15

1K 89 24
                                    

Hari ini sangat melalahkan bagi Rania, setelah semua urusan Marvel selesai dan ia sudah dapat terbebas dari rengekan Bulan. Kini dia dapat menghirup udara dengan tenang.

Pagi yang redup nampak dalam mata indahnya, awan yang mendung membuat Rania malas untuk ke kantor di pagi ini.

"Hhh, males banget ngantor. Libur sendiri boleh ga sih!"

Akhir-akhir ini Rania memang sering izin ngantor karena masalah kakanya yang mengharuskan dia mengurus Bulan. Dan pagi ini Rania dipaksa Arland untuk berangkat, selain karena kerjaannya yang sudah menumpuk, Arland juga tahu jika Rania sudah bisa bekerja seperti semula karena Bulan sudah bersama dengan kedua orang tuanya.

Rania merenggangkan tangannya melepas rasa kantuk yang menjalar di sekujur tubuh, lalu ia turun dari singgasana nya yang memiliki gravitasi kuat agar dirinya tak terlepas dari benda empuk yang nyaman itu.

Rania berjalan menuju kamar mandi sambil mengambil sehelai handuk yang di gantungkan dibelakang pintu kamar mandi.

Selama lima belas menit Rania membersihkan diri, akhirnya ia pun keluar dari kamar mandi mengganti pakaian dengan setelan kantor nya.

Dikira semua sudah selesai, ia langsung keluar dari kamar dan turun kebawah untuk sarapan.

"Sepi banget ya, hidup sendirian ga enak juga. Pagi gada yang nemenin sarapan, tidur gada yang ngucapin selamat malam,"

Rania menggrutu sambil mengolesi selai ke rotinya, "Makanya juga cari suami bu," sahutan itu membuat Rania terlonjak kaget.

"Ck. Rese lo Land, ngapain pagi-pagi kesin? Masih pagi buta gini ga mungkin gue telat ke kantor, jam aja masih pukul 05.45"

Arland mengambil satu roti yang sudah diolesi selai oleh Rania, lalu ia duduk di depan Rania sambil memakan roti.

"Ganggu aja lo!" ocehan Rania tak di gubris oleh Arland.

"Aku kesini mau jemput kamu, sekalian kita berangkat ke kantor bareng" ucapan Arland membuat Rania menatap dia sinis.

Dengan menelan habis rotinya Rania berkata, "Gausah. Gue bisa berangkat sendiri! Lagian lo lewat mana sih, ko bisa masuk? Satpam gue lo apain?"

"Aku bunuh"

"Astaghfirullah! Arland, gue laporin ke pihak berwajib lo!"

Dengan acuh Arland mengedikkan bahunya, "Laporin aja, polisi juga takut sama aku."

Lagi-lagi Rania menatap tajam Arland sambil mengacungkan pisau yang dibuat untuk mengolesi selai, "Lo. Uuugghhh ngeselim banget sih!"

Rania menenggak segelas susunya sedikit, dengan cepat ia berjalan keluar meninggalkan Arland yang sedang asik memakan roti.

Dengan santainya Arland memakan roti menikmati setiap inci olesan selainya didalam roti itu, selai cokelat yang terasa nikmat di lidahnya membuat Arland memakan dengan penuh penghayatan.

"Arlaaannnddd!" teriakan melengking itu tak membuat ia lepas dari acara memakan roti selai cokelat dipagi hari tepat di rumah doi.

Rania berjalan cepat menghampiri Arland dengan berkacak pinggang, "Arland!"

"Hm" gumamnya tanpa menoleh sedikitpun pada Rania.

"Arland liat ke arah gue!"

Arland mengalihkan pandangannya menatap Rania lembut, "Kenapa sayang? Kamu balik lagi buat nyusulin aku? Aku juga tau kamu mau berangkat bareng aku, santai aja"

Dengan percaya dirinya Arland pada Rania, dengan muka masam Rania berdecak.

"Ck. Balikin kunci mobil gue" katanya sambil menengadahkan tangan ke depan tanda meminta kunci mobilnya.

Arland dengan polosnya menjawab, "Aku ga ambil kunci kamu,"

"Arland.... Gausah mancing-mancing! Balikin kunci mobil gue!"

"Aku ga ambil sayang..." Arland masih santai dengan menenggak susu cokelat milik Rania yang belum habis, akhirnya dihabiskan oleh dirinya.

"Udah, kamu emang harus sama aku. Kunci aja merestui apalagi dunia dan isinya?" ucapan Arland semakin membuat Rania gondok.

Dengan menahan emosi dan menghela nafas kasar, "Oke-oke gue berangkat sama lo! Cepetan!" Rania pasrah, ia malas berdebat hal receh dengan Arland.

"Yey!. Oke baby, yuk!" dengan sigap Arland berdiri dan menggandeng tangan Rania, membawanya berjalan keluar.

Tanpa ada perlawanan Rania pasrah, karena sungguh pagi ini ia sangat malas untuk memulai altivitas.

Arland membukakan pintu mobil untuk Rania dan dengan muka ditekuk Rania masuk dengan malas-malasan.

Arland tersenyum geli melihat tingkah Rania, "Tuan putri jangan cemberut dong. Pagi-pagi masa udah ga enak mukanya"

"Land... Cepet"

"Oke sayang" mobil langsung melaju menuju kantor.

Sepertinya hari ini akan menyebalkan bagi Rania. Kerjaan yang menumpuk, bos yang over protektif, cuaca kali ini pun tak mendukunganya sama sekali.

Hujan yang deras mengguyur kota Bandung pagi itu, Rania sangat membenci rintikan dari langit. Meski itu rahmat, namun karena hujan maka aktivitas nya akan terhenti yang otomatis jadwal yang sudah dirancang akan berubah.

"Hujan itu indah Ni, kamu kenapa benci sekali sama hujan?" lagi-lagi suara itu mengganggu telinga Rania.

Dengan malas Rania memutar bola mata jengah, "Gausah sok puitis!" ketus Rania.

"Aku ga puitis, hanya saja sedikit romantis" nada Arland yang menirukan ucapan Dilan semakin membuat Rania ilfeel.

Arland hanya tertawa saat melihat tingkah Rania yang ia anggap lucu, "Kamu itu imut ya kalo lagi ngambek, tapi bukan berarti kamu ga imut kalo ga ngambek. Bahkan saat kamu diam pun kamu terlihat manis untuk aku pandang,"

"Arland stop! Stop! Gausah alay kaya anak ABG deh, gue bukan Milea elo bukan Dilan, gue bukan Salma, elo juga bukan Nathan. Tapi gue ini Rania dan lo Arland sebagai atasan!"

Mendengar ucapan Rania semakin membuat Arland tertawa lepas.

"Hahahahaha. Iya aku bukan Dilan atau bahkan Nathan yang jago melumluhkan hati para kaum hawa. Aku ini Arlaand Erlangga yang sedang berjuang membuat cinta dihati seorang Rania Kusuma Wijaya, wanita yang tak selembut Salma dan secantik Milea. Namun hatinya setulus Aisyah"

Pagi itu Rania sudah muak dengan gombalan receh, kalimat alay, semua yang keluar dari mulut Arland itu adalah sampah bagi Rania.

Perutnya terasa kenyang cukup dengan mendengar semua kalimat-kalimat alay binti receh dari Arland, dan membuat mood dirinya semakin memburuk.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.










Haiii. I am back, terimakasih yang sudah setia menunggu, rela bertahan, dan masih mau membaca kisah receh dan alay macam Arland. Terimakasih banyak ya... 🤗🤗🤗❤❤❤

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 31, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love, You and Life [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang