Jiho berdiri di dekat gerbang rumah sakit, menunggu Jaehyun datang menjemputnya. Tak lama kemudian, ia melihat mobilnya datang dari kejauhan.
Jiho tersenyum dan buru-buru membuka pintu depan, namun alangkah kagetnya ia saat melihat Chaeyeon telah duduk manis di sana. Senyuman Jiho langsung pudar, ia merasa kecewa dan bingung.
Tanpa kata, ia menutup pintu depan sedikit terlalu keras dan langsung duduk di jok belakang. Chaeyeon melonjak kaget dan menoleh sebentar ke arah Jaehyun.
"Jiho, kau di depan saja," ucap Chaeyeon lembut disertai senyuman. "Aku yang akan duduk di belakang. Kemari."
Namun Jiho memaksakan seulas senyum sambil menggeleng pelan.
"Tidak, aku di sini saja."
"Nah, Jiho, kita antar Chaeyeon dulu, ya? Tadi dia mampir ke apartemen," ucap Jaehyun dengan senyum, matanya melirik ke kaca di atas dashboard. Jiho mengangguk dalam diam. Chaeyeon melirik ke Jaehyun, namun pemuda itu hanya tersenyum menenangkan.
"Chaeyeon tadi main ke apartemen," ucap Jaehyun. Chaeyeon mengangguk.
"Iya, mumpung Jaehyun lagi di Korea. Udah lama banget nggak ketemu," ucap Chaeyeon. "Ketemu-ketemu udah langsung jadi dokter spesialis aja, haha."
Jaehyun tertawa, Jiho tidak.
"Masih calon," ucap Jaehyun pada Chaeyeon. Jaehyun lantas melirik Jiho sekilas dan bertanya.
"Kalau Chaeyeon sering main ke apartemen nggak apa-apa, 'kan, Sayang?"
Jiho heran, bagaimana mungkin Jaehyun masih bisa bertanya tentang hal itu, ditambah dengan kata 'Sayang' di belakangnya. Rasanya, Jiho ingin menendang Jaehyun keluar dari mobilnya sekarang juga.
Sejujurnya, ia tidak mau munafik dan menjadi kekasih yang posesif, apalagi mengingat mereka sudah jauh saling mengenal satu sama lain daripada Jiho, jadi ia hanya bisa mengangguk dalam diam.
"Oh, iya. Kalian mau makan malam dulu?" tanya Jaehyun, namun pandangannya tetap fokus pada jalanan. Chaeyeon menoleh ke arah Jaehyun, lalu menoleh ke Jiho yang ada di belakang.
"Bagaimana, Jiho?" tanya Chaeyeon. Jiho hanya tersenyum tipis dan menjawab, "Terserah kalian saja."
Setelah mengatakan hal itu, Jiho kembali menatap jalanan. Pandangannya terasa hampa.
Chaeyeon menyentuh lengan Jaehyun pelan.
"Kau langsung antar aku pulang saja, sepertinya Jiho sudah lelah," ucap Chaeyeon. Jaehyun mengangguk dan tersenyum.
"Baiklah kalau itu maumu," ucap Jaehyun.
Tak lama kemudian, mereka sampai ke rumah Chaeyeon. Daerahnya cenderung sepi, namun terjamin aman karena komplek ini dijaga 24 jam oleh sekuriti, jadi Jaehyun tidak perlu khawatir akan Chaeyeon.
"Terima kasih sudah mengantarku pulang," ucap Chaeyeon pada Jaehyun. Ia pun menoleh ke jok belakang, hanya untuk mendapati Jiho yang telah tertidur. Chaeyeon tersenyum, lalu mendekatkan tubuhnya, berbisik pada Jaehyun.
"Kau jangan bangunkan dia, dia terlihat lelah," ucap Chaeyeon. Jaehyun tersenyum dan mengangguk. Tangannya lalu mengusap kepala Chaeyeon pelan. Setelah itu, Chaeyeon turun dan Jaehyun pun melajukan mobilnya, kembali ke apartemennya.
Selama perjalanan, Jaehyun berkali-kali melirik Jiho. Pria itu merasakan sesak yang ada pada dadanya, tapi ia tidak tahu apa itu. Maniknya menatap raut lelah Jiho yang terpampang jelas, lingkaran hitam pada bawah mata kekasihnya itu.
Jaehyun menghela napas lelah. Ia ingin tahu, apa yang dipikirkan gadisnya itu sampai Jiho terlihat sangat rapuh.
"Jiho," panggil Jaehyun. Namun gadisnya itu tidak bangun juga, membuat Jaehyun berinisiatif untuk menggendongnya.
Setelah membaringkan Jiho di kasur, ia memutuskan untuk ikut merebahkan tubuhnya di samping Jiho, setelah sebelumnya mengecup kening gadis yang telah merebut hatinya itu.
Tanpa mengetahui bahwa Jiho tidak tidur sama sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Airplane | Jung Jaehyun [COMPLETED]
Kısa Hikaye[REPUBLISH] Pesawat menjadi tempat pertemuan Jung Jaehyun dan Kim Jiho hampir sepuluh tahun lalu. Sama-sama berasal dari Korea dan bercita-cita untuk berkuliah di Amerika membuat keduanya dekat. Pesawat menyatukan mereka berdua, dan akankah mereka...