"Rania! Woy!"
Teriakan itu membuat Rania memutar badan sembilan puluh derajat.
Saat ia tahu siapa yang memanggilnya, bola mata Rania memutar jengah."Ck, ga usah teriak-teriak gue juga masih denger. Malu-maluin Lo!"
"Hehehe, sorry. Abisnya reflek," Rania hanya menggeleng dengan menghela nafas kemudian melanjutkan perjalanan nya menuju ruang kerja yang biasa ia tempati.
Laudiya mengekor di belakang Rania. "Ni, gue mau ngomong bentar sama Lo, boleh kan?"
"Mau ngomong apa? Kalo soal Aldi, Azka, apalagi Arland gue gada waktu. Kerjaan masih numpuk,"
Laudiya menggeleng, "Bukan. Tapi ini soal Keysha sama Marvel"
Mendengar nama abang dan kaka iparnya disebut Rania langsung menghentikan langkahnya, "Soal apa? Bang Marvel sama Keysha kenapa?"
Laudiya melihat sekitar, meraba situasi. "Jangan disini, ke kantin aja gimana?"
"Oke, gue taro berkas ini ke Arland lo tunggu di kantin. Nanti gue nyusul kesana"
"Jangan lama-lama!"
"Iya" setelah itu Rania melanjutkan langkahnya ke ruangan Arland, dan Laudiya memutar arah menuju kantin.
"Selamat siang pak, permisi ini ada beberapa berkas yang harus bapa periksa dan tanda tangani. Silahkan periksa dan konfirmasi pada Manager keuangan, dan mengenai pegawai baru bapak bisa langsung ke dewan HRD"
Arland menatap Rania dengan sebelah alis yang mengangkat, "Tumben kamu sopan, dan seharunya kamu yang ke HRD"
"Maaf pak, tapi mengenai seleksi pegawai baru direktur perusahaan harus tau lebih dalam. Saya masih banyak kerjaan pak, permisi"
Arland melongo melihat sikap Rania yang formal, dan langsung pergi begitu saja tanpa ada omelan. Biasanya kalo kerjaan Rania menumpuk otomatis dia akan mengoceh pada Arland, ingin pindah dibagikan karyawan biasa, ingin menjadi OB saja, ingin ini ingin itu ingin anu.
Tapi sekarang sepertinya Rania sudah mulai kenal dengan tugas-tugas dari kantor yang selalu menumpuk.
Selepas keluar dari ruangan Arland, Rania langsung menuju kantin untuk menghampiri Laudiya.
Entah apa lagi yang kini akan terjadi, setelah masalah Aldi beres kini tinggal masalah lain yang mulai mengganggu pikiran Rania. Jika boleh Rania ingin hempas dari semua beban kehidupan yang melandanya.
"Cepet jelasin. Kenapa sama ka Marvel?" Rania langsung to the point tidak menunggu basa-basi lagi.
Laudiya menghentikan makannya dan langsung menatap wajah Rania, "Sabar bu, lo gak liat gue lagi makan gitu?" mendengar jawaban Laudiya Rania memutar bola mata jengah.
"Cepetan. Gue banyak kerjaan Lau,"
"Oke-oke. Sabar satu biji lagi nih baksonya, bentar yah" kata Laudiya dengan cengiran kudanya dan langsung melanjutkan acara makan basonya.
Rania menghela nafas melihat tingkah Laudiya. "Selesai! Bentar minum dulu," sungguh pada saat itu juga Rania ingin menampol muka Laudiya.
"Langsung inti Lau!"
"Marvel sama Keysha tadi bertengkar hebat Ni!"
Ucapan Laudiya sontak membuat Rania membelalakan matanya, kaget mendengar perkataan dari Laudiya membuat Rania tidak dapat berfikir jernih.
"Keysha marah saat melihat Marvel dekat kembali dengan Jessica, gue juga bingung tumben banget Keysha semarah itu. Dan tadi kalimat itu keluar dari mulut Keysha tanpa ia pikirkan lagi Ni,"
![](https://img.wattpad.com/cover/148199059-288-k778592.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Love, You and Life [HIATUS]
General FictionWarning! Ini sequel dari Love Is My Life, disarankan baca Love Is My Life dulu sebelum ini, agar kalian paham. "Hancur sudah mimpi gue untuk menikah sekali seumur hidup, janda muda gue" -Rania- "Aku, masih ingin memiliki dirimu," -Aldi- "Saya akan...