Sebuah jasad mendarat tepat di atas kaca mobilnya. Berlumuran darah. Mengenaskan. Ia keluar untuk memastikan apakah ada tanda kehidupan. Gelisah. Apakah ia yang menabraknya?
"Tidak!" Merunduk . Menutupi wajah dengan tangan. Sesekali mengacak rambutnya.
Suara sirine menggema. Dua buah mobil humvee dan ambulan berhenti tepat di hadapannya.
"Siapkan tandu! bawa jasadnya ke rumah sakit! " Perintah salah satu polisi pria. " Anda baik-baik saja? " tanyanya.
"A... Aku menabraknya. " Wajahnya pucat pasi.
"Grane! Bawa dia ke tepi! "
"Dia tewas karenaku. " Cemasnya
"Tidak, ini murni kecelakaan tunggal,minumlah. " Seorang polisi wanita memberinya secangkir teh hangat.
"Tapi dia mendarat tepat di atas kaca mobilku. "
"Tidak, ini murni kecelakaan tunggal. " Tegasnya sekali lagi.
"Nona, kau hendak pergi ke mana? " Tanya polisi pria yang sama.
"Apartemenku. "
"Anggota kami akan mengantarmu, tidak baik berkendara dalam keadaan seperti ini. " Lanjutnya.
"Tidak perlu, aku bisa sendiri. "
"Percayalah pada kami, ini demi keselamatan Anda. " Ya, keselamatan. Masih banyak hal yang perlu ditangani jika ia tak selamat.
"Baiklah. "
Jam menunjukkan pukul 11.54 malam. Dua jam perjalanan menuju apartemen. Sunyi. Tak ada yang membuka suara.
"Kau baik-baik saja? " Tanya polisi perempuan dari balik kemudi.
"Ya."
"Maaf. Kurasa Nona tengah banyak pikiran akhir-akhir ini, apa itu benar?" Hanya tatapan nanar yang membenarkan pertanyaan tersebut.
"Sayang sekali padahal wajah rupawan nona bisa nampak 10 tahun lebih muda saat tersenyum. ""Ck. Apa yang tak membuatmu stress selain urusan kantor? Ketika harus berhadapan dengan monitor berjam-jam, berbaring bersama ribuan lembar dokumen, mempersiapkan materi dengan sempurna, namun presentasimu kacau, ditambah kejadian tadi. "
"Aku mengerti. Apakah apartemenmu masih jauh dari sini? "
"Jalan lurus. Dua kilometer ke depan. Bagaimana kau akan pulang? "
"Rekanku akan menjemput dan kembali berpatroli, beberapa hari ini memang rawan kejahatan dan kecelakaan. "
"Tugas yang berat. Semoga sukses. "
"Terimakasih. Dua kilometer telah berakhir. "
Mereka turun dari mobil."Mau mampir? "
"Itu tidak ada dalam tugasku. Mungkin lain waktu tanpa seragam. "
"Kau benar. Aku permisi, lagi pula kau pasti berhati-berhati tanpa aku suruh. Have a good night. "
Di lain tempat, dia masih pada posisi semula. Terbaring. Menghadap ke sebelah kanan. Menggeliat. Merasakan sakit di bagian kepala. Mengambil minum.
"Juan, kau sudah bangun. " Ia tetap tersenyum meski tak dapat mendengar apa yang ibunya katakan.
"Surat dari siapa? " Tanyanya.
'Surat dari rekan kantorku, tadi dia berkunjung ke sini. ' Tulis ibunya pada ponsel.
From: Jean
Aku bertanggungjawab atas keadaanmu. Itu pasti ada kaitannya dengan malam lalu di parkiran. Ada beberapa hal penting yang ingin aku tanyakan, sebaiknya menunggu keadaanmu pulih.
"Ponselku rusak, boleh aku pinjam ponselmu? Please, mom. Ini penting! "
From: Mrs. Will
Jean, aku telah membaca suratmu, temui aku besok siang di Coffee And Bar Caffe . Sungguh aku baik-baik saja.
- Juan-
Pintu apartemennya tidak terkunci. Gelap. Prasangka buruk menghantuinya.
Satu. Dua. Tiga....
"Happy birthday Jean..." Lampu dinyalakan. Tampak beberapa orang berdiri dengan memegang kado dan kue.
"Apa ini? "
"Ini hadiah untukmu, bukalah! " Gadis pirang memberinya sebuah kotak berwarna merah.
"Anna!!! " Jeritnya begitu mengetahui isi di dalam kotak tersebut.
"Dan ini kejutannya. " Pria bertubuh tegap menyiramnya dengan secangkir anggur.
Gelak tawa pecah seketika melihat ekspresi gadis yang tengah berulang tahun itu. Tak dapat digambarkan.
"Jean, ayolah, kami hanya ingin membuat sedikit kejutan. "
"Ini yang kalian bilang sebagai kejutan? Dengan menyiram anggur ke wajahku? Tidak lucu! " Ia bergegas ke kamar mandi. Membersihkan wajahnya.
"Jean, maafkan kami. Lagi pula kejadian itu sudah lama berlalu, kau tidak perlu mengingatnya. "
"Ini bukan soal kejadian yang telah lalu. Sebaiknya kalian pergi, malam telah larut. Hati-hati di jalan! "
"Jean..."
"Terimakasih banyak atas kejutannya. Aku akan segera menemui kalian. "
Dengan berat hati ia menutup pintu. Membiarkan sahabatnya pulang tengah malam. Membiarkan dirinya tenggelam dalam masalah.
"Ponselku." Tertera sebuah pesan masuk.
From: Mrs. Will
Jean, aku telah membaca suratmu, temui aku besok siang di Coffee And Bar Caffe . Sungguh aku baik-baik saja.
- Juan-
Mematikan ponsel. Beranjak menuju ranjang. Membenamkan wajahnya pada selimut. Terisak.
Bukan masalah yang menghampirimu. Kaulah yang menarik dirimu ke dalam masalah
Read, vote, and comment guys 👍
Krisar sangat dibutuhkan 😊
KAMU SEDANG MEMBACA
TEN
General FictionFakta bahwa cinta tak memandang usia diamini oleh seorang remaja pria bernama Cristopher Juanpa William atau akrab dipanggil Juan. Ia sempat memiliki kelainan yang mungkin dianggap wajar bagi segelintir orang, yaitu penyuka sesama jenis. Hingga seor...