"Bagaimana?" Tanya Levi sambil meletakkan dokumen yang ia pegang. Ia menatap Gunther."Seperti biasa, Levi-Heichou. Masih belum ada perkembangan..." ucap Gunther sambil menatap Eren. Eren yang merasa diperhatikan oleh semua orang langsung duduk dengan tegak.
"Hei bocah,.." Levi menatap Eren tajam "...jika kau masih belum menemukan cara bagaimana kau berubah menjadi titan, aku akan menghajarmu" ucap Levi sambil berdiri. Ia mengangkat dagunya. Eren langsung terkesiap.
"A.. aku mengerti, Levi-san!! Aku akan menemukan bagaimanapun caranya!!" Ucap Eren sambil meletakkan tangannya di depan dada.
Kemudian Levi berdiri dan berjalan menuju pintu. Semua anggota squad berdiri. Lalu mulai mengikutinya.
"Sebelum itu,.." Levi berhenti "..cepat bersihkan meja-meja itu..." ucap Levi sambil menutup pintu. Beberapa detik kemudian, Eld, Gunther, Oruo dan Petra tersenyum.
"Hei, Eren. Apa kau baik-baik saja?" Tanya Petra sambil menatap Eren. Eren duduk dengan tegak.
"Aku baik-baik saja, Petra-san. Terima kasih telah mengkhawatirkan aku!" Ucapnya. Petra tersenyum.
"Baiklah, kalau begitu, aku akan pergi ke dapur" Petra berdiri. Kemudian berjalan mendekati pintu.
"Kau, bocah" ucap Oruo sambil menatap Eren "jika kau masih juga tidak dapat menemukannya, aku dan kapten Levi-lah yang akan menghajarmu" ucapnya sambil melipat tangannya di depan dada.
"Aku mengerti, Oruo-san!!"
"Dan juga--"
"Bisakah kau menutup mulutmu, Oruo? Mengapa kau tidak mati saja ketika kau menggigit lidahmu?" Ucap Petra dingin. Ia langsung menutup pintu di belakangnya.
"Eh?" Eren menatap kepergian Petra dengan heran. Ia menatap wajah Eld.
"Sudahlah, Eren. Kau seperti tidak tahu wanita saja..." ucap Eld santai sambil mengangkat buku yang ia pegang. Eren hanya tersenyum tipis.
***
"I'm crying missing my lover~~"
Petra bernyanyi sambil menuangkan air panas ke dalam teko yang ia pegang. Kemudian ia mengaduk teh di cangkirnya.
"Terlalu manis" ucapnya setelah mencicipi teh yang ia buat. Ia mengambil teko dan mulai menumpahkan sedikit air panas namun tiba-tiba sebuah suara mengejutkannya.
"Apa yang sedang kau lakukan?"
"Eh? Aku-- ah," Petra mengerang ketika kakinya tersiram air panas. Ia langsung meletakkan tekonya.
"Aduh,.." ringis Petra sambil melipat celananya dengan hati-hati. Ia tidak ingin menambah rasa sakit di kakinya.
"Ada apa?" Tanya seorang pria sambil mendekati dan berdiri di sampingnya. Petra mengangkat wajahnya. Levi.
"Tidak, hanya saja, kakiku tersiram air panas..." ucapnya sambil memperlihatkan lukanya. Ia berusaha berdiri, namun lukanya kembali muncul.
"Aduh,.." ringisnya sambil menyentuh lututnya. Sepertinya ia akan kesulitan untuk berjalan.
"Kemarilah" ucap Levi.
Tiba-tiba, Levi menarik tubuhnya. Ia melingkarkan lengan Petra di bahunya. Petra menatap Levi.
Mereka terlalu dekat. Petra mengalihkan pandangannya ke arah lain, kemudian Levi memapahnya ke arah kursi.
"Duduk dan tunggulah di sini" ucap Levi sambil berjalan meninggalkan Petra. Petra mengangguk.
Beberapa menit kemudian, Levi kembali. Ia membawa seember air dan sehelai handuk di tangannya.
"Apa itu, Heichou?" Tanya Petra penasaran ketika Levi duduk di hadapannya.
"Diam" ucap Levi sambil menyelupkan handuk ke dalam ember. Petra terdiam.
Apa yang akan ia lakukan padaku? Pikir Petra cemas.
Tiba-tiba, Levi menyentuh kakinya dan meletakkan handuk yang ia pegang ke arah luka Petra. Petra tersentak.
"He.. Heichou?.." tanyanya bingung dan gugup. A.. apa yang sedang di lakukan Levi? Mengobatinya?
"Heichou.. aku.. aku baik-baik saja.. tolong hentikan..." Petra tampak panik. Bagaimana mungkin ia membiarkan Levi duduk di bawahnya dan mengobatinya? Ia benar-benar tidak sopan.
"Heichou--"
"Diamlah" ucap Levi sambil menatapnya tajam. Petra menutup mulutnya dan Levi melanjutkan kegiatannya, mengobati luka Petra.
Aku memang ceroboh dan bodoh.
Setelah beberapa menit, Levi berdiri. Ia menatap Petra.
"Duduk dan diamlah disini. Dan jangan pergi kemanapun" ancam Levi sambil melipat tangannya di depan dada. Petra mengangguk.
"Bagus. Dan juga,..." Levi melangkah menuju meja kompor "...aku akan membawanya ke ruanganku" ucap Levi sambil mengangkat cangkir teh milik Petra yang sudah dingin.
Kemudian Levi melangkah menuju pintu dan menutup pintu itu di belakangnya.
Setelah beberapa menit kemudian Petra tersadar. Ia menutup wajahnya dengan kedua tangannya.
"Apa yang harus kulakukan?" Ucapnya sambil menatap ember dan handuk yang terendam di bawahnya. Kemudian ia menyentuh kakinya yang di pegang oleh Levi.
"Heichou bodoh..."
END
___

KAMU SEDANG MEMBACA
101 Rivetra's Love Stories (Indonesian)
FanfictionCerita lepas Levi Ackerman dan Petra Ral. Hanya Fiksi Penggemar-yang akan menjadi kenyataan :v- Semoga suka^^