Diatas tanah yang masih basah, dibawah nisan ini Aldi menatap nanar. Ada rasa sakit yang begitu sulit untuk disembuhkan dalam hatinya.
Kalian tahu? Aldi menyayangi Luna, sangat. Ia sangat menyayangi Luna, dan bagaimana ini bisa terjadi? Saat hari yang ditunggu-tunggu nya sudah datang, tapi hati yang dibencinya juga ikut datang.
Iya! Kelahiran sang buah hati membawa kebahagiaan, namun kematian isteri itu membawa luka dan kesedihan.
Rangga dan Aryo ikut disamping Aldi, "Udah Al inget ada anak Lo, gue tau ini berat tapi Lo harus kuat. Hidup Lo masih panjang,"
"Gue ga papa kok", setelah mengatakan itu Aldi langsung berdiri dan berjalan pergi meninggalkan tempat yang keramat itu. Tempat dimana semua manusia berkumpul tanpa ada yang tahu, tempat yang gelap didalam sana.
Aldi langsung melajukan mobilnya ke rumah sakit, tujuan hidupnya sekarang hanya anaknya. Buah hatinya yang sudah terlahir kedunia.
Saat sampai Aldi langsung berlari dan tepat saat sudah didalam, Aldi melihat mamahnya sudah menggendong bayinya bersama dengan Ran--ia?
"Mamah?"
Panggilan Aldi membuat dua wanita itu langsung menoleh.
"Sayang? Kamu udah selesai? Oh iya papah kamu sudah menyiapkan semuanya untuk tahlilan nanti malam,"
Aldi menatap bayi dalam gendongan mamahnya, "Nih anak kamu, ganteng kan? Namanya siapa? Kita nungguin kamu lho buat ngasih nama sama dia"
Aldi belum menyiapkan nama anaknya sama sekali, tidak terlintas dalam benaknya karena terlalu larut memikirkan Luna.
"Namanya.... Azka Reyhanita Hasan"
Mendengar itu Eliyana tersenyum, "Kita manggilnya Azka? Iya? Dedek Azka"
Aldi mengambil alih gendongan mamahnya, "Sudah beres semua kan Al? Mamah mau siapin buat nanti melem yah"
"Iya mah,"
Rania sedang membereskan barang barang bayi yang akan dibawa.
"Mamah keluar dulu buat cari papah kamu, nanti kamu anterin Rania pulang yah"
Mendengar itu Rania menoleh, "Ga usah mah ini Nia udah selesai. Kita keluar sama-sama Nia juga masih ada kerjaan di kantor,"
Mendengar itu Eliyana memasang muka kecewa, "Ga papa sayang biar nanti kamu bisa bawa Azka. Nanti siapa yang bawa? Masa Aldi? Kan nyetir nanti susah, mamah mau ke kantor papa jadi gabisa bawa Azka dong, atau ngga kalian kerumah Aldi dulu naro Azka abis itu Aldi anterin Rania ke kantor? Oke kan?"
Aldi menatap mamahnya seolah 'mah please jangan bikin cerita baru lagi'
Aldi yakin jika mamahnya ini memilki tujuan tertentu untuk dirinya dan Rania.
"Yudah mamah duluan ya, Aldi inget pesen mamah! Anterin Rania sampai tempat tujuan!"
Rania hanya dapat menghela nafas kasar.
"Khm." Deheman yang keluar dari mulut Aldi membuyarkakan lamunan Rania.
"Kamu mau ke kantor kan? Biar aku antar," kenapa suasananya menjadi canggung begini.
"Oh iya, ke rumah Lo dulu aja naro Azka. Kasihan kalo dibawa keluar terlalu lama nanti gabaik buat tubuhnya",
Aldi menatap Rania dalam-dalam, "Sini biar Azka gue ya bawa" Rania mengambil alih gendongan Aldi dan menggendong Azka dengan sesekali bercanda dengannya.
"Al, gue--" Rania menggantungkan kalimatnya.
"Iya kenapa?"
"Ngga, ah itu ga sebaiknya Lo cari baby sister untuk Alka?" Pertanyaan Rania membuat Aldi berfikir, ada benarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love, You and Life [HIATUS]
Fiction généraleWarning! Ini sequel dari Love Is My Life, disarankan baca Love Is My Life dulu sebelum ini, agar kalian paham. "Hancur sudah mimpi gue untuk menikah sekali seumur hidup, janda muda gue" -Rania- "Aku, masih ingin memiliki dirimu," -Aldi- "Saya akan...