6. No title

322 31 3
                                    


Apakah... dunia ini memang adil?...

Aku melangkah menyusuri koridor ruang pelatihan. Sesekali, terdengar suara bising anggota pasukan pengintai yang baru.

Dunia ini adil...

Aku membuka pintu ruang rapat. Tampak dua orang sedang mengobrol di depan meja. Sesekali, salah satu mereka tertawa dan menekan kepala yang lainnya. Aku menggigit bibirku.

"Oh ayolah, Levi. Bukankah aku benar?" Ucap orang yang tadi menyentuh kepala orang yang ia panggil Levi. Orang itu menjawab.

"Tutup mulutmu, kacamata sialan..." ucapnya sambil menepis tangan yang menyentuh kepalanya. Aku mengepalkan tanganku. Kemudian aku melangkah mendekati meja kompor.

Ternyata Dunia memang tidak adil.

Saat itu mereka menyadari keberadaanku. Kemudian, salah satu di antara mereka menegurku.

"Oh, Petra. Kemarilah. Aku ingin memperlihatkan sesuatu kepadamu" ucapnya. Ia melambaikan tangannya kepadaku.

Aku tersenyum, kemudian aku meletakkan cangkir teh yang tidak jadi kuisi.

"Ada apa, Hanji-san?" Tanyaku sambil mendekati mereka berdua. Kuperhatikan Levi-Heichou sedang meminum teh dari cangkirnya.

"Lihatlah. Bagaimana teoriku tentang titan-titan di luar sana?" Ucapnya sambil menyodorkan beberapa lembar kertas dari atas meja kepadaku. Aku mengambilnya.

Aku menatap lembaran-lembaran yang diberikannya padaku. Disana tertulis hal-hal yang berkaitan dengan titan. Sebagian besar aku paham tapi yang lainnya tidak.

"Bagaimana?" Tanyanya dengan mata berbinar. Aku tersenyum.

"Ini sangat hebat, Hanji-san" ucapku tulus padanya. Meskipun tidak terlalu mengerti, aku tahu ia memang hebat.

"Benarkah? Terima kasih, Petra" ucapnya sambil memelukku. Aku tertawa. Hanji memang selalu terbuka seperti ini. Tanpa kusadari Levi menatapku. Ketika aku sadar, aku memalingkan wajahku.

"Apa yang kukatakan. Aku benar" ucap Hanji sambil menatap Levi. Levi menatap Hanji.

"Diamlah, Kacamata. Aku tidak peduli" ucapnya dingin sambil menyandarkan tubuhnya. Ia menutup matanya.

"Oh ayolah~~. Kau tahu aku benar. " goda Hanji pada Levi. Aku tersenyum pahit.

"Um.. aku.. permisi dulu..." ucapku sambil melangkah menjauhi mereka. Aku berbalik.

"Loh? Petra? Ada apa? Mengobrollah dengan kami disini dahulu" ucap Hanji sambil berdiri. Aku menatapnya dan menggeleng.

"Maafkan aku, Hanji-san. Aku lupa aku harus mengerjakan sesuatu" ucapku sambil kembali berjalan. Aku tak menghiraukan panggilan Hanji. Lalu aku menutup pintu di belakangku.

Dunia memang tidak adil...

Aku berlari menuju ke kamarku. Tak mempedulikan orang-orang yang heran ketika melewatiku. Aku tak peduli. Aku membanting pintu kamarku.

Aku membenci diriku sendiri.

Dunia ini memang tidak adil. Mengapa orang yang kusukai, harus menyukai orang lain?

"Levi-heichou..." ucapku sambil menutup wajahku. Aku membiarkan diriku terduduk di depan pintu. Dan aku membiarkan air mataku membasahi wajahku.

101 Rivetra's Love Stories (Indonesian)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang