13

725 72 5
                                    

Keysha memasuki kamarnya, perlahan kakinya melangkah menuju ranjang yang menjadi singgasan dirinya dan Marvel selama 4 tahun kebelakang.

Keysha tersenyum masan saat mengingat kenangan-kenangan yang terlintas dalam benaknya. Kenangan dirinya dengan Marvel saat awal menjalin hubungan sampai ia melahirkan Bunga, dan itu membuat hati Keysha teriris.

Semuanya sirnah ketika kenyataan pahit menerpe hidupnya, masihkah ia ubah seperti semula takdir menyatukan dia dengan Marvel?

Tok. Tok. Tok.

Ketukan pintu membuat Keysha tersadar dari pikirannya yang mengambang diatas awan, dibukanya pintu kamar itu dan Keysha langsung memeluk sesoranh saat ia tahu siapa dia.

"Key tenang dulu, duduk dulu oke?" Keysha mengangguk, masih dalam pelukan nya. Ia membawa Keysha masuk ke dalam kamar, duduk di atas tepi ranjang.

"Ni... Gue capek" masih dalam tangisnya Keysha memeluk Rania dengan erat.

"Sttt... Tenang Key, kalo lo udah tenang lo bisa jelasin ke gue perlahan."

Keysha menarik nafas panjang mencoba menahan emosi dan menenangkan perasaanya saat ini.

"Udah?" pertanyaan Rania mendapatkan anggukan kepala dari Keysha. "Nih lo minum dulu deh," Rania memberikan segelas air yang berada diatas laci.

Keysha meminumnya sampai habjs tanpa tersisa. Rania melihat iba ke arah Keysha, entah sebenarnya apa yang sedang terjadi diantara abang dan kaka iparnya ini Rania belum paham. "Udah bisa jelasin sekarang?" Keysha mengangguk, menarik nafas nya secara perlahan dari hidung dan mengelurkannya lewat hidung.

"Gue ga tau Ni, gue bingung harus apa. Marvel udah jahat sama gue dan Bulang,  dia tega melakukan hal bodoh kaya gini ke gue Ni, gue capek selalu mencoba bersabar dan menahan amarah setiap kali Jessica mencoba mendekati Marvel. Gue capek, gue lelah Ni" penjelasan Keysha membuat Rania mengerti, namun dia yakin jika Keysha hanya sedang emosi hingga membuat Marvel semarah tadi..

Rania menggenggam tangan Keysha dan menatap lekat mata Keysha, mencari celah apakah ada kebahagiaan didalam mata itu. Namun yang ia dapat hanya buliran air kecil dari mata Keysha yang menyiratkan kesedihan. Rania mencoba untuk menemulan secercah binar bahagia, namun tidak ada.

Rania tersenyum hangat sambil menghapus air mata yang keluar dari mata Keysha, "Gue pernah ada di posisi lo, gue tau apa yang lo rasain sekarang. Tapi lo harus mikir Key, apa mungkin bang Marvel tega khianatin elo? Membuat lo dan Bulan menderita? Lo tau kan bagaimana bang Marvel? Dalam hidupnya jika sudah berpendirian maka tidak dapat berubah, jika sudah cinta sama satu orang ya udah orang itu akan dibuat bahagia olehnya sebisa mungkin, bang Marvel ga pernah mengkhianati hati wanita yang paling ia sayangi Key. Bahkan meski wanita itu sudah membuat ia terluka, ia akan melindungi nya." jelas Rania panjang untuk membuat Keysha mengerti.

Keysha menggeleng masoh dengan deru tangusnya, "Ngga Ni, gue udah sabar selama ini. Bahkan gue sudah berkali-kali menahan hati untuk tidak melepskan dia. Tapi gabisa, hati gue udah ga kuat Ni. Entah berapa kali gue bilang capek tapi kenyataannya memang capek Ni, lo pernah ada diposisi gue kan? Luna selalu mencoba untuk dekat dengan Aldi dan nyatanya? Luna berhasil Ni, cinta yang tulus akan kalah dengan cara yang bulus Ni"

Mendengar penuturan dari Keysha membuat Rania terdiam, perkataan Keysha yang membandingkan kejadian dulu yang teejadi padanya dengan sekarang yang terjadi pada Keysha membuat Rania tersenyum hambar.

"Beda Key, bang Marvel dan Aldi berbeda"

"Ngga Ni, semua cowok sama!"

"Aldi dulu bisa sama Luna karena gue juga. Coba kalo gue ga nyerah gue yakin Aldi masih sama gue, coba kalo gue gak penyakitan waktu itu Aldi juga bakalan masih sama gue! Luna ngga make cara bulus, tapi ibunya yang bulus. Jessica mungkin mencoba dekat dengan bang Marvel tapi hati bang Marvel sudah ada elo dan Bulan, kalo Aldi? Dihati Aldi dari dulu masih ada Luna, gue sama Aldi menikah hanya karena perjodohan. Beda sama lo yang tulus, sama-sama suka. Gada yang terpaksa" penjelasan yang diberikan oleh Rania pada Keysha tanpa mereka sadari terdengar oleh sepasang telinga yang mengintip dibalik pintu kamar.

***

Dilain tempat Marvel sedang merenung, dia menyesali perbuatannya. Jika ia tahu hal ini bisa terjadi maka dia tidak akan melakukan ini, dia sudah membuat wanita yang paling berharga dalam hidupnya setelah mamih dan adiknya itu menderita.

Marvel telah membuat istrinya menderita.  "Vel..." suara lirih dari belakangnya membuat Marvel tersadar.

"Eh elu Lau," Laudiya duduk didepan Marvel. Kini mereka sedang dalam ruang kerja Marvel, Laudiya kesini di telfon Rania untuk menenangkan abangnya.

Laudiya sebenarnya masih kesal dengan kelakuan Marvel yang tadi menampar Keysha. Namun ia harus menuruti keinginan Rania, "Vel menerut gue lo sementara ini lo jauhin Keysha dulu sampe dia tenang. Soalnya kan Keysha itu shok banget, jadi emosinya pasti ga stabil"

Marvel menghela nafas kasar, "Hhh. Gue harus apa Lau? Kesekian kali Keysha salah paham gini, dan ini udah habis kesabaran gue!" jawab Marvel dengan nada yanh sedikot tinggi.

"Lo harus lebih sabar Vel, wanita itu hatinya lemah dan rapuh. Kalo di kasarin dikit aja pondasinya roboh, apalagi kalo dipukul pasti hancur"

Marvel semakin tak mengerti, "Gue bingung Lau" katanya dengan meremas rambutnya kasar. "Hhh! Jadi gue harus gimana?!" tanya Matvel frustasi.

"Lo ikut gue sekarang," Laudiya menggandeng tangan Marvel agar ikut bersamanya. Ia membawa Marvel kwluar dari rumah itu, "Kita mau kemana?!"

"Udah lo ikut aja, masuk!" dengan mendorong paksa Marvel untuk masuk ke mobilnya Laudiya langsung menyalakan mobil dan menancapkan gas meninggalkan pekarangan rumah itu.

Marvel gatau kalau dia akan dibawa kemana oleh Laudiya. "Lua lo bawa gue kemana sih?!" pertanyaan Marvel tidak digubris oleh Laudiya, sepupunya itu tetap fokus menyetir tak menghiraukan pertanyaannya.

Mobil yang dinaiki mereka kemudian berhenti didepan sebuah villa, Marvel tahu villa ini. Laudiya membawanya ke villa milil Marvel sendiri, "Lo tenangin diri lo disini. Kalo dirasa lo udah tenang, lo pulang hadapi satu-satu masalah lo. Dan inget, lo gausah mikirin yang lain. Soal kantor biar gue sama Rania yang handle, good luck boy!" setelah mengucapkan itu Laudiya meninggalkan Marvel sendiri yang menatap villa itu dengan nanar.

Di villa inilah kisah cinta dirinya dan Keysha dimulai. "Aku kangen Key, kangen berduaan becanda bareng kaya dulu" ucpanya lirih.

Marvel memasuki villa dengan langkah yang perlahan, ia meneliti setiap inchi villa. Sudah dua tahun ia tak kesini, semuanya sama. Tak berubah, foto-foto kebersamaan dirinya dan Keysha masih terpajang jelas didalam villa, mulai dari ruang tamu yang ada foto dia dan Keysha sedang tunangan, masuk kamar tengah foto dia dan Keysha sedang berlibur dan ia memeluk perut Keysha yang sedang mengandung Bulan saat itu.

Menaiki tangga, tarpampang jelas foto-fotonya dengan Keysha dan bunga yang sedang bermain ditaman, foto Keysha yang sedang menyuapi bunga, foro Keysha yang sedang mengajari bunga jalan.

Masuk ke dalam kamar, Marvel kembali tersenyum saat melihat foto pernikhan dirinya dan Keysha, foto pada saat Keysha telah melahirkan, foto dirinya yang sedang menggendong Bulan yang baru saja lahir, dan terkahir foto mereka bertiga yang baru saja mereka ambil bulan lalu saat berlibur ke puncak.

Marvel merindukan itu semua, "Key... Aku merindukan kebersamaan kota, maffin aku Key..." ucapan maaf yang lirih keluar dari mulut Marvel, ia menangis sambil memeluk foto keluarga kecilnya yang ia jaga selama ini.

Ia tak ingin sesuatu yang ia jaga selama ini pergi sia-sia dan itu karena kesalahannya. Marvel bukan orang yang begitu, ia akan menghadapi masalah apapun, sebesar apapun itu!



Hayyyy. Author hadir, part nya galau galauan mulu ya. Iya nih, author galau soalnya.

Galau mau bagi rapot sih 😂😂😂 Lupakan gapenting.

Gimana? Flat? Its oke. Dont forget like and comment ya... Lovw youu mmmuuuwwaaccchhhh😘😘😘😘

Love, You and Life [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang