"Heichou... boleh aku masuk?" tanya seorang gadis berambut sewarna jahe sambil membuka pintu. Ia melangkah masuk sambil membawa nampan berisi roti dan teh ditangannya. Ia meletakkan nampan yang dibawanya di atas meja dan ia berjalan mendekati tempat tidur yang ditiduri oleh seorang laki-laki. Gadis itu mengguncang perlahan tubuh laki-laki yang tidur di atasnya. Laki-laki itu, Levi, mengerang ketika gadis itu berusaha membangunkannya. Ia menggeliat sebentar, kemudian membuka matanya. Ia menatap gadis yang menundukkan tubuhnya di samping tempat tidurnya. Gadis itu tersenyum. Ia menutup kembali matanya, kemudian berusaha duduk.
"Selamat pagi, Heichou..." ia berdiri, kemudian melangkah menuju jendela. Levi menatapnya dengan sebelah matanya. Kepalanya benar-benar sakit. Ia ingin berbaring 5 menit lagi, tapi gadis itu pasti takkan membiarkannya.
Ekspedisi kemarin benar-benar menguras tenaganya. Ia dan teman-temannya harus
menangkap titan wanita, yang pada akhirnya dengan kegagalan. Dan sekarang, tim pengintai harus menyerahkan Eren pada pemerintah."...ada apa, Heichou?..." tanya gadis itu sambil mendekati Levi. Ia membawa nampan sarapan Levi di tangannya.
"...Petra..." ia menatap gadis itu "...apa yang kau lakukan disini?..." tanya Levi sambil
memperbaiki kemejanya. Gadis itu diam. Kemudian tersenyum lembut. Ia meletakkan sarapan Levi di meja samping kasur."Saya membawakan sarapan anda..." ia sedikit tertawa kecil "...saya perhatikan akhir-akhir ini anda jarang makan. Jadi, saya membawakannya..."
Levi menatapnya sejenak. Kemudian ia menghela nafas.
"...terserah kau saja.." ia berdiri "...keluarlah..." ia berjalan menuju lemari pakaian.
Petra menatapnya sebentar, kemudian ia melangkah menuju pintu.
"Sampai jumpa, Heichou..." ia menoleh dan tersenyum, kemudian menutup pintu di
belakangnya.***
Levi memijat keningnya. Ia menatap kertas yang ia pegang. Laporan ekspedisi
sebelumnya. Ia tidak bisa memfokuskan pikirannya pada laporan itu. Kepalaya terus-terusan memaksanya memikirkan sesuatu. Karena tak menenukan apa yang ia pikirkan, ia meletakkan kertas yang ia pegang ke atas meja.Levi menyandarkan tubuhnya pada kursi.
Kemudian ia menutup matanya. Kepalanya berdenyut-denyut selama beberapa jam terakhir ini. Ia menghela nafasnya dan membuka matanya. Ia ingin minum secangkir teh. Ditatapnya cangkir yang terletak di atas meja. Kosong. Levi menggertakkan giginya. Ia tidak ingin
keluar sekarang. Ia mengelus kakinya. Ditambah lagi kakinya yang terkilir membuatnya sulit untuk bergerak. Tiba-tiba kepalanya berdenyut lagi. Levi meringis. Ada apa dengannya? Rasanya ia ingin memecahkan kepalanya sekarang juga."...Heichou..." seseorang membuka pintu kamarnya "...saya membawakan teh untuk
anda..." ia melangkah masuk "...saya pikir anda tidak ingin keluar sekarang..." ia meletakkan teh yang ia bawa ke atas meja dihadapan Levi "...saya harap anda menyukainya..." ia tersenyum lembut, kemudian ia menuangkan teh ke cangkir baru milik Levi "...silakan.." ia
menyodorkan teh itu di hadapan Levi. Levi menatapnya."...ada apa, Heichou?..." tanyanya sambil menuangkan teh di cangkir miliknya dengan perlahan dan hati-hati.
Levi menatap gadis itu selama beberapa detik. Kemudian ia memalingkan wajahnya.
Ia menegakkan tubuhnya dan mengambil cangkir miliknya. Ia meminum teh tersebut. Hangat. Perlahan-lahan, sakit kepalanya mulai hilang. Levi menutup matanya. Lalu ia meletakkan cangkirnya dan menatap gadis itu, Petra, yang sedang duduk di hadapannya sedang meminum
tehnya dengan perlahan sambil menutup matanya.Levi memperhatikan wajahnya yang tenang. Bulu matanya yang terangkat dengan perlahan ketika ia membuka matanya, bibirnya yang kecil dan lembut, pipinya yang kemerahan serta rambut sebahunya yang berwarna kuning kecoklatan.

KAMU SEDANG MEMBACA
101 Rivetra's Love Stories (Indonesian)
FanfictionCerita lepas Levi Ackerman dan Petra Ral. Hanya Fiksi Penggemar-yang akan menjadi kenyataan :v- Semoga suka^^