"Kim Jiho," Kim Mingyu tersenyum sambil menatap Jiho yang sedang sibuk mengontrol degub jantungnya. Atmosfer malam itu entah mengapa berubah menjadi panas secara tiba-tiba, membuat telapak tangan Jiho berkeringat.
"Boleh aku duduk di sini?" tanya pemuda itu lagi, masih dengan senyumannya. Jiho mengerjapkan kedua matanya selama beberapa kali, lalu tersadar dan segera mengangguk. Bibirnya tertarik, membuat sebuah senyuman canggung dengan wajah yang memerah sempurna. Anak rambutnya menempel di tengkuk dan dahinya, panas.
"Silakan."
Mingyu pun duduk di sebelah kanan Jiho, lalu menyesap soda yang ada di tangannya. Pria itu mengenakan kemeja putih dengan lengan digulung sampai sesiku dan celana kain berwarna hitam dengan sepatu yang juga berwarna hitam mengkilat. Tak lupa, sebuah dasi merah marun yang terikat di sekeliling kerahnya dengan keadaan sedikit dilonggarkan.
Rambut hitamnya dinaikkan dan terlihat sedikit berantakan, beda dengan masa SMA-nya dahulu. Hal itu membuat perasaan Jiho bergejolak.
Jika seseorang pernah terlibat suatu perasaan dengan orang lain, mereka tidak mungkin kembali menjadi 'sekadar teman'.
Jiho percaya akan pernyataan itu. Pasti tetap ada rasa aneh pada dadanya, kupu-kupu yang beterbangan di perutnya juga masih ia rasakan. Darahnya yang berdesir kencang, walau ia yakin persis hatinya sudah milik Jung Jaehyun.
Ada perasaan lebih dari peduli yang hinggap pada Jiho malam ini.
"Kau masih menjalin hubungan dengan Jung Jaehyun?" tanya Mingyu sambil menoleh ke arah Jiho, membuat Jiho tersentak dan menoleh hanya untuk mendapati wajahnyayang berjarak beberapa sentimeter dari wajah Mingyu.
"M—masih," jawab Jiho. Ia buru-buru mengalihkan wajahnya. Ini gawat.
"Tidak perlu gugup," ucap Mingyu sambil tertawa pelan. Jiho diam, sibuk menetralisir detak jantungnya. Ini salah. Jelas-jelas salah. Kemana perginya Kim Jiho yang galak, percaya diri, dan tegas itu? Kenapa yang muncul sekarang malah Kim Jiho yang lembek dan lemah pada cinta pertama?
"Kau tidak ada niat untuk mengambil spesialisasi, Jiho?" tanya Mingyu. Untuk sesaat, Jiho terhipnotis akan bagaimana indah namanya saat diucapkan oleh Mingyu dengan halus.
Jika Jaehyun mengucapkan namanya dengan nada yang lebih tinggi pada suku kata 'Ji' dan dengan intonasi manja serta penuh kekaguman, Mingyu mengucapkan namanya dengan datar namun dalam. Seperti berusaha untuk tidak memberi impresi khusus namun tetap tidak bisa menyembunyikan kesan tersendiri.
"Rencananya, tahun depan aku ingin mengambil spesialisasi," jawab Jiho, sedikit banyak sudah mampu mengatur irama jantungnya.
"Wah, kau hebat sekali," ucap Mingyu dengan senyum. "Aku salut kepadamu."
"Kau juga hebat," Jiho langsung menyahut dengan suara rendah dan mata menyipit. "Memimpin perusahaan besar di usia yang relatif muda, kau merupakan CEO yang sangat berbakat."
Yah, siapa yang tidak tahu Kim's Property? Sebuah perusahaan yang telah memiliki banyak cabang di beberapa negara Asia. Ada hotel, restoran, bahkan kabarnya dalam tiga tahun ke depan, akan diadakan pembangunan rumah sakit.
"Itu turun temurun, bukan murni hasil usahaku," ucap Mingyu merendah. Jiho tersenyum tipis. Pria ini masih rendah hati seperti dulu.
"Namun, kau mampu mempertahankan perusahaan itu, bahkan sampai berkembang dengan pesat," lagi-lagi, Jiho masih menimpali pernyataan Mingyu dengan rasa kekaguman yang tak mampu disembunyikan.
Mingyu hendak berkata, namun seseorang menyapa mereka berdua, membuat pemuda berkulit tan itu kembali mengatupkan mulutnya dan melihat siapa yang menyapa mereka.
"Mingyu, Jiho."
Suaranya halus berderai bak gemericik air sungai yang mengalir perlahan namun pasti.
Cha Eunwoo.
"Hey! Eunwoo!" Mingyu tertawa lepas dan berdiri dan memeluk pria yang dipanggil Cha Eunwoo itu sebentar. Jiho juga berdiri dan berjabat tangan dengan Eunwoo dengan senyuman. Jabatan tangannya masih sama, erat dan tegas. Sangat profesional.
"Kau ke sini sendirian?" tanya Mingyu sambil menaik-turunkan alisnya dengan raut jenaka. Eunwoo tertawa pelan.
"Tentu saja. Memangnya aku harus ke sini dengan siapa?"
"Uh... Pacarmu?" Mingyu bertanya ragu. Lagi-lagi, Eunwoo tertawa pelan sambil menepuk lengan Mingyu.
"Aku belum punya pacar."
"Be—benarkah?" Jiho bertanya kaget. Mingyu bahkan sudah tidak mampu berkata-kata. Kedua matanya membelalak.
Oh, ayolah. Cha Eunwoo yang sempurna—tinggi, putih, mantan Ketua OSIS, pintar, sopan, kaya—belum memiliki kekasih?
"Benar," ucap Eunwoo sambil mengangguk. Ia lalu mengerling ke arah Jiho yang masih menampakkan ekspresi bingung, senyuman tipis muncul di bibirnya saat ia mengatakan, "Kau mau jadi pacarku, Jiho?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Airplane | Jung Jaehyun [COMPLETED]
Historia Corta[REPUBLISH] Pesawat menjadi tempat pertemuan Jung Jaehyun dan Kim Jiho hampir sepuluh tahun lalu. Sama-sama berasal dari Korea dan bercita-cita untuk berkuliah di Amerika membuat keduanya dekat. Pesawat menyatukan mereka berdua, dan akankah mereka...