8. No Title (2)

271 36 11
                                    

"Petra-san..." panggil seseorang. Ia memainkan pensil di tangannya.

"Ada apa, Eren?" Tanya seseorang lagi sambil mengangkat wajahnya. Ia meletakkan tangannya di atas meja

"...aku... aku menyukai anda!!.." ucapnya sambil menundukkan wajahnya. Ia mengucapkannya dengan keras hingga semua orang yang berada di sekitarnya menoleh.

"...eh?"

Brak

Duak

Semuanya terjadi begitu cepat. Tiba-tiba seseorang masuk dan menendang wajah Eren. Hal itu terjadi hanya dalam 5 detik setelah ia mengucapkan kalimat itu. Setelah itu semua orang terdiam, tidak mampu mengatakan apapun selama beberapa detik. Akhirnya Mikasa memecahkan keheningan.

"EREN!!" Mikasa bangkit menghampiri Eren dan mengguncang tubuhnya. Ia tetap tidak sadar.
"Kau--" Mikasa berdiri dan menatap pria yang tadi menghajar Eren. Pria itu mengangkat dagunya.

"Apa? Beraninya bocah itu mengatakan hal seperti itu. Aku akan membunuhnya" pria itu berjalan mendekati tubuh Eren yang pingsan. Namun Mikasa menghadangnya.

"Kau,... akulah yang akan membunuhmu..." ucap gadis itu sambil menggulung lengan seragamnya. Ia menatap pria itu tajam.

"Lakukanlah jika kau bisa, bocah.." pria itu juga menggulung lengan seragamnya. Ia menatap Mikasa dingin.

"He.. Heichou...!" Gadis yang daritadi diam tak bergerak itu langsung menarik lengan pria tu keluar ruangan.

"Kau, mau pergi kemana kau?!!" Mikasa mendekati kedua orang itu, namun Armin menahan tubuhnya.

"Hentikan, Mikasa" ucap Armin lemah sambil memegangi lengannya.

"Tidak, aku akan membunuhnya" ucap Mikasa kesal sambil berusaha melepaskan diri dari Armin.

"Ugh, ada apa denganku?" Ucap Eren samar berusaha bangkit.

"Eren!!" Teriak Mikasa dan Armin bersamaan "kau baik-baik saja?? Aku tidak akan memaafkan si cebol itu" ucap Mikasa sambil mendelik. Eren memegang kepalanya.

"Duh, sudahlah, Mikasa. Aku tidak apa-apa"

***

"Mou... apa yang anda lakukan, Heichou?? Anda benar-benar membuat keributan" ucap gadis itu sambil menyeret tubuh pria itu. Ia menggembungkan pipinya.

"Petra..." panggil pria itu.

"Apa?" Tanyanya tanpa berhenti. Mereka berdua terus berjalan tanpa arah.

"Levi"

"Hah?" Ia berhenti dan menatap pria itu.

"Panggil aku 'Levi'" ucapnya polos sambil balik menatap gadis itu. Gadis itu memutar bola matanya.

"Tidak" ia menyilangkan tangannya di depan dada dan membuang wajahnya ke samping.

"...kenapa?" Tanya pria itu polos sambil mendekati Petra. Gadis itu tak bergerak. Ia terus mendekati Petra.

"Mengapa kau tidak mau menyebut namaku?" Tanyanya sambil menekan tubuh Petra ke arah dinding. Gadis itu menghela nafasnya.

"Aku tidak mau. Dan mengapa kau menghajar Eren seperti itu? Bagaimana kalau ia tidak bisa berubah menjadi titan untuk ekspedisi selanjutnya??" Tanya Petra sambil mendekatkan wajahnya ke arah Levi.

"kau marah padaku?" Tanya Levi sambil menyentuh kening Petra dengan keningnya. Mereka saling  menatap.

"Benar, aku marah padamu. Mengapa kau melakukan hal seperti itu?" Petra mengacak pinggangnya.

Tiba-tiba saja, Levi menyentuh binir Petra dangan bibirnya. Gadis itu tidak dapat menghindar. Ia mendorong tubuh pria itu, namun dengan sigap pria itu menggenggam kedua tangannya. Ia tidak dapat bergerak. Setelah beberapa detik, Levi menarik wajahnya.

"Jangan berpikir aku sudah memaafkanmu..." ucap Petra sambil menutup mulutnya dengan punggung tangannya. Gadis itu menatap Levi tidak sedingin sebelumnya.

"Kalau begitu, kau menyukai bocah itu?" Tanya Levi sambil menekan tubuh gadis itu lagi ke arah dinding. Gadis itu melangkah mundur.

"...apa maksudmu?.." tanya Petra dengan wajah memerah. Akhirnya ia mengerti.

"Kau menyukai bocah itu bukan?"

"Ti... tidak" Petra membela dirinya. Levi mendengus kesal.

"Sudahlah. Ini benar-benar bodoh..." Levi menarik tubuhnya dan berjalan menjauh. Petra memanggil-manggil pria itu.

"Tidak, aku... tunggu, Heic-- tunggu sebentar, LEVI" teriak Petra. Pria itu berhenti namun tidak menoleh. Gadis itu berteriak lagi.

"A... aku tidak menyukainya, Levi!! Aku... aku hanya... aku hanya menyukai... mu..." ucapnya sambil menahan malu. Tiba-tiba, tubuhnya terangkat.

"A... apa ini? Turunkan aku..." ucap gadis itu memberontak "apa yang kau inginkan??" Ia mendorong dada pria itu. Habislah ia.

"Kita akan pergi ke tempat yang indah" ucap Levi sambil berjalan. Petra menghela nafasnya.

Siapapun tolong aku...

END

101 Rivetra's Love Stories (Indonesian)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang