Part 12. The Truth

32 5 0
                                    

"Kami... Bagimana menjelaskannya? Berjanjilah kau tidak akan terkejut. " Ia meneguk salivanya kasar.

"Tentu. "

"Kami... " Ucapnya tergantung.

Sewajarnya libido pria normal akan meningkat ketika berada di dekat wanita cantik berpenampilan menarik. Hal itu tidak berlaku untuk Juan, sejak kepercayaan akan lawan jenis hilang, saat rasa cinta yang ia tanam menuai hasil yang tak sesuai harapan, saat berlian yang ia jaga diambil pencuri, saat di mana keterpurukan merundung dirinya.

Dua bulan ia habiskan untuk menyendiri. Bayangan Sang kekasih yang tengah bercumbu dengan orang lain terasa begitu sesak. Relung hatinya rapuh bak dihujam ribuan belati. Menutup diri dari dunia luar. Mencoba melampiaskan kekesalan. Pelampiasan yang tak pernah terpikirkan olehnya.

Minggu sore taman dekat komplek dipenuhi remaja yang tengah bermain skateboard. Mereka beratraksi dengan mahirnya. Berputar 360° dengan mulus. Bergerak tanpa batas.

Keringat membanjiri tubuh atletis pria berambut pirang. Bertelanjang dada, menampakkan tato berbentuk jangkar pada perut datarnya.

" James! " Sorak sorai remaja putri memekakan telinga. Mereka menebar jurus jitu untuk menarik perhatian pria itu. Rupawan. Dingin. Berbakat. Daya tarik yang membuat siapapun rela menyerahkan jiwa dan raga untuknya.

"Mau aku ajari? " Tanyanya kepada pria yang termenung. Dibalasnya dengan anggukan. Mereka berlatih untuk waktu yang lama tanpa perkenalan. Teknik dasar telah dikuasai. Sedikit lecet pada kulit tidaklah sesakit perasaannya.

"Cukup bagus untuk pemula, aku James dan kau? " Remasan pada jemarinya sarat akan makna.

"Juan. "

"Masalah dengan wanita? Mereka sulit dimengerti, tidak dapat ditebak, terlalu banyak drama, sebagian dari mereka menyia-nyiakan sebuah hubungan. Itu mengapa aku tidak lagi terikat dengan mahluk yang bernama wanita. " Pernyataan yang mengejutkan. Salah satu alasan dari sikap tertutupnya. " Jika pun nantinya takdir berkata lain, mereka tak lebih dari pelampiasan. "

"Tidak semua sepertimu, terkadang harus ada pihak yang mengalah untuk kebahagiaan orang yang mereka cintai. "

Pertemuan itu belum berakhir. Kisah baru telah dimulai. Entah bisikan dari iblis yang mana, James berhasil mengubah pandangan Juan terhadap wanita. Pola pikirnya tidak lagi rasional. Hanya mengandalkan nafsu.
Tertutup pada perempuan. Bersifat over protektif terhadap pria. Buta karena kecewa.

" Jadi kita akan berangkat malam ini? " Lengan kekar bergelayut manja pada pundak berbalut seragam olahraga. Mereka terbuai oleh cinta yang salah. Hubungan yang kelam berlandaskan pelampiasan hasrat. Mengumbar kemesraan di depan halayak umum. Peringatan orangtua tak lagi digubrisnya.

"Lihat saja nanti. " Jawabnya.

Musik EDM menggema dari sudut ruangan. Memeriahkan malam tahun baru. Berdansa mengikuti alunan musik. Berekspresi tanpa batas. Bersulam. Menunggu detik berganti tahun.

"One... Two... Three... Happy new year!!! "

Sepasang insan berbaur di tengah kerumunan. Menjadi yang paling beda. Bukan karena penampilan, melainkan pasangan yang dibawa. Mereka dengan bangga mengklaim sebagai bagian dari kaum penyuka sesama jenis.

"Dari mana saja? " Seribu pertanyaan menyergapnya saat tiba di rumah pukul 07.00 pagi.

"New year party. " Jawabnya jujur.

"Dengan priamu itu? Jujur mommy malu mengakui hubungan kalian! "

"Aku bukan anak kecil yang selalu dibatasi tingkah laku dan pilihannya. Wanita itu egois dan mungkin itu alasan daddy berpisah denganmu. Karena keegoisanmu!!! "

"Kau tahu siapa dia? Bagaimana masa lalunya? Bagaimana keluarganya? Kau tau dengan siapa Grace bercumbu waktu itu? " Tatapan malas ia berikan. " Dengan pria yang kau bilang sebagai kekasih, dia bagian dari kelompok yang mencoba menghapuskan wanita dari dunia ini! " Lanjutnya.

"Tidak masuk akal. "

Uang jajannya tergerus untuk mencari kebahagiaan. Dirinya kacau. Hubungan yang salah semakin memperburuk keadaannya. Setumpuk surat peringatan dari sekolah telah menanti untuk dibaca. Bahkan pihak keamanan sempat mengirimkan rekaman CCTV yang memperlihatkan segerombol pemuda menjarah salah satu bank dan kasusnya didaftarkan ke pengadilan. Namun, Dewi Fortuna masih berbaik hati dengan kedua belah pihak memilih untuk berdamai dan Mrs. Will mengganti sejumlah uang .

"Malam ini, toko perhiasan di seberang jalan akan lengah dari pengawasan, kita akan beraksi. Kita harus bertindak serasi Juan!" James Sang pemimpin memberikan intruksi.

"Aku dan Juan masuk dari sebelah Barat dan kalian berjaga di depan. " Dua pria berjaga di depan toko memastikan aksi mereka berjalan lancar. CCTV berhasil mereka rusak untuk menghilangkan bukti. Mereka mulai mengeruk perhiasan bernilai jutaan dollar. Sebuah brangkas berhasil dibongkar dengan linggis.

' Wajah anda telah terdeteksi. Data tersimpan. ' Bunyi dari kamera kecil yang terselip di pojok kanan brangkas.

Tak lama, sirine mobil polisi terdengar mendekat. Sejumlah tembakan terdengar menakutkan. Mereka kalangkabut mencari jalan keluar. Cahaya lampu menyorot dari setiap sudut ruangan yang terbuat dari kaca. Terkepung. Derap sepatu begitu gagah mendekat.

"Angkat tangan! Kalian terkepung!!! "

Bughh...

Secara sadis James memukul pelipisnya dengan linggis dan menjatuhkan diri tepat dihadapan Juan.

" James! " Spontan Juan merengkuhnya. Darah segar memenuhi telapak tangannya.

"Anda tertangkap. Ikut kami ke kantor polisi! "

Tertunduk. Diintrogasi. Penyesalan tiada tara. Merutuki tindakannya. Menginginkan masa lalunya kembali.
Untuk kali ini Dewi Fortuna kembali berpihak padanya. Hukuman penjara diganti dengan ganti rugi atas barang-barang yang rusak. Lagi-lagi Mrs. Will merogoh tabungan demi putranya. Mulai saat itu Juan kembali pada kehidupan nyatanya dan melupakan yang telah terjadi.

"Apa?!  Jadi kalian... Astaga pasti Mrs. Will sangat hancur waktu itu. " Jean menggigit bibir bawahnya membayangkan dirinya berada pada posisi sulit itu.

"Sangat hancur, aku memang bodoh, dan ya hingga detik ini aku tidak ingin berhubungan dengan perempuan atau pria manapun. "

"Jangan pernah menutup hatimu untuk perempuan! " Ia mentapnya dalam. " Sama saja seperti kau mengecewakan ibumu untuk kesekian kalinya. " Lanjutnya.

"Kau benar. Aku tidak seharusnya bertindak demikian. "

"Kau tahu? Di balik indahnya kupu-kupu ada masa sulit di belakangnya yang kita sebut metamorfosis, begitu juga manusia, tidak akan menemui titik cerah sebelum melalui ujian kehidupan. " Mulutnya menganga mendengar ucapan bijak dari wanita di hadapannya. " Oh maaf aku tidak menawarimu minum, teh atau kopi? " Lanjutnya.

"Tidak perlu, aku harus pulang, dan terimakasih atas responmu. " Ia beranjak pergi. "Oh ya, aku pernah melihat gaun seperti itu, cobalah kunjungi butik di perempatan. "

"Baiklah, akan ku coba. "

"Atau biar aku saja yang membelikannya? "

"Tidak! Kau belum punya penghasilan. " Tolak Jean.

"Kalau begitu biarkan aku menepati janjiku. " Juan tersenyum nakal.

"Janji apa?"

"Janji 10 tahun lalu di taman. "

"No! Tidak perlu, itu hanya lelucon. "

"Kau yakin?" Senyumnya menggoda.

"Sangat yakin." Pipinya merona. "Mrs. Will pasti menunggumu, sampaikan salamku untuknya." Sial. Pria muda itu sukses membuat jantungnya melonjak.




Budayakan membaca
Jangan lupa vote dan comment
Ditunggu krisarnya. 👍😊😊😊







TENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang