"Bang! Apa-apaan nih?!" Suara cempreng Rani membuat Marvel hampir terlonjak dari kursi kerjanya.
"Rania! Ketuk pintu dulu! Ngagetin aja, untung Abang gak punya riwayat penyakit jantung".
Rania masa bodo dengan perkataan Marvel, lalu duduk didepan Marvel dengan kasar. "Pokoknya Rania minta penjelasan soal Omah mengenai ini sama Abang!"
"Penjelasan apa sih?! Lo dateng-dateng main semprot aja kaya kispary! Lo kira gue baju kusut?!" Marvel menghempaskan tubuhnya ke sofa, kemudian menatap Rania dengan satu alisnya terangkat.
Rania memalingkan mukanya kesamping saat melihat respon kakanya dengan muka seolah mengejeknya. "Dek? Lo kenapa? Ada apa sih? Omah minta Lo nikah?" Pertanyaan Marvel membuat Rania reflek melemparnya dengan kertas yang ia pegang.
"Baca tuh! Omah Lo ada-ada aja!"
Dengan santai Marvel membuka kertas yang Rania lempas padanya, saat membaca surat itu kening Marvel berkerut. "Ini beneran? Ya ampun kasihan amat nasib lo dek." Dan seketika Marvel tertawa lepas.
"Iiihhh!!! Bang Marvel!" Kata Rania untuk menghentikan tawa Marvel.
"Oke-oke. Terus? Gue harus apa?"
Rania seketika membelalakkan matanya, "Lo nanya sama gue? Bukannya itu ide Lo?!"
Marvel terkikik, saat melihat Rania tawanya seketika lepas. "Gue gak nyuruh omah buat Lo jadi gini sumpah dek," Marvel berkata sambil mengacungkan jari telunjuk dan jari tengahnya.
"Mana ada? Gue ga percaya, cuma Lo yang berani ngomong sama Omah. Lo tahu sendiri Karel sama omah gimana, ga mungkin kalo dia yang ngadu!"
Saat itu juga Marvel tertawa lepas, "Ih Abang!!! Diem elah, bikin gue tambah pusing tau gak!"
"Makanya, kalo jomblo jangan kelamaan!"
Rania memukul Marvel dengan bantal sofa secara terus-menerus, "Aduh-aduh. Aduh. Dek! Stop, duh sumpah itu bukan Abang ya ampun!" Marvel berusaha menghentikan hantaman Rania yang tanpa henti.
Nasib Rania memang tidak pernah mulus, baru saja ia merasakan segarnya menghirup udara, kembali lagi hidupnya merasakan sesaknya udara.
Pasalnya siang tadi saat istirahat Omah Rania menghampiri Rani ke kantin kantor dan mengatakan bahwa Rania harus mengurus semua kantor anak cabang, dan itu wajib. Bahkan sudah memberikan surat alih nya kepada Rania. Bahkan didalam surat itu tertera CEO nya calon suami Rania yaitu Arland Eirlangga.
"Hidup gue gini amat sih!" Rania mencebik kesal.
"Kalo kata gue sih Lo nikah aja udah sama si Arland, lagian juga kalian udah deket lama. Gue juga setuju kalo Lo sama Arland, asal jangan sama yang dulu aja," ucapan akhir Marvel adalah sindiran untuk Rania.
Marvel tahu jika hati adiknya masih ada rasa dengan Aldi, sejak kejadian yang dulu hubungan Marvel dan Aldi tidak sedekat saat mereka masih sekolah. Dimana mereka masih lengket satu sama lain, sejak Marvel tahu Aldi mengkhianati Rania maka saat itu juga Marvel tidak pernah berbicara dengan Aldi.
"Apaan sih Lo bang! Ngapain ngomong gitu, ini gue harus apa nih? Lagian ngapain juga sih Arland bilang ke Omah kalo gue pacaran sama dia?!" Rania merasa kesal jika kakanya selalu menyalahkan Aldi dan membahas hal dulu.
"Dek, gue cuma bilangin aja. Gue gak mau adek gue yang tersayang ini selalu gagal dalam hal cinta dan selalu tersakiti dengan cinta! Gue gak mau Lo salah pilih, gue sih terserah elo mau terima apa enggak tapi gue harap Lo gak akan salah pilih. Gue gak mau lihat Lo ketika 4 tahun yang lalu, yang semangat hidupnya berkurang. Cinta sejati itu ada dek, kalo Lo cari. Lo selalu bilang sama gue waktu masih kecil, kalo Lo percaya bahwa hidup itu akan selalu ada cinta. Lihat gue sekarang, gue sama Keysha sejati kan? Buktinya kita udah jalan 3 tahun plus 2 tahun menjalin pernikahan, sejati banget kan gue jadi cowok? Makanya cari yang kaya gue dong SEJATI!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Love, You and Life [HIATUS]
General FictionWarning! Ini sequel dari Love Is My Life, disarankan baca Love Is My Life dulu sebelum ini, agar kalian paham. "Hancur sudah mimpi gue untuk menikah sekali seumur hidup, janda muda gue" -Rania- "Aku, masih ingin memiliki dirimu," -Aldi- "Saya akan...