnya marah dan mengganggu hidupnya. Kecuali Marvel yang selalu merecokinya karena tingkah Keysha yang sulit ditebak apalagi saat ini sedang hamil anak kedua mereka. Setiap hari Marvel akan datang padanya dan meminta Rania membujuk Keysha agar tidak merajuk terlalu lama.
Menyebalkan. Hidupnya saja masih bujangan, tapi mengurus orang yang sudah berumah tangga, sangat menyedihkan.
"Rania?"
Suara Arland membuat Rania menautkan alisnya bertanya "Ada apa?"
"Aku ingin menikahimu"
BUGH!
Rania membelalakan matanya dan reflek memukul lengan Arland dengan keras membuat pria itu meringis menahan sakit yang disebabkan oleh wanita maco ini.
"Awh... Ya ampun, kau ini wanita macam apa ha? Memukul pria lemah tak berdosa dengan keras disaat sedang terbaring sakit lemah tak berdaya seperti ini," ucapan Arland yang lebay membuat Rania mencebikkan bibirnya kesal.
"Lebay Lo! Lagian ada-ada aja sih Lo, aneh-aneh aja kalo ngomong. Mulut Lo harus pergi ke sekolah dulu tuh!" Ucapan Rania membuat Arland mendengus kesal, wanita yang ada disampingnya ini selalu berbuat kasar padanya. Apakah ia salah mengatakan itu? Bukankah ia sedang mengutarakan perasaannya tadi? Itu adalah sinyal bahwa Arland ingin bersama Rania untuk selamanya.
Arland menghentikan pergerakan Rania yang hendak mengambil sesuap bubur untuk dirinya. "Apalagi?" Tanya Rania kembali, sungguh Arland begitu menyebalkan ketika sudah sadar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love, You and Life [HIATUS]
General FictionWarning! Ini sequel dari Love Is My Life, disarankan baca Love Is My Life dulu sebelum ini, agar kalian paham. "Hancur sudah mimpi gue untuk menikah sekali seumur hidup, janda muda gue" -Rania- "Aku, masih ingin memiliki dirimu," -Aldi- "Saya akan...